Random post

Sunday, August 26, 2018

√ Majas Tautologi

Majas Tautologi – Tahukah anda wacana majas tautologi itu? Pelajaran mengenai majas ini yakni salah satu yang sering kita temui dalam pelajaran Bahasa Indonesia, baik tingkat SD, SMP, Sekolah Menengan Atas maupun kuliah.


Didalam sebuah karya sastra, majas ini sering digunakan untuk memperkaya gaya bahasa biar menjadi lebih indah, tiap majas mempunyai ciri khas yang membedakan antara yang  satu dengan yang lainnya.


Tahukah anda wacana majas tautologi itu √ Majas Tautologi


Perbedaan tiap masing-masing majas inilah yang digunakan untuk mengenali atau mengidentifikasinya tersebut, menyerupai bagaimana cara penyampaian maknanya dikala diterapkan disebuah kalimat dan juga dalam hal pemilihan kata.


Pengertian


Secara etimologis, kata tautologi sendiri berasal dari Bahasa Latin “tautologia”yang berarti pengulangan makna.


Menurut KBBI sanggup diartikan sebagai suatu pengulangan pernyataan, gagasan, atau kata yang berlebih dan gotong royong tidak diharapkan sebab mempunyai makna yang sama.


Dengan kata lain, majas tautologi yakni sebagai gaya bahasa yang memakai pengulangan atau memakai kata dimana mempunyai makna serupa atau sama biar memperlihatkan kesan penegasan yang lebih.


Penyebab Kalimat Menjadi Tidak Efektif?


Majas ini menimbulkan kalimat menjadi kurang efektif sebab terdapat pengulangan kata pada kalimat tersebut padahal maknanya serupa atau sama, klarifikasi mengenai kalimat efektif dan kalimat tidak efektif sanggup dibaca pada artikel sebelumnya.


Tetapi dalam konteks tertentu pengulangan ini menimbulkan kalimat yang disampaikan terkesan lebih tegas. Seperti dikala penyampaian wacana pidato, ceramah, karya sastra ataupun pengucapan sumpah atau janji.


Adanya penggunaan kata berulang  ini menimbulkan majas ini hampir sama dengan majas pleonasme. Perbedaannya sanggup dilihat dari pola majas pleonasme pada artikelnya. Pada majas pleonasme pengulangan tidak diharapkan sebab kata sebelumnya mengandung makna implisit. Sedangkan majas tautologi cenderung memakai sinonim sebagai pengulangan dengan tujuan menegaskan kalimat yang dibentuk.


Contoh Penjelasan


Bagian 1 :


Oleh kesudahannya ingatlah kepada Tuhan. Maka kita sanggup menjauhkan sifat buruk, menghindari pikiran negatif, atau menjauhkan hal kotor dari dalam diri kita.

Penjelasan :


Pada kalimat kedua diatas, setiap klausa yang terbentuk mempunyai makna yang serupa. Makna yang tersirat ialah dengan mengingat Tuhan sanggup menghindarkan sesuatu hal dari sifat buruk. Agar maknanya lebih berpengaruh dibuat pengulangan dengan klausa yang mempunyai makna yang serupa.


Aku berjanji akan selalu disampingmu dalam suka dan duka, dalam tawa dan tangis, dalam senang dan sedih.

Penjelasan :


Pada kalimat itu, setiap klausa mempunyai makna yang serupa. Makna yang ingin disampaikan merupakan janjinya untuk selalu bersama baik dalam keadaan suka atau duka. Klausa berikutnya juga mempunyai makna yang sama beserta menegaskan kalimat yang dibuat.


Tega sekali kamu pada diriku. Padahal selama ini saya mecoba memahami, mencoba mengerti.

Penjelasan :


Pada kalimat diatas, kalimat kedua mempunyai klausa dengan makna yang sama. Bahkan kata memahami dan mengerti tergolong sebagai sinonim atau persamaan kata. Dengan ciri khas yang tersirat inilah sehingga dikatakan majas tautologi.


Seberapa usang lagi kamu minta saya untuk menunggu, menanti, setia berharap kamu kembali.

Penjelasan :


Dalam kalimat diatas, mempunyai klausa yang bermakna sama. Kata menunggu dan menanti merupakan sinonim. Sedangkan “setia berharap kamu kembali” mempunyai makna yang serupa dengan kata “menunggu” dan “menanti”. Karena itu pola ini merupakan pola majas tautologi.


Bagian 2 :


Apa kamu masih belum puas? Sudah berapa kali istrimu kamu sakiti, sudah berapa kali istrimu kamu bohongi, dan sudah berapa kali istrimu kamu khianati?

Penjelasan :


Pada pola diatas kalimat kedua mempunyai klausa yang maknanya serupa. Contoh ini merupakan kalimat retoris yang mempunyai makna sang suami telah berkali kali menyakiti hati istrinya. Kalimat ini diulang memakai klausa yang mempunyai makna sama sehingga termasuk jenis majas ini.


Dengan memakai krim ini kulit wajahmu akan terlihat lebih sehat, lebih cerah dan lebih merona.

Penjelasan :


Kalimat diatas menegaskan bahwa penggunaan krim akan membuat kulit tampak sehat. Ini ditegaskan dengan penambahan kata ulangan yang merujuk pada makna kulit sehat. Penggunaan kata “cerah” dan “merona” mempunyai makna yang serupa dengan penampakan kulit yang sehat.


Mari kita ciptakan negara yang damai. Negara yang tidak mengenal pertikaian. Negara yang mengasihi perbedaan.

Penjelasan :


Semua kalimat pada pola diatas menggambarkan makna yang sama, yaitu negara yang damai, kalimat ini banyak ditemukan dalam pidato atau orasi. Ini berupa permintaan untuk membuat negara damai. Agar lebih tegas, makna ini diulang dengan memakai pengulangan yang mempunyai makna serupa dengan kata “damai”. Pada konteks pola kalimat ini digunakanlah kata “tidak mengenal pertikaian” dan “mencintai perbedaan”.


Memang kuakui saya menyukai, saya memang mencintai.

Penjelasan :


Kalimat diatas menggambarkan makna yang sama. Tetapi bukan hanya sama saja namun pengulangan yang digunakan pada kalimat berupa bentuk sinonimnya, yaitu “menyukai” dan “mencintai”.


 


Demikianlah pembahasan artikel kali ini, semoga bermanfaat dan menjadi ilmu pengetahuan gres bagi para pembaca.


Baca juga artikel majas terkait lainnya :


Ironi


Sinekdoke


Paralelisme




Sumber https://rumusrumus.com