Random post

Sunday, September 16, 2018

√ Majas Alegori

Majas Alegori – Majas ini sebagai wadah kalimat sangat membantu untuk membedakan kalimat satu sama lain. Banyak kata, ribuan bahkan mungkin jutaan. Namun sering kali kita galau untuk menciptakan teladan majas alegori menjadi sebuah kalimat yang indah dan berkesan.


Majas ini sebagai wadah kalimat sangat membantu untuk membedakan kalimat satu sama lain √ Majas Alegori


Untuk kalian yang masih dalam dunia pendidikan, tentunya tak akan terhindar dari pelajaran perihal ini. Di sini aku siapkan penyelesaiannya yang sedikit banyak sanggup membantu mengenai majas alegori dan teladan majas alegori.

Pengertian


Majas Alegori merupakan salah satu kategori gaya bahasa yang termasuk jenis majas perbandingan. Alegori ini menjelaskan sesuatu secara tidak pribadi melalui kiasan atau penggambaran yang berhubungan/bertautan dalam sebuah kesatuan yang utuh. Majas ini biasanya sanggup ditemukan pada alur dongeng karya non fiksi mirip novel atau cerpen.


Ciri – Ciri



  • Biasanya kalimat merujuk kepada penggunaan retorika.

  • Bentuk umumnya selalu mengandung kiasan atau penggambaran.

  • Selalu ditata dalam suatu dongeng atau uraian tertentu yang akan lebih kompleks dari kalimat majas simile.


Contoh Penggunaan


Contoh 1 :




  •  Perjalanan hidup ini mirip sungai yang mengalir menelusuri tebing-tebing,namun sulit ditebak kedalamannya, namun rela mendapatkan segala sampah, dan pada jadinya berhenti ketika bertemu dengan laut.

  • Mereka akan segera mendayung perahu rumah tangga mereka. Para suami harus bisa menjadi sebagai nahkoda yang akil mempertahankan dan para istri harus bisa menjadi juru mudi. Perjalanan pun tidak akan gampang di tengah maritim niscaya akan berhadapan dengan ombak.

  • Menikah itu mirip mengarungi perahu ringkih di tengah lautan yang penuh akan riak ombak dan hal menegangkan lainnya. Jika kita tak berhati-hari, bisa salah arah dan tak tahu jalan pulang. Ataupun, kurang tangguh, kapal bisa saja hancur lebih diterjang ombak ganas di laut. Menguatkan kapal dan memperbaharui kualitas nahkoda supaya jalan terbaik sanggup bertahan.

  • Menjalani kehidupan berumah tangga, bagaikan mengarungi samudera memakai suatubahtera. Kadang kali, kita akan menyaksikan indahnya panorama lautan yang begitu mempesona, tapi tak jarang pula hantaman ombak dan angin kencang menerpa dan menciptakan guncangan dahsyat ke badan kita.

  • Rasulullah bersabda, perumpaan seorang mukmin ialah mirip lebah. Ia tidak makan kecuali yang baik, tidak menghasilkan kecuali yang baik, dan bila berada pada suatu kawasan tidak merusak.

  • Bumi ini laksana tumbuhan hijau yang bisa menyihir mata setiap orang yang melihatnya. Sungguh menakjubkan dan begitu indah. Tetapi, lambat laun akan menguning, kering, dan sampai jadinya tenggelam.

  • Hubungan insan itu mirip rangkaian huruf, seindah apapun abjad terukir, tidak akan ada maknanya tanpa adanya spasi, tidak sanggup dimengerti tanpa adanya jeda, kasih sayang tidak muncul tanpa adanya jarak. (disandur dari Filosofi Kopi, Dee Lestari)



Contoh 2 :




  • Sholat menyerupai sungai higienis yang mengalir. Orang yang mandi didalamnya akan higienis dari kotoran yang menempel.

  • Cinta itu mirip menggenggam pasir. Bila tidak digenggam akan hilang, namun kalau digenggam terlalu bersahabat akan terdesak keluar melalui celah jari.

  • Anak yang gres lahir mirip halnya kertas yang kosong. Ia begitu higienis dan tiada bernoda. Oleh karenanya, jagalah ia dengan hati-hati. Torehkan tinta emas ke setiap lembarannya. Warnailah ia dengan warna yang indah.

  • Kecantikan wajah bagaikan bunga yang segar. Rusak apabila tidak dijaga, semakin mekar apabila dirawat. Namun pada jadinya semua perawatan tidak akan sanggup menghindarkan bunga dari kelayuan.

  • Al qur’an ialah rambu yang sanggup memandu kita ke hadirat Ilahi Rabbi. Selama kita patuh terhadap semua rambu tersebut, maka kita akan selamat sampai tujuan akhir.

  • Orang yang beriman akan hidup mirip lebah. Dia hanya makan dan minum yang baik, pergi ke kawasan tempat yang tidak rusak dan menghasilkan hal yang baik (madu).

  • Waktu suatu laksana pedang yang tajam. Jika seseorang sanggup memainkannya dengan lihay dan teliti, maka ia akan berguna. Tetapi, kalau seseorang ceroboh memainkannya, ia sanggup mendatangkan musibah.



Contoh 3 :




  • Seseorang yang berinfak di jalan Alloh itu laksana menanam sebuah biji pada lahan subur. Biji tersebut bakal tumbuh menjadi pohon dengan 7 cabang kokoh. Dari setiap cabang, orang tersebut akan memanen lebih dari 100 biji pada waktunya.

  • Kehidupan mirip kompilasi genre film. Terkadang drama romantis, terkadang komedi, beberapa mempunyai kisah thriller dan horor. Terkadang banyak mengundang tawa dan meneteskan airmata. Hingga pada jadinya mencapai ending film-nya

  • Tubuh insan menyerupai mesin. Bekerja siang dan malam, terkadang dipaksa sampai limit kerjanya. Bila tidak diberi waktu istirahat, maka mesin akan cepat rusak. Oleh alasannya ialah itu biasakan istirahat teratur. Sehingga biaya dan waktu untuk memperbaiki mesin tidak diperlukan.

  • Hijab menyerupai bungkus plastik. Barang yang dibungkus plastik kebersihannya lebih terjaga. Tidak sembarang tangan menyentuhnya. Sehingga lebih mahal harganya.

  • Ilmu ialah cahaya. Menerangi kegelapan juga membantu insan dalam melaksanakan kewajibannya. Dengan cahaya insan sanggup mengetahui dunia. Tanpa mempunyai cahaya, insan sanggup tersandung kedalam lubang

  • Kebohongan menyerupai memakan coklat. Tidak akan cukup satu buah, niscaya akan diikuti oleh kebohongan kebohongan lainnya.

  • Kemarahan mirip api. Semakin disulut semakin besar. Oleh alasannya ialah itu jangan siram dengan minyak mendidih tetapi dengan air yang menyejukkan.



Contoh 4 :




  • Kekayaan menyerupai air laut. Jika dibendung disatu kawasan usang lama tumpah. Jika diminum semakin menghauskan. Tetapi kalau dibagikan dalam kotak kotak dan dijemur maka akan menghasilkan garam.

  • Otak insan bagaikan mata pisau. Semakin terus diasah, ia akan menjadi semakin tajam dan membuatnya disegani banyak orang. Tapi, ketika dibiarkan tergeletak begitu saja, lambat laun ia akan tumpul, mengarat, dan tak lagi menyilaukan sesorang bahkan tidak disegani atau dianggap.

  • Ibadah ibaratnya berdagang. Ada kawasan berjualan, modalnya kepercayaan dan iman, kemudian manfaatnya ialah pahala dan tanggapan di akhirat.

  • Perjalanan kehidupan anak adam bagai sungai dan air yang mengalir. Ia mengalir dari hulu, melewati lembah, menyusuri tebing-tebing, anak sungai, sampai pada jadinya berhenti dikala bertemu dengan lautnya.

  • Hidup didunia mirip susunan keyboard piano. Ada keyboard putih dan ada yang hitam. Orang yang tidak berusaha memahami hanya akan mengetahui nada dasar. Namun kalau dimainkan oleh orang yang mengetahuinya, maka akan terbentuk alunan musik yang merdu.

  • Kita hidup di dunia layaknya seorang musafir yang tengah singgah di suatu desa untuk mengisi bekal. Waktu ataupun kesempatan kita tidaklah ada yang tau, sedangkan perjalanan masih begitu jauh dan melelahkan. Bila kita tidak bisa memanfaatkan waktu dan kesempatan tersebut dengan sebaik-baiknya, maka kita akan menderita di perjalanan selanjutnya.

  • Hidup itu mirip roda kincir air. Titik yang ada dibawah akan mencicipi ketinggian, begitu juga sebaliknya. Seberapapun inginnya berada dalam satu titik, roda harus tetap berputar supaya listrik sanggup dihasilkan.



 


Demikianlah pembahasan artikel kali ini, semoga bermanfaat dan menjadi ilmu pengetahuan gres bagi para pembaca.


Baca juga artikel lainnya :





Sumber https://rumusrumus.com