Random post

Friday, August 24, 2018

√ Perjalanan Ke Kanazawa Jepang : Predikat Sebagai Kota Emas

Liburan demam isu hambar yang kemudian saya sempat melaksanakan perjalanan ke Kanazawa Prefecture (金沢), ini bersama-sama menjadi salah satu dari rangkaian perjalananku menuju ke Shirakawa go di Prefektur Gifu. Berikut ini yaitu kisah perjalananku di Kanazawa:


Selain buat jalan-jalan saya memang berniat untuk mengunjungi dan bersilaturahmi ke teman-teman di Jepang, sekedar menyapa supaya nggak cuma kenal online saja. Salah satunya saya jadi ketemu om Yudawa Suseno, guru saya di dunia blogging dan IM yang kini mengelola blog Livin’ Kanazawa.











Gerbang Iconic di Kanazawa Station



Menuju Ke Kanazawa 


Aku berangkat ke Kanazawa memakai salah satu tiket andalan para sudra level traveller yaitu seishun 18 kippu. Secara singkat tiket ini merupakan paket yang termurah untuk transportasi kereta di Jepang.


Karena murah jadi ada kelemahannya, kelemahannya ialah memakan waktu yang sangat usang untuk hingga ke Kanazawa. Tiket 18 kippu ini hanya memungkinkan kita untuk mengakses kereta jenis Rapid ataupun Local Train saja, sehingga perjalnan ke Kanazawa dari Okayama memakan waktu hingga 8 jam perjalanan. Ini tergolong sangat lambat bila dibandingkan dengan memakai Shinkansen dan  yang hanya butuh 3.5 jam, bahkan kurang dari setengahnya. Harganya untuk 18kippu (8 jam perjalanan) ialah ¥2500 sedangkan untuk shinkansen (3.5 jam) ialah ¥7340.


Yah begitulah kalau tiket murah, di Jepang kualitas akan selalu sesuai dengan harga yang kita bayarkan.



Stasiun Kanazawa



Sebenarnya saya hingga di stasiun Kanazawa pas malam dan hujan jadi agak susah untuk jalan-jalan ke tempat-tempat unik di sekitar stasiun. Akhirya saya putuskan untuk cari tempat makan di erat stasiun. 




Stasiun Kanazawa ini sangat besar, padahal Kota Kanazawa sendiri tidak terlalu besar, biasa aja ibarat Okayama, tetapi stasiunnya sangat besar dan terlihat sangat iconik. Mungkin alsan membangun stasiun besar ini untuk mengakibatkan daerah wisatanya hidup, terutama alasannya yaitu banyak yang ke Kanazawa untuk menuju ke Shirakawa-go.




Setelah berkeliling stasiun karenanya saya mengalah dan memutuskan untuk makan soba (mie rebus). Di kedai soba saya ketemu orang Indonesia sekeluarga, kami mengobrol sebentar dan saya tahu kalau mereka yaitu wisatawan. Kaprikornus gini yah, kalau pembaca sekalian ialah wisatawan dan kebetulan tiba ke Jepang, please jangan neko-neko banget. Senang boleh, sudah dapat mencapai Jepang, tapi sebaiknya tetap lihat sekitar dan berperilakulah ibarat orang Jepang. 




Jadi orang yang saya temui ini pesan masakan di kedai soba, pesannya banyak, syaratnya banyak (dg bahasa inggris), sesudah masakan tiba mereka minta banyak sekali macam bumbu semuanya dimasukkin. Ini bersama-sama kurang sopan kalau di Jepang, alasannya yaitu umumnya rasa soba itu sudah ditakar sesuai standard ‘enak’ oleh chef-nya. Menambahkan soba dengan bermacam-macam bumbu yang tidak disajikan itu sama dengan bilang ‘Nih kurang sedap, bumbunya kurang pas’, padahal aslinya itu alasannya yaitu pengecap kita yang emang nggak begitu ngerti rasa. 




Selain pesanannya yang menciptakan resah penjaga kedai, turis ini juga ribut sekali di meja makannya. Melihat kelakuannya ini saya memutuskan untuk tidak terlalu banyak ngobrol dengan mereka (gua aib busett X)




Setelah makan saya bersiap dan dijemput oleh Om Yudawa. 




Wisata di Kanazawa Kota Emas



Aku mencoba mengepress biaya jalan-jalanku ini, sehingga ngikut nginep di rumah Om Yudawa. Dan beruntungnya jadwal ia lagi kosong dan dapat ngajak jalan-jalan disekitar Kanazawa.  




Sejujurnya saya nggak tahu banyak wacana Kanazawa, sebelum tiba ke kota ini saya jug anggak sempat melihat-lihat informasinya di Internet. Ya katanya sih:


Just go for spontaneous trip, because well planned trip never happened!


Karena saya hanya dapat menikmati Kanazawa satu hari saja, jadi eksklusif ditawarin untuk mengunjungi tempat-tempat wisata terkenalnya saja. Inilah beberapa tempat terkenalnya kota emas Kanazawa:



Higashi Chaya


Tempat wisata ini mempunyai konsep kota zaman dahulu, persis ibarat Kota Kurashiki yang ku tuliskan sebelumnya di postingan Kurashiki : Kota sejarah di Okayama. Karena kami tiba pada dikala pagi hari, dan kebetulan waktu itu sedikit turun salju, maka tempat wisata ini sangat sepi bahkan terasa hening.


Beberapa hal yang berbeda dari Kurashiki diantaranya ialah Higashi Chaya ini hidup pada hiburan malam-nya. Kaprikornus sederetan tempat di Higashi Chaya ini yaitu semacam kafe mini tradisional Jepang yang telah bertahan puluhan tahun lamanya. Jika pada siang hari tempat ini didominasi oleh turis-turis baik domestik maupun mancanegara, ketika malam hari banyak sekali orang lokal yang juga berkunjung kesini.


Rata-rata mereka berkunjung sesudah jam kerja (malam hari), kemudian menghabiskan 2-3 jam untuk mabuk-mabukan melepas stress di kafe tradisional, ibarat sekali dengan budaya di distrik Gion di Kyoto. Ini merupakan budaya yang telah berkembang puluhan tahun lamanya sehingga menarik banyak wisatawan. Yang paling menarik ialah walaupun pada konsepnya ini yaitu bar, namun di luar tempat hiburan jalan-jalan akan tetap sunyi.


Hal lainnya yang berbeda dan unik di Higashi Chaya ialah souvenir yang dijual di tempat ini didominasi dengan souvenir kerajinan dari emas. Jepang selalu sangat serius dalam mengerjakan “icon khas” setiap kotanya. Kanazawa yang dikenal sebagai tempat tambang emas semenjak kurun kekaisaran dulu terus membuatkan kerajinan emas hingga dikala ini.

Baca Juga: Tour Gratis Pembuatan Katana di Jepang


Jika dulu mereka populer dengan kertas emas dan bermacam-macam kerajinan uniknya, kini bahkan mempunyai makanan-makanan yang dilapis/mengandung emas. Aku nggak beli sih masakan emas-nya, berasa bersalah aja gitu pas makannya (alasan untuk gembel yang gak punya duit).


Beberapa foto yang saya ambil di tempat ini:









Setelah sekitar 1 jam lebih berkeliling di Higashi Chaya, alasannya yaitu bertepatan hari Jum’at kami memutuskan untuk sholat Jumat di masjid Kanazawa.



Kenroku-en


Setelah selesai Jumat-an  di Masjid kami melanjutkan perjalanan ke Kenrokuen, taman pujian Prefektur Kanazawa. Kenroku-en ini termasuk dalam salah satu dari tiga taman terbesar di Jepang bersamaan dengan Kairaku-en di Ibaraki dan Koraku-en di Okayama (tempatku tingal). Kaprikornus dengan mendatangi Kenroku-en siapa tahu saya dapat melengkapi kunjungan ke tiga taman terbesar di Jepang, Nihonsanmeien (日本三名園).


Sesuai predikatnya taman ini sangat indah dan luas sekali. Jika dibandingkan dengan Koraku-en milik Okayama, tempat ini lebih rimbun dan dipadati dengan pepohonan. Kaprikornus masuk ke dalamnya ibarat masuk ke masa kanak-kanak-ku di Kalimantan dulu. Bedanya ialah banyak orang yang mendatangi tempat ini.


Salah satu yang paling ingin saya lihat (dan kebetulan nggak bisa) ialah koleksi sakura di Kenrokuen. Katanya ini yaitu salah satu taman dengan koleksi sakura terlengkap, tetapi alasannya yaitu saya tiba pada demam isu hambar (fuyu) jadinya nggak dapat lihat sakura.


Walaupun nggak dapat lihat sakura, tetapi tempat ini tetap punya keunikan dan daya tarik tersendiri. Terutama pada dikala demam isu dingin, dimana Kanazawa termasuk daerah yang sangat bersalju, dan salju ini cenderung padat, maka di pohon-pohon dan tanaman hias akan dipasang curah-curah (Yukitsuri). Inilah beberapa foto yang sempat saya ambil di Kenrokuen:









A post shared by Huda (@hudatnt) on Jan 20, 2017 at 6:20pm PST










A post shared by Huda (@hudatnt) on Jan 22, 2017 at 6:52pm PST










A post shared by Huda (@hudatnt) on Jan 19, 2017 at 6:01pm PST




Kanazawa Jo


Tempat wisata ini berada di sebelah Kenroku-en, ini tata kota yang umum di Jepang, taman niscaya berdekatan dengan kastil. Kaprikornus sesudah selesai dari Kenrokuen saya dapat eksklusif menuju ke Kanazawa-Jo atau Kastil Kanazawa.


Awalnya saya kira kastil Kanazawa ini kecil makanya tidak terlihat dari luar, ternyata sesudah masuk saya gres diceritakan kalau Kanazawa-Jo ini bersama-sama sudah roboh terbakar. Karena sesudah terbakar tidak ada blueprint kastilnya maka tidak dapat dibangun lagi.


Dari kejadian terbakarnya kastil itu, yang menarik ialah Kanazawa menjadi sangat waspada dengan kebakaran dan menempatkan pemadam kebakaran sebagai salah satu instansi yang sangat unggul di perfekturnya. Mereka bahkan mempunyai pekan raya khusus untuk atraksi pemadam kebakaran ini. Keren!

Baca Juga: Indahnya Musim gugur di Tsuyama Castle


Walaupun kastilnya sudah terbakar habis, tetapi ada beberapa gedung di sekitar Kanazawa Jo yang cukup menarik untuk difoto, ini beberapa diantaranya:









A post shared by Huda (@hudatnt) on Jan 25, 2017 at 9:53pm PST










A post shared by Huda (@hudatnt) on Jan 27, 2017 at 5:39pm PST







Sebenarnya ada beberapa tempat lagi yang dapat dikunjungi di Kanazawa, tetapi alasannya yaitu dikala itu waktunya terbatas jadi saya cuma ke tiga tempat saja. Selain itu museum seni yang ada erat Kanazawa Castle juga sedang tutup alasannya yaitu menjelang tahun baru. Perjalananku selanjutnya ialah menuju ke Shirakawa Go di Gifu Prefecture.


Thanks for Reading. 

Share if you like it!



Sumber https://mystupidtheory.com