Random post

Saturday, September 1, 2018

√ Pengalaman Iphone Hilang Di Jepang (Kisah Nyata)

Baiklah kali ini saya mau sharing ihwal pengalaman Iphone hilang di Jepang. Dalam goresan pena ini hilang maksudnya ialah ketinggalan, kelupaan dan jatuh ketika bersepedah, jadi bukan hilang dalam artian dicuri secara langsung.





Selama di Jepang, saya sudah sekali kehilangan dompet, sekali kehilangan kartu pelajar dan  dua kali kehilangan Iphone.






Pada masalah kehilangan dompet dan kartu pelajar, alasannya yaitu berisi gosip alamat dan instansi resmiku (Universitas Okayama), maka dompet dan kartu pelajar kembali dengan sendirinya.




Nah yang menarik ialah ketika kehilangan Iphone. Ketika kehilangan HP, tidak banyak gosip yang bisa didapat, jadi biasanya tidak akan bisa kembali dengan sendirinya. 




Pengalaman Pertama Kehilangan Iphone Di Jepang



Pengalaman pertama ini terjadi di Shinjuku, Tokyo. Saat itu saya sedang janjian dengan dua orang sahabat di PPIJ. 




Kami pergi ke warung okonomiyaki, sehabis memesan makanan, mengobrol, bahkan sempat menuntaskan pembuatan okonomiyaki (self service ibarat di filem-filem), gres kemudian saya sadar jikalau Handphoneku hilang. 




Dalam keadaan panik, saya pribadi meminjam smartphone temanku dan menelepon ke HPku. Beberapa kali menelpon tidak ada jawaban. Aku semakin panik. 




Kemudian alasannya yaitu saya masih ingat bahwa terakhir kali pegang HP di toilet erat terminal, jadi pribadi meluncur ke lokasi. 




Di toilet saya nggak menemukan apa-apa. Kembali ku coba menelpon nomorku (masih memakai HP temanku). Nihil, tak ada jawaban. 




Akhirnya saya coba hubungi petugas terdekat (polisi). Tetapi ketika itu petugas “Lost n Found” di erat eki sudah tidak ada. 




Aku memutuskan untuk mencari petugas, bagaimanapun caranya. Akhirnya ketemu petugas penjaga di erat mesin ATM.




Dengan bahasa jepang kasta sudra, saya mencoba berkomunikasi (bertanya). Akhirnya Si Pak Penjaga ATM menyampaikan “coba cek ke toilet”. Aku bilang “Udah, tapi nggak ada”. 




Dia bertanya, “dimana toiletnya?”. Aku bilang “itu Disitu”




Kemudian Si Pak Penjaga ATM mulai memakai bahasa Jepang yang tidak terlalu saya pahami, kemudian menunjuk ke arah toilet dan menyuruhku pergi ke arah sebelahnya toilet. 




Aku gundah dan alhasil diam. 




Merasa dikerjain sama Pak Penjaga ATM, saya kemudian memutuskan akan bertanya ke petugas penjaga pintu masuk kereta bawah tanah (Subway). 




Dengan skill bahasa Jepang yang juga mengenaskan, saya mencoba berkomunikasi dengan lawan bicara. Setelah bertanya berulang-ulang, alhasil saya ‘menebak’ dengan segenap insting yang ada bahwa Si Penjaga bilang “Itu yaitu toilet daerahnya sentra belanja Mas, Kaprikornus jikalau hilang di situ urusannya ke bab “Lost and Found” sentra belanja, bukan ke “Lost and Found” terminal. 




Ohh.. Kaprikornus mungkin Si Penjaga ATM sebelumnya juga menjelaskan ibarat itu. XD




Dengan tergesa-gesa alasannya yaitu masih panik, alhasil saya mencari bab Lost and Found dari sentra belanja. 




Setelah bertanya ke bab informasi, alhasil saya menemukannya. 




Alhamdulillah ketika itu Iphone-ku ditemukan kembali. Ada orang yang membawanya dari toilet ke bab “Lost and Found” agar bisa dikembalikan ke pemiliknya (aku). 




Sebelum menyerahkan Iphone-ku, petugas (polisi) menanyakan beberapa hal terkait ciri-ciri hanphone yang hilang. Misalkan “Kapan hilangnya? Dimana terakhir melihatnya? Iphone warna apa? Apakah terkunci? covernya warna apa? dan berapa no HP-nya?”




Setelah menjawab semua pertanyaan, saya diminta mengisi form. Semacam dokumen pengisian kehilangan barang. 




Akhirnya mereka menawarkan Iphone-ku yang masih utuh, lengkap dengan cover dan Kita-card (Semacam kartu atm buat naik kereta). Terakhir saya berterimakasih dan pergi dengan perasaan beruntung dan menang. 





Pengalaman Kedua Iphone Hilang di Jepang


Kemarin malam, sepulang dari jalan-jalan dengan pembimbing skripsiku, saya menyadari jikalau Handphoneku hilang.


Akhirnya saya menyusuri kembali jalan yang saya lalui sebelumnya. Setelah menyusuri jalan bolak balik dan tidak menemukan apa-apa saya memutuskan untuk pulang.


Sampai rumah saya pribadi coba mencari cara bagaimana melacak lokasi Iphone yang hilang. Awalnya saya sangat optimis jikalau ini bisa dengan gampang dilakukan.


Tetapi ternyata akun iCloud untuk Iphone-ku berbeda dari Mac, sehingga tidak bisa mengakses lokasi Iphoneku.


Saat itu saya mulai panik, pribadi hubungi Mas Heri via FB, dia ini senior di Okayama. Aku minta tolong untuk diteleponkan no handphone-ku.


Beberapa ketika kemudian Mas Heri bilang jikalau teleponnya masih nyambung, tetapi tidak diangkat. Dan dia menyarankan untuk lapor ke kantor polisi.


Karena ingat kejadian sebelumnya, bahwa ketika iphone kita ditemukan tidak akan diangkat teleponnya, maka saya optimis jikalau HPku bakalan balik.


Akhirnya pribadi meluncur ke kantor polisi.


Kantor polisinya kosong, alasannya yaitu lagi patroli. Tetapi disiapkan telepon sehingga bisa pribadi menelpon petugasnya.


Akhirnya saya telpon petugas dan minta mereka untuk datang. 15 menit kemudian mereka sudah tiba.


Aku pribadi menceritakan duduk kasus kehilangan iphone. Kemudian polisi pribadi meminta data lengkap dimana warna iphone, cover, no HP dan yang lainnya.


Sembari mengisi form, mereka berkomunikasi dengan kepolisian sentra dan mencari informasi.


Tidak lebih dari 30 menit mereka sudah mengetahui gosip bahwa hanphone-ku berada di kepolisian erat stasiun (lokasi terakhir saya melihat HP). Kami bahu-membahu menuju stasiun.


Sesampainya di stasiun, benar saja Iphone-ku sudah mereka temukan. Langsung berasa lega banget.



Standard Operation Procedure (SOP)


Hampir semua orang Jepang mengerti bahwa ketika menemukan sesuatu ia harus melaporkan ke kantor polisi. Kantor polisi akan mendata dan menyiapkan apabila ada orang yang melaporkan kehilangan.


Dengan jaringan yang ada, kantor polisi bisa mengembangkan gosip ini dengan sangat cepat dan efektif. Cara bekerja ibarat ini menciptakan kepolisian bisa melakukan kiprah dan fungsinya dengan baik.


Pun masyarakat yang membatu polisi mencicipi manfaatnya. Karena ketika kehilangan handphone atau sesuatu mereka bisa mengandalkan derma kepolisian setempat.


Di tengah masyarakat dengan kualitas kejujuran yang tinggi, kita akan hidup lebih nyaman dan tenang.

Baca Juga: Pendidikan Karakter Anak Jepang



Sumber https://mystupidtheory.com