Random post

Wednesday, December 19, 2018

√ Pengertian Larutan Asam Basa , Pola Serta Indikator Asam Basa

Dua golongan senyawa kimia yang paling banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari ialah asam dan basa. Oleh alasannya penggunaanya yang banyak dalam kehidupan sehari-hari, materi pengertian larutan asam basa merupakan topik yang penting dalam berguru ilmu kimia. Simak pembahasannya di bawah ini:


Pengertian Larutan Asam Basa


Pernahkah kalian menjilat/minum air jeruk? jus mangga dan ataupun cuka? Apa yang kau rasakan? Bagaimana kalau obat, sabun dan daun pepaya? Ya, pada air jeruk, mangga dan cuka kau akan merasakan kecut/masam. Sedangkan pada sabun, obat dan pepaya kau akan merasakan pahit. Orang jaman dulu membedakan antara asam dan basa hanya dengan memakai pengecap mereka. Namun seiring berkembangnya zaman cara ini ditinggalkan, alasannya berbahaya dan tidak efektif.


Di periode modern ini membedakan antara asam dan basa berdasarkan kadar keasaman zat itu sendiri. Kadar keasaman dan kebasaan suatu zat ialah tergantung pada jumlah ion H+(asam) dan OH- (basa) yang terdapat dalam zat tersebut dan derajat ionisasi dari zat tersebut.


Tingkat keasaman dan kebasaan suatu zat dinyatakan dengan pH. Pada pembahasan kali ini, kita akan mempelajari perihal pengertian asam basa. Materi Pengertian Asam Basa ini sangat diharapkan sebagai landasan pengetahuan untuk memahami materi ilmu kimia berikutnya yaitu menghitung tingkat keasaman atau kebasaan suatu zat.


Baca Juga: Pengertian Elektronegativitas


Teori Asam Basa


Asam dan basa (alkali) telah dikenal semenjak dahulu dan telah sering Kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya Asam Tartrat dalam Buah Anggur, Asam Sitrat dalam jeruk, Asam Asetat pada Cuka, Asam Sulfat pada Air Aki dan aneka macam zat lainnya. Sementara zat basa kita jumpai pada air kapur, sabun, obat mag, dan bermacam-macam zat lainnya.


Bagaimana membedakan asam dan basa?


Asam Basa Arrhenius


Stevante Arrhenius mengemukakan sebuah teori Asam Basa. Teori ini menyatakan bahwa asam yaitu suatu zat yang jikalau dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H+ di mana ion H+ ini akan menjadi satu-satunya ion positif dalam larutan.


Sedangkan basa adalah zat yang jikalau dilarutkan dalam air akan terionisasi menghasilkan ion OH-, dan ion OH- ini akan menjadi satu-satunya ion negatif di dalam larutan.
















































Contoh Asam Arrahenius
AsamRumus MolekulValensi
Asam KloridaHCl1
Asam SianidaHCN1
Asam SulfidaH2S2
Asam NitratHNO31
Asam SulfatH2SO42
Asam FosfatH3PO43
Asam AsetatCH3COOH1

 
















































Contoh Basa Arrahenius
AsamRumus MolekulValensi
Natrium HidroksidaNaOH1
Kalium HidroksidaKOH1
Magnesium HidroksidaMg(OH)22
Kalsium HidroksidaCa(OH)22
Barium HidroksidaBa(OH)22
Alumunium HidroksidaAl(OH)33
Besi (III) HidroksidaCH3COOH3

 Asam Basa Bronstead-Lowry


Beberapa reaksi dalam ilmu kimia dilakukan dengan memakai pelarut selain air. Misalnya pelarut alkohol, amoniak, toluena, dan benzena. Saat melarutkan senyawa-senyawa kimia pada pelarut bukan air tentunya konsep teori Asam Basa Arrhenius tidak sanggup dipakai untuk memilih zat Asam dan Basa.


J.N Bronstead dan T.N. Lowry mengemukakan teori lain perihal Asam Basa yang disebut dengan Teori Asam Basa Bronstead Lowry. Menurut teori ini, asam yaitu zat pemberi proton (donor proton) dan basa adalah zat penerima proton (akseptor proton). Dari definisi ini maka suatu asam akan membentuk konjugat sesudah melepaskan proton, dan basa juga akan membentuk konjugat sesudah mendapatkan proton.


Maka dalam teori asam basa konjugasi, dikenal istilah “pasangan asam basa” atau “asam-basa konjugat”



Pada rujukan diatas, H2O melepaskan satu proton sehingga H2O merupakan Asam. NH3 mengikat proton sehingga menjadi NH4+. Maka NH3 merupakan basa. NH4+ merupakan asam alasannya melepaskan proton. Sedangnkan OH- merupakan basa alasannya mendapatkan proton membentuk H2O. Hal ini juga terjadi pada pelarut selain air. Contohnya:



Asam Basa Lewis


Setelah mengetahui Teori Asam Basa Bronstead Lowry, maka Kita sanggup memilih suatu zat yang mengandung hidrogen termasuk dalam kelompok zat asam atau basa. Bagaimana dengan senyawa/zat yang aprotik (tidak mengandung H), bagaimana memilih sifat asam ataupun basanya?


Seorang hebat kimia G.N Lewis mengemukakan teori perihal asam basa yang disebut dengan Teori Asam Basa Lewis. Menurut teori ini basa yaitu zat yang mempunyai satu atau lebih pasangan elektron bebas yang sanggup diberikan pada zat lain sehingga terbentuk ikatan kovalen koordinasi, sedangkan asam yaitu zat yang sanggup mendapatkan pasangan elektron bebas tersebut.



Zat yang termasuk basa berdasarkan teori asam basa Lewis ternyata juga tergolong sebagai basa berdasarkan teori Bronstead Lowry.


Indikator Asam Basa


Seperti pengantar yang telah diuraikan pada awal pembahasan, pada zaman dahulu sebelum dikenalnya teori asam-basa, orang-orang membedakan asam dan basa dengan cara mencicipinya.


Namun pada dikala sekarang, telah dikenal aneka macam indikator untuk membedakan asam dan basa. Selain metodenya yang kondusif dan mudah indikator juga bisa menunjukkan hasil yang lebih relevan.


Kertas Lakmus




Salah satu indikator yang sering dipakai yaitu kertas lakmus. Terdapat dua jenis kertas lakmus yakni kertas lakmus biru dan kertas lakmus merah.


Kertas lakmus merah akan berubah warna menjadi biru apabila terkena basa, tetapi jikalau terkena asam atau zat netral maka tidak akan berubah warna.


Kertas lakmus biru akan berubah warna menjadi merah apabila terkena asam, tetapi jikalau terkena basa atau zat netral maka tidak akana berubah warna.


Indikator Universal


Kertas Lakmus hanya sanggup membandingkan suatu zat itu termasuk asam atau basa, lalu dikembangkan lagi kertas indikator.



Kertas indikator universal bisa meunjukkan tingkat keasaman dan kebasaan dari suatu zat.


Dengan membandingkan warna yang diperoleh untuk setiap zat yang diuji dengan kertas standard yang ada pada indikator universal, Kita sanggup memilih tingkat keasaman dari suatu zat


Indikator Larutan



Contoh Indikator larutan ini yaitu metil merah, metil jingga, bromotimol biru, dan beberapa larutan lainnya. Indikator ini bekerja sama persis dengan kertas lakmus, larutan ini akan menunjukkan perubahan warna jikalau terkena asam maupun basa.


Selain kertas lakmus, dan indikator universal, terdapat pula beberapa indikator larutan yang sering dipakai dalam eksperimen di laboratorium.



































LarutanAsamBasaNetral
Metil Merahmerahkuningkuning
Metil Jinggaorangekuningkuning
Bromotimol Birukuningbirukuning
Fenoftalein (pp)tak berwarnapinktak berwarna

 


Indikator Alami


Selain indikator yang umum ditemukan di Laboraturium, terdapat beberapa tumbuhan disekitar kita yang bisa menjadi indikator ketika pH berubah.





























LarutanAsamBasaNetral
Bunga Terompetmerahhijauungu
Bunga Kanajinggahijau mudakuning
Bunga Sepatumerahhijaumerah

Demikian Artikel mengenai Larutan Asam Basa.



  • Reff:

  • Sudiono Sri, Santosa Juari Sri, Pranowo Deni,2006, Kimia Untuk kelas XI, Intan Pariwara, Jakarta

  • Ryerson, High School Chemistry 11, Mc Graw-Hill

  • Keenan W Charles, Kleinfelter C Donald, Wood H Jesse, 1984, Ilmu Kimia Untuk Universistas, Erlangga



Sumber https://mystupidtheory.com