7 dari 10 orang cukup umur di Indonesia mengalami gigi berlubang (karies gigi), salah satunya saya yang pernah mengalaminya pada usia SMA. Gigi berlubang yang tidak diatasi dengan benar akan berbahaya bagi kesehatan, contohnya pembengkakan di area gusi atau bahkan komplikasi penyakit jantung koroner.
GIGI BERLUBANG DI CABUT ATAU DITAMBAL?
Rasa sakit yang tidak tertahan dari sakit gigi menciptakan sebagian orang melaksanakan segala macam untuk menghentikan rasa sakitnya. Hal utama yang harus dilakukan ialah memeriksanya ke dokter gigi, namun masyarakat Indonesia rupanya masih banyak yang tidak memeriksanya dengan alasan malas, takut atau tidak ada biaya (padahal ada BPJS).
Pengalaman saya saat sakit gigi menciptakan kepala pusing dan tidak dapat tidur semalaman, biasanya rasa sakit itu muncul dini hari dan jujur itu rasanya sakit tak tertahan bahkan sampai menjalar ke telinga.
Beberapa hari kemudian saya pergi ke dokter untuk mencabut gigi berlubang yang sakit ini, namun dokter menyampaikan bahwa akar giginya masih manis dan kuat, hanya perlu di tambal saja, sayang sekali jikalau dilakukan pencabutan.
Pada akhirnya gigi berlubang yang tidak mengecewakan besar lubangnya ditambal, selain itu tiga gigi berlubang lainnya juga ikut ditambal, walaupun masih kecil lubangnya biar meminimalisir rasa sakit yang hebat dikemudian hari.
GIGI TAMBALAN KEMBALI SAKIT, MUNCUL BENJOLAN
Setelah bertahun-tahun pasca penambalan gigi, ada hal yang tidak diinginkan terjdi yaitu rasa sakit kembali muncul pada gigi yang telah di tambal, namun kali ini disertai benjolan di area gusi. Pada akhirnya saya ke klinik untuk memerikasakan yang terjadi, ternyata sesudah diperiksa ini ialah abses gigi.
ABSES GIGI adalah terbentuknya kantung atau benjolan diarea gigi yang bermasalah, hal ini disebabkan lantaran gigi yang tidak higienis dan muncul basil yang menciptakan ada benjolan berisi nanah di area gusi. Pada kasus saya, berdasarkan dokter seorang andal konservasi gigi, gigi yang ditambal diklinik ternyata tidak dibersihkan terlebih dahulu sampai ke dalam, ini karenanya ada gas yang terperangkap didalam gigi dan tertutup oleh tambalan, karenanya munculah basil yang menciptakan rasa sakit disertai benjolan juga nanah.
Benjolan pada gusi ini biasanya muncul saat saya meminum atau memakan sesuatu yang panas ataupun dingin, mungkin akan merangsang syaraf gusi dan terjadilah benjolan kecil sampai besar. Kadang saya memecahkan benjolannya lantaran rasa sakit dan agak sedikit gatal yang menciptakan tidak nyaman, saat di pecahkan keluar nanah dan sedikit darah. Kejadian ini terus menerus sampai memmbuat saya frustasi, dan jalan terakhirnya yaitu ke dokter gigi.
RAWAT JALAN YANG PANJANG KE DOKTER SPESIALIS KONSERVASI GIGI
Di rumah sakit saya menjalani rawat jalan untuk mengatasi gigi yang bermasalah ini, Alhamdulilah nya BPJS masih dapat dipakai di dokter seorang andal konservasi gigi, jikalau tidak maka biaya perawatannya mungkin akan sangat mahal.
Perawatannya membutuhkan waktu yang sangat panjang, saya harus kontrol dua ahad sekali ke dokter selama 3 bulan lamanya, artinya hampir 6 kali saya pergi ke dokter seorang andal konservasi gigi.
Proses perawatannya cukup rumit, mulai dari rontgen panoramic untuk mengetahui seberapa parah masalahnya, kemudian pembuatan jalan masuk diakar gigi.
Pembuatan jalan masuk inilah yang memamakan waktu lama, satu jalan masuk hanya dapat dikerjakan satu kali saja selama dua minggu, dan pengerjaannya kurang lebih 30menit sampai 1jam, dan jumlah jalan masuk yang dibentuk sebanyak empat saluran, artinya untuk pembuatan jalan masuk saja membutuhkan waktu 2 bulan lamanya.
![]() |
Proses penambalan sementara sesudah proses konservasi gigi, pembuatan jalan masuk jerawat gigi |
![]() |
Tambal permanen pada gigi yang sudah melalui proses panjang di dokter seorang andal konservasi gigi |
Jadi, jikalau anda mengalami insiden yang serupa dengan dongeng saya diatas, ada baiknya segera memerikasanya ke dokter sebelum terlambat. Dokter berpesan bahwa gigi yang sudah dilakuka penambalan itu tidak sama dengan gigi yang masih utuh/asli, oleh karenanya harus dijaga sebaik mungkin, contohnya tidak memakan yang sangat keras dan memaksa gigi untuk menghancurkannya. Sumber http://www.hendrisetiawan.com