Random post

Tuesday, April 9, 2019

√ Berguru Dari Satu Kepanitiaan

Sebenarnya judul blog ini ialah Curhatku Setelah Usai Suatu Kepanitiaan namun lantaran kurang menjual saya coba gunakan judul Belajar dari Satu kepanitiaan. Mungkin pelajaran ini sanggup kalian rasakan dikala kalian mengikuti sebuah kepanitiaan pelajaran yang sanggup saya ambil.


Saya bukanlah orang yang mengerti banyak wacana kepanitiaan, saya juga bukan orang yang mumpuni di bidang organisasi. Namun dikala kuliah saya menjalani aktivitas-aktivitas di beberapa organisasi. Yah.. tentu saja tujuan saya ialah menguasai sebanyak mungkin soft skill, mancari sebanyak mungkin sahabat dan relasi, menjadi berkhasiat bagi lingkungan saya.


Mengeluh

Baru saja saya  menjadi panitia KRIMA(Krida Mahasiswa), sesungguhnya saya mendaftar untuk menjadi pendamping namun takdir berkata lain saya di tempatkan pada sie PDD(Perlengkapan Dekorasi dan Dokumentasi) suatu sie yang paling saya hindari.. Kalian tau mengapa??… hmm… Singkatnya Sie PDD merupakan sie yang paling banyak tugasnya, sie paling tidak kreatif, dan sie yang harus melayani sie lainnya. Ketika saya masuk di sie PDD saya sama sekali tidak bersemangat menuntaskan tugas-tugas saya dalam kepanitiaan tersebut, namun saya bukanlah orang yang suka lari dari tanggung jawab. Kaprikornus saya tetap membantu teman-teman PDD untuk mempersiapkan acara. Ohh.. ya, Satu hal lagi yang jelek dari sie PDD yaitu dipimpin oleh wanita, ini sangat jelek lantaran ia menghadapi masalahnya dengan tangisan. huhf..

Buku yang menginspirasi

Sudah cukup keluhannya.. Usai les saya melewati sebuah ekspo buku, entah mengapa saya sangat tertarik untuk masuk, maka terpilihlah 2 buku. Setelah membaca buku yang sempat saya beli di Islamic Book Fair saya sadar bahwa mengeluh tidaklah menuntaskan duduk masalah dan mengerjakan sesuatu yang tidak kita sukai  tidak akan ada manfaatnya. Dalam masalah saya, tidak ada cara lain saya harus menyukai apa yang saya lakukan.

Mengubah Persepsi

saya berusaha menjadi suka pada kepanitiaan tersebut, walaupun ini sangat sulit. Begini triknya, saya orang yang menyukai tantangan. Saya mengubah persepsi bahwa tugas-tugas yang di berikan pada saya ialah tantangan, jikalau saya tidak bisa menyelesaikannya maka  saya kalah(I’m Losers), namun jikalau saya menyelesaikannya saya menjadi pemenang dan seorang pemenang akan bangun di panggung teratas dan saya sangat puas akan hal itu..

Indahnya Hidup Tanpa Keluhan

Ketika saya menikmati kepanitiaan saya di sie PDD malah sanggup memahami betapa luar biasanya tanggung jawab dalam sie ini. Teringat akan pesan dari guru eSMA saya “Melaksanakan suatu program ialah hal yang mudah, namun Menyelesaikan program dengan suatu totalitas ialah hal yang sangat sulit”. Maksud dari kalimat ini ialah Profesionalisme. Profesionalisme ialah menyangkut bagaimana memualai program dan mengakhirinya. Banyak orang yang sanggup memulai program namun selalu melupakan selesai acaranya. Sebagai referensi dalam kepanitiaan yang saya ikuti ialah, mereka cenderung berfikir hanya untuk program namun sampah-sampah diakhir program terlupakan. Karena saya wajib menyimpuni semua perlengkapan, saya barengi dengan membersihkan lokasi program juga hitung-hitung bagi tugas, mereka fokus di program saya fokus ke lingkungan sehabis acara.

Pelajaran berharga juga yaitu harus mengikuti perintah-perintah dari teman-teman lainnya ini membuatku menjadi terbiasa menjadi bawahan(walaupun di hatiku ini hanyalah tantangan). Sehingga dikala saya bisa menjadi pemimpin saya akan memikirkan nasib dari orang-orang yang saya pimpin. Setidaknya ada satu bekal saya untuk menjadi pemimpin.. hehe

Belajar menghargai orang lain, supaya engkau dianggap berharga. Dari beberapa kepanitiaan yang saya ikuti sering kali yang saya dapatkan hanyalah sifat jelek seseorang, maksudnya yang saya lihat hanyalah sifat jelek orang-orang yang satu kepanitiaan dengan saya. Misalnya sehabis kepanitiaan X, pandangan yang saya peroleh ialah : jangan satu kepanitiaan dngn si A, lantaran si A pemalas. Pandangan ini dikarenakan saya tidak menghargai perjuangan yang dilakukan oleh si A sehingga apa yang ia lakukan terlupakan, dan apa yang lupa ia kerjakan teringat terus.

Satu kata yang paling sering saya ucapkan dalam kepanitiaan ialah Lelah, sehabis saya pikirkan ternyata ini disebabkan lantaran saya sering sekali melupakan satu padanan kata ini yaitu “Lillah”


Terimakasih ya Allah.. Engkau telah menunjukkan pelajaran berharga dari setiap kepingan langkah kehidupanku…



Sumber https://mystupidtheory.com