Alhamdulillah.. Tanggal 18 kemarin saya mencicipi penerbangan internasional pertamaku dari Juanda International Airport (yg gres pertama kali juga kudatangi) ke Kuala Lumpur. Makara rute penerbanganku ialah Surabaya-KL-Osaka, maklumlah tiket murah, harus singgah dulu. Setelah chating wasap ke teman-teman dan menunggu beberapa saat, karenanya saya naik pesawat juga, dan pribadi hingga ke KL, nggak pakai setop nunggu penumpang atau isi bensin lagi.
Kuala Lumpur
Kuala Lumpur punya bandara yang cukup bagus, saya terpaksa bilang ‘cukup’ alasannya ialah beberapa toilet yang saya masuki masih bau, selain itu saya sihh baiklah aja. Pemeriksaan di bandara KL cukup ketat, jikalau cowok, nanti ikat pinggang pun harus dilepas, entah tujuannya apa, dan security bandaranya terlalu kasar. Sisi bagus yang menjadi kelebihan dari bandara KL ialah disediakannya air minum gratis di sisi-sisi bandara.Setelah menunggu sekitar 3 jam, saya karenanya melanjutkan perjalanan dengan tujuan bandara Kansai.
Pesawat untuk penerbangan Internasional itu gede banget! Tiga kali ukuran pesawat yang biasa kunaiki untuk PP Berau-Jawa. Kebetulan kali ini saya di samping orang jepang (kebetulan bagaimana? 70% penumpangnya kan orang JPN?) Tapi orang ini terlalu serius, jadinya saya nggak bicara apa-apa, ia baca buku yang ditulis dengan karakter kanji, jadi saya nggak sanggup nyontek, susah.. XD.
Penerbangan Menuju Jepang
Di tengah perjalanan rencananya pesawat akan setop sebentar, katanya mau isi avtur di SPBU, ehh ternyata nggak jadi, takut jatuh katanya. *nggak penting!*. Oke, perjalanan pesawat lancar jaya, walaupun memang saya nggak sanggup makan dan air minum(penerbangan kasta sudra,ekonomi). Oh ya, ini perlu kalian ingat, jikalau kalian ke penerbangan Internasional, kalian nggak boleh bawa air minum, tapi anehnya jikalau di pesawat kalian boleh beli air minum. Jangan tanyakan harganya, saya pun nggak berani lihat.
Jadi saranku jikalau kalian akan melakukan penerbangan Internasional, minumlah air sebanyak mungkin, kayak jikalau kalian sahur itu lho.. 😀
Sesampainya di Jepang, saya cuma plonga plongo. Hey! Heeeei! Apa istilah baku sesuai EYD dari plonga plongo? Ahh.. Entahlah..
Ketika keluar bandara kau akan pribadi mencicipi perbedaan antara Jepang dengan negara-negara lainnya. Di pintu keluar bandara, biasanya bertumpuk orang yang menjemput sobat atau saudaranya, bahkan beberapa kali di Indonesia kulihat ada yang memajang foto dan poster wajah orang yang ditunggu, semoga cepat menemukan orangnya. Tetapi di Jepang, situasi semacam itu tidak terjadi, bahkan yang menunggu di pintu luar sangatlah sedikit. Mayoritas orang yang keluar bandara sudah terang tahu tujuannya, sudah bergerak dengan ransel dan kopernya masing-masing.
Beli karcis bus
Aku sendiri harus bertanya terlebih dahulu ke petugas, untuk membeli karcis bus(wkwkwk.. karcis.. Lama banget nggak nyebutkan kata itu). Setelah itu saya ke konter daerah membeli karcis. Dengan memakai bahasa Inggris yang apa adanya saya pesan karcis, dan bertanya-tanya seputar bandara ke penjaga konter karcisnya.
Walaupun agak sulit mendengarkan bahasa Inggrisnya saya tetap aja ngobrol ke penjaga konternya, soalnya mbaknya itu kan orang jepang orisinil ya, jadinya manis wkwkwk.. dan semakin ia panik semakin lucu. Aku ketawa-ketawa aja jikalau ia panik.. Ahahaha.. Bener-bener ekspresinya sama menyerupai di dorama-dorama jepang.
Setelah membeli karcis bus, saya pribadi cari makanan. Aku ke minimarket dan membeli nasi kepal isi salmon (onigiri) alasannya ialah menurutku itu ialah menu halal yang paling gampang ditemui di Jepang. Harga onigiri sendiri cukup murah, hanya 120 yen, itu murah selama nggak kau konversi ke rupiah, alasannya ialah jikalau dirupiahkan ialah Rp. 12.000 untuk sebuah nasi kepal yang kau nggak akan kenyang. Aku beli tiga nasi kepal dan memakannya seketika.
Setelah itu saya keluar dan ke daerah menunggu bus. Beberapa ketika kemudian ada pemuda yang tiba dan juga menunggu bus. Aku coba bertanya ke dia, apa ia mempunyai tujuan yang sama dengan aku. Dia agak kesulitan dengan bahasa inggris, tetapi dengan kombinasi bahasa Inggris, bahasa Inggris yang keindonesia-indonesiaan dan bahasa tubuh, karenanya kami sanggup saling mengerti jikalau tujuan kami sama-sama ke Okayama.
Di daerah menunggu bus ini saya mencicipi sendiri jikalau orang Jepang itu punya budaya antri yang patut ditiru.
Perokok Terbaik!
Teman baruku itu kemudian mengeluarkan Rokok dan korek. “Oh.. Perokok..” batinku. Tak usang kemudian ia berjalan jauh sekali sebelum aben rokoknya. Padahal saya biasa aja lho, saya santai aja, kan udah biasa ketemu perokok yang sebal sebul seenaknya. Tapi kali ini ia menjauh, kemudian ketika kembali ia sudah bersih, bacin rokok pun tidak ada dari tubuhnya.
Yap! That’s it. Aku nggak bilang jikalau perokok itu baik, atau perokok itu sangat baik, tetapi diantara banyak perokok yang pernah kutemui, ini ialah tipikal yang paling baik. Makara diantara semua perokok yang tidak terlalu menyenangkan, ia ini cukup menyenangkan. Kemudian sepanjang perjalananpun ia banyak membantuku.
Itulah perjalanan singkat. Kali ini cuma sharing penerbangan internasional pertamaku aja. Aku akan tuliskan semua pengalamanku besok.. Mudah-mudahan bisa.. 😀
Sumber https://mystupidtheory.com