Random post

Sunday, September 9, 2018

√ Majas Asosiasi

Majas Asosiasi – Telah disinggung pada artikel sebelumnya mengenai beberapa majas yang telah dijelaskan. Pada kesempatan ini akan membahas majas asosiasi beserta dengan hal yang berkaitan didalamnya. Untuk itu marilah mengikuti rumusrumus.com untuk mengupas beberapa majas lainnya.


Telah disinggung pada artikel sebelumnya mengenai beberapa majas yang telah dijelaskan √ Majas Asosiasi


Berikut klarifikasi majas asosiasi lengkapnya dibawah ini.


Pengertian


Majas Asosiasi (majas perumpamaan) merupakan sebuah ungkapan gaya bahasa yang menjelaskan makna suatu hal dengan cara membandingkan dengan obyek lainnya yang mempunyai persamaan sifat tertentu, meskipun kedua hal tersebut sangatlah berbeda dalam hal lainnya.


Tujuan


Majas ini termasuk dalam kategori majas perbandingan yang menjelaskan makna kata dengan cara membandingkannya terhadap sesuatu yang lain dengan tujuan memperlihatkan kesan tertentu terhadap pembaca. Majas ini lazimnya memakai kata mirip : bagaikan, bagai, seperti, seumpama, laksana, dan lainnya pada penerapannya dalam kalimat


Ciri – Ciri


Ciri majas ini ialah penggunaan kata bak, seperti, laksana dan sebagainya. Majas ini hampir mirip dengan majas simile. Perbedaannya, majas asosiasi tidak dijelaskan secara eksplisit mirip majas simile. Maknanya implisit sehingga penafsiran satu orang dan orang lain sanggup berbeda.


Contoh Beserta Penjelasan



  • Rambutnya ikal mirip ombak yang menari-nari di lautan.


Penjelasan secara rinci :


Kalimat itu membandingkan bentuk rambut seseorang dengan ombak yang ada di lautan. Kedua hal tersebut sangatlah berbeda jauh dalam hal sifat, jenis, dan karakteristik benda. Hanya saja dalam hal ini rambut keriting tersebut disandingkan dengan ombak dalam hal persamaan wujud atau bentuknya. Sehingga rambut keriting tersebut sanggup diimajinasikan sama mirip bentuk ombak yang menari di lautan.


Contoh Kalimat


Contoh 1 :




  • Perangainya keras seperti batu, percuma saja menasehatinya!

  • Banyak hutangnya bagaikan ular yang melilit leher, entah bagaimana ia melunasinya.

  • Dengan semakin banyaknya swalayan modern di pedesaan, nasib warung kelontong bagaikan telur diujung tanduk.

  • Paras anak kembar itu kolam pinang dibelah dua.

  • Semua politikus kini mirip kacang lupa kulitnya, padahal dulu mengumbar banyak janji.

  • Jangan dengarkan dia, perkataannya seperti tong kosong nyaring bunyinya.

  • Niat tanpa tindakan nyata, menyerupai sayur tanpa garam.

  • Entah apa salahku padanya. Saat kami bertemu, pandangan matanya tajam mirip silet.

  • Irfan ingin sekali kuliah, tekadnya sudah mirip bara api.

  • Peralatan elektronik kini bagaikan ilmu sihir, apapun sanggup dilakukan.

  • Mencari orang hilang di Jakarta mirip mencari jarum ditumpukan jerami.

  • Apa yang terjadi padamu? Badanmu mirip jelangkung sekarang.

  • Kamu dan ia menyerupai langit dan bumi.

  • Tenaganya tak habis habis seperti superman.

  • Belajar saat kelelahan bagai menggambar di permukaan air.



Contoh 2 :




  • Tubuhnya gemetar mirip sedang terjangkit gempa bumi.

  • Handphone bagi anak sampaumur kini menyerupai lauk pauk dalam makanan.

  • Pelukan Bunda mirip hangatnya matahari.

  • Keindahan alam Indonesia kolam nirwana dunia, masuk akal saja banyak yang ingin berlibur kesini.

  • Membaca buku menyerupai pelengkap bagi otak.

  • Raut wajahnya bagai bidadari yang turun dari surga.

  • Koruptor itu bagai tikus-tikus yang terus menggerogoti tiang-tiang rumah.

  • Makan 4 sehat 5 sempurna bagai mimpi yang tak mungkin menjadi kenyataan bagi para pemulung itu.

  • Perkembangannya bagai ulat yang berkembang menjadi kupu-kupu.

  • Aku sudah tak tahan lagi, suaranya bagai kaset kusut.

  • Pola pikirnya mirip soal kalkulus, bagaimana cara memahami keinginannya?

  • Para pengemis kolam jamur di trend hujan ketika hari lebaran tiba.

  • Sekarang badanmu mirip tiang listrik.

  • Hidup di Jakarta itu tidak semuanya kebetulan mirip masuk ke sinetron.

  • Apa kamu kurang tidur? wajahmu bak rembulan kesiangan.



Contoh 3 :




  • Rambut hitammu kolam mayang yang terurai.

  • Kepala sekolah itu mirip seekor singa di hutan.

  • Mana berani saya menantangnya, pukulannya mirip samson.

  • Gaya berjalannya mirip putri solo.

  • Matanya indah mirip bintang kejora.

  • Bibirnya bagus tapi omongannya mirip cabe rawit.

  • Pertolonganmu mirip oase di padang pasir.

  • Larinya mirip kuda.

  • Tangannya bagaikan baja.

  • Otaknya encer mirip air.

  • Dia cendekia kolam tukang sihir.

  • Kau akan cepat sakit jikalau cara kerjamu mirip mesin begitu.

  • Sungguh indah memandang badannya, seci bagaikan gitar.

  • Pikirannya mirip otak si kancil.

  • Senyumannya bagaikan embun pagi.



Contoh 4 :




  • Tingkah lakunya mirip ular kobra.

  • Wan cepat sekali berhitung mirip kalkulator.

  • Bagaimana saya tidak bangun, suaramu mirip petir.

  • Orang kota banyak yang bekerja mirip kelelawar.

  • Kalian berdua bagaikan amplop dan perangko.

  • Gila, pelari itu melesat mirip anak panah.

  • Kepolisian dibentuk kebingungan menangkap buronan yang seperti belut itu.

  • Gerak geriknya mirip seekor kelinci.

  • Matanya lingkaran bagaikan bola pimpong.

  • Wajahnya bagaikan bulan purnama di malam hari.

  • Tingkah Pina ketika berdiri tidur bagaikan mayit hidup.

  • Kapan terakhir kali kamu keramas? rambutmu mirip sapu ijuk.

  • Saat bertemu orangtuanya, ia bagai kerupuk yang disiram kuah lontong.

  • Kedua tetangga itu mirip anjing dengan kucing.

  • Perampok itu mirip kucing dibawakan lidi ketika bertemu polisi.



Demikianlah pembahasan artikel kali ini, biar bermanfaat dan menjadi ilmu pengetahuan gres bagi para pembaca.


Baca juga artikel yang terkait :





Sumber https://rumusrumus.com