Menag Lukman Hakim Saifuddin Minta Guru PAI dan Budi Pekerti Perkuat Komitmen Kebangsaan
Menag RI Lukman Hakim Saifuddin berharap kepada semua Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk sanggup tampil serta menawarkan contoh dalam penguatan moderasi Islam dan memperkuat komitmen kebangsaan. Menurut beliau, moderasi Islam menjadi hal yang sangat penting di tengah 2 kutub pemahaman keislaman yang cukup umur ini berkembang.
"Islam moderat (Islam Wasathiyyah) yaitu paham tengah yang bersikap proporsional dalam memaknai agama. Moderasi Islam diejawentahkan dengan perilaku seimbang dan menghargai keragaman," tutur Lukman Hakim pada program penguatan moderasi Islam dan bela NKRI bagi guru PAI dan penerima PAI Bina Kawasan di Bogor, Selasa (01/05).
Beliau menambahkan, bahwa dalam pedoman Islam terdapat aneka macam ikhtilaf (perbedaan) pendapat dalam aneka macam praktek agama yang justru mencerminkan kekayaan khasanah Islam. Contoh aktual dalam ibadah keseharian, dalam gerakan takbirotul ikhrom terdapat banyak pendapat yang berbeda-beda. Demikian halnya dalam praktek ibadah lainnya.
"Keragaman merupakan sunnatulloh. Oleh alhasil jangan pernah menyerang keragaman alasannya yaitu itu sama dengan menentang sunnatulloh," papar Menag.
Hal lain, lanjut Menteri Agama, Guru PAI memiliki kewajiban untuk memperkuat rasa kebangsaan para siswa. Menurutnya, walaupun negara kita bukan negara Islam namun merupakan negara yang religius/beragama. Nilai-nilai agama merasuk dalam hampir seluruh lini kehidupan. Di aneka macam program kenegaraan, hampir selalu diakhiri dengan do`a, sebuah hal yang sanggup jadi tidak terjadi di semua negara. Kondisi semacam ini sanggup terwujud alasannya yaitu negara Indonesia merupakan negara yang tenang dan kondusif. "Kita harus menjaga nuansa tenang ini semoga sanggup maksimal dalam menjalankan agama," tegas Menag.
Pada program yang turut didampingi Direktur PAI Imam Syafe`i, Menag RI mengedepankan ihwal tugas pendidik dalam meningkatkan kemajuan siswa. "Dalam pendidikan ada kaidah yang menyatakan bahwa metode lebih penting dari materi-thoriqoh ahammu minal madah-, tetapi di sisi lain, ada juga kaidah pendidik lebih penting dari metode -mudarris ahammu min toriqoh-. Artinya sebagus apapun bahan dan metode jikalau pengajarnya tidak kompeten dan berdedikasi tentu tidak akan berhasil," tutur Menag.
"Guru PAI harus sanggup menancapkan ghiroh (semangat) mendidik di dalam jiwanya," tutup Menag.
Demikian goresan pena tentang