Random post

Monday, May 14, 2018

√ Pola Surat Pembaca Wacana Kantin Dan Perpustakaan Sekolah

Contoh Surat Pembaca Tentang Kantin dan Perpustakaan Sekolah – Surat pembaca merupakan sebuah kolom pada media cetak yang disediakan khusus untuk memfasilitasi para pembacanya untuk memberikan segala keluhan, kritik, saran, pendapat, aspirasi, dan lain sebagainya. Surat pembaca secara khusus ditujukan kepada para pemegang kekuasaaan atau kebijakan tertentu dan secara umum ditujukan kepada seluruh masyarakat umum.


Pada instansti tertentu juga terdapat media non-komersil yang didalamya memuat rubrik surat pembaca ibarat contohnya majalah dinding ekstrakulikuler jurnalistik dan PERS mahasiswa di kampus-kampus. Isi gosip dan lainnya tentu cakupannya hanya sebatas sekolah dan kampus saja. Contohnya sanggup berupa berita, hiburan, opini, dan surat pembaca. Berikut beberapa teladan surat pembaca di sekolah wacana kantin dan perpustakaan :


Contoh 1 :


Surat Pembaca Tentang Perpustakaan :


Cara Ber”adab” di Perpustakaan


Assalamualaikum Wr.Wb.


Kepada seluruh pembaca mading Sekolah Menengan Atas Negeri 17 Bandar Lampung, perkenalkan saya Indiawati, siswi kelas 11 IPA 2. Melalui kolom yang disediakan oleh rekan-rekan jurnalistik ini saya ingin memberikan beberapa hal yang perlu diperhatikan wacana “adab” di perpustakaan sekolah kita. Saya meminjam istilah dari bahasa arab yakni “adab”, alasannya yaitu sepengetahuan saya belum ada padanan kata yang pas dalam bahasa Indonesia yang menjelaskan makna dari istilah tersebut. Bisa saja kita turunkan istilah “adab” dengan tata cara bersikap, sopan santun, dan lainnya. Namun belum ada istilah yang sempurna untuk memaknai istilah “adab”. Baiklah saya tidak akan berpanjang lebar membahas mengenai istilah tersebut.


Berkaitan dengan kondisi perpustakaan ketika ini saya ingin memberikan sedikit keluhan wacana beberapa siswa yang kerapkali menciptakan kegaduhan di ruang perpustakaan. Sejatinya perpustakaan yaitu daerah untuk membaca, belajar, dan lain sebagainya. Saya ingin bercerita sedikit sewaktu pertama kali memasuki perpustakaan sekolah ini. ketika itu saya sedikit berdiskusi dengan rekan-rekan saya wacana bahan pelajaran Biologi. Dari diskusi yang kami lakukan tersebut, sedikit menyebabkan bunyi yang mengganggu siswa lainnya. Ketika itu saya menerima teguran dari pengawas perpustakaan sebenarnya saya tidak diperkenankan berdiskusi di ruangan perpustakaan yang dipenuhi siswa lain yang sedang khusyuk membaca.


Kembali kepada duduk masalah awal bahwa belakangan ini berbagai siswa yang bercanda ria, tertawa terbahak-bahak, berbicara keras, dan segala bentuk kegaduhan lain yang mereka lakukan di ruang membaca. Tentu ini sangat mengganggu konsetrasi siswa lainnya dalam melaksanakan acara membaca. Dahulu saya menerima teguran hanya alasannya yaitu berdiskusi kecil, namun berdampak pada siswa lainnya yang terganggu dengan hal tersebut. Saya sama sekali tidak murka akan hal tersebut alasannya yaitu saya sadar perbuatan saya waktu itu mengganggu rekan-rekan lainnya. Bagaimana dengan sekarang? Apa teguran tegas yang dahulu saya rasakan keuntungannya kini seolah tak bertaring dihadapan siswa yang sengaja menciptakan kegaduhan di ruang baca? Tentu ini sangat tidak baik jikalau dibiarkan berlarut-larut.


Pertama-tama saya ingin menghimbau kepada rekan-rekan yang belum menyadari bagaimana caranya beradab di perpustakaan. Bersikaplah sewajarnya di perpustakaan dan carilah daerah yang cocok untuk bercanda ria, mengobrol, dan lain sebagainya selain di perpustakaan! Karena hal tersebut sangat mengganggu siswa lain yang ingin berkonsentrasi penuh dalam berguru dan membaca.


Berkaitan dengan “adab” saya hanya berpesan supaya bersikaplah damai di dalam perpustakaan; Ambil buku yang hendak anda baca, duduk, dan mulailah membaca dengan tenang; dan Berdiskusilah dengan rekan anda sesudah keluar dari perpustakaan supaya tidak mengganggu rekan lainnya yang sedang membaca dan belajar.


Himbauan berikutnya saya tujukan kepada pengelola perpustakaan supaya sanggup menindak tegas siswa yang menciptakan gaduh di perpustakaan. Terus terang saya lebih menyukai diri saya ditegur alasannya yaitu diskusi saya yang mengganggu, dari pada pengelola membiarkan siswa menciptakan kegaduhan seolah perpustakaan ini tak ada nilainya selain hanya daerah bersenda gurau dan main-main semata. Mohon maaf jikalau terdapat kekeliruan.


Indiawati, siswi kelas 11 IPA 2




style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-1973764693216878"
data-ad-slot="5881289326">


Contoh 2 :


Surat Pembaca Tentang Kantin Sekolah


Jauhkan Sampah dari Kantin


Assalamualaikum. Wr. Wb.


Saya Rahmat Wijaya, siswa kelas IIX IPS 2 Sekolah Menengan Atas Karya Bakti Utama. Melalui media ini saya ingin memberikan beberapa hal wacana kantin sekolah yang tentu bersahabat dengan kawan-kawan sekalian. Selama ini kolom surat pembaca hanyalah mebahas seputar dunia akademik dan hal-hal yang bersifat terkenal saja. Kali ini entah mengapa saya merasa perlu untuk melaksanakan pembahasan seputar kantin sekolah. Sepengetahuan saya, kantin sekolah telah ada semenjak pertama kali sekolah ini didirikan. Kantin tersebut tidak hanya dijadikan sebagai daerah untuk menikmati makanan, melainkan juga dimanfaatkan sebagai daerah berdiskusi santai, bercanda ria, belajar, bahkan beberapa eskul sering mengadakan rapat di kantin. Hal tersebut cukup menjadi bukti bahwa kantin telah menjadi bab dari sekolah dan kehidupan kita.


Permasalahan yang ingin saya angkat pada rubrik ini yaitu berkenaan dengan suatu hal yang sangat biasa untuk dijadikan topik pembicaraan. Namun nampaknya belum juga sanggup terselesaikan dengan mudah, meski duduk masalah ini telah berkali-kali kita bahas dalam lembaga apapun. Permasalahan klise dan klasik yang ingin saya angkat yaitu masalah sampah. Sampah sisa kuliner telah menjadi bab dari kehidupan kita di sekolah, terlebih di kantin. Sampah plastik dan sisa kuliner awut-awutan di sela-sela meja makan dan lantai. Sebuah pemandangan yang sangat tidak yummy di lihat mata. Padahal bukannya tidak ada daerah pembuangan sampah di sekitar kantin. Tong-tong sampah berderet di setiap lokal penjaja makanan. Hanya saja kesadaran masih sangat minim dari tiap siswa yang menikmati kuliner tanpa merasa mempunyai kewajiban untuk membuang sampahnya di daerah yang telah disediakan.


Apakah rekan-rekan sekalian merasa nyaman menikmati kuliner dengan pemandangan sampah disekitar teman-teman? Tentu jawabannya tidak. Padahal bukan masalah yang berat jikalau hanya meletakkan sampah bekas kuliner sendiri ke daerah yang telah disediakan. Apa rekan-rekan sekalian tidak kasihan melihat para pedagang dan penjaga kantin setiap harinya harus membersihkan tumpukan sampah awut-awutan hasil perbuatan kalian? Padahal sejatinya itu bukanlah kiprah mereka. Marilah gotong royong kita menjaga kantin kita tercinta dari perbuatan kita sendiri yang abai terhadap masalah kebersihan. Mari gotong royong kita jaga kebersihan di manapun kita berada, tak terkecuali di kantin sekolah yang kita cintai ini.


Wassalamualaikum. Wr. Wb.


Rahmat Wijaya, kelas IIX IPS 2


Baca Juga:


2 Contoh Surat Pembaca Tentang Fasilitas Umum

Pengertian Surat Pembaca, Cara Membuat, dan Contohnya

Penggunaan Tanda Baca Titik dan Contohnya dalam Bahasa Indonesia



Sumber https://ruangseni.com