Blackhole (lubang hitam) itu apa? Awalnya bintang terbentuk dengan tingkat radiasi dan gravitasinya seimbang. Saat bintang kehabisan materi bakar untuk melaksanakan fusi, tingkat radiasi keluar semakin melemah dibanding dengan gaya gravitasi ke dalam. Lalu bintang mengalami kolaps kemudian mengalami sebuah ledakan supernova (ledakan dari suatu bintang di galaksi). Dalam ledakan ini, ada dua kemungkinan hasilnya. Salah satu diantaranya yakni lubang hitam (black hole).
100 tahun kemudian tepatnya tahun 1916, fisikawan Albert Einstein memprediksi keberadaan gelombang gravitasi dalam teori relativitas umum (General Relativity). Teori adanya lubang hitam pertama kali diajukan pada kala ke-18 oleh John Michell and Pierre-Simon Laplace, selanjutnya dikembangkan oleh astronom Jerman berjulukan Karl Schwarzschild, pada tahun 1916, dengan berdasar pada teori relativitas umum dari Albert Einstein, dan semakin dipopulerkan oleh Stephen William Hawking.
Pada 10 April 2019, Ilmuwan di NASA balasannya memperlihatkan bagaimana bentuk orisinil dari lubang hitam supermasif atau Black Hole. Adalah ilmuwan di European Southern Observatory (ESO) di Jerman, yang pertama melakukannya. Mereka mengunggah foto pertama lubang hitam yang diambil dari Event Horizon Telescope (EHT) dan akan disiarkan eksklusif dari channel YouTube NASA. Hal ini menjadi tonggak sejarah, pasalnya ini yakni kali pertama sebuah gambar black hole yang orisinil diperlihatkan ke masyarakat. Jarak lubang hitam tersebut sekitar 55 juta tahun cahaya dari Bumi. Ukurannya sangat besar, tiga juta kali lebih besar daripada Bumi. Ilmuwan menyebutnya sebagai lubang hitam "monster".
Istilah lubang hitam mulai terkenal ketika John Archibald Wheeler menggunakannya pada ceramah-ceramahnya pada tahun 1967. Walaupun ia dianggap luas sebagai pelopor pertama istilah ini, namun ia selalu menampik dengan pernyataan bahwa ia bukanlah penemu istilah ini.
Einstein Pasti Terkejut
Meski memprediksi keberadaan gelombang gravitasi dalam teorinya, Einstein tak pernah menduga itu bakal ditemukan. Einstein berpikir, gelombang gravitasi yakni sebuah gagasan yang indah, namun saking kecilnya, (ia mengira) tak ada yang bisa mengukurnya," kata Szabolcs Marka, profesor fisika dari Columbia University. Pada Kamis 11 Februari 2015, ilmuwan internasional dalam jadwal Laser Interferometer Gravitational-Wave Observatory (LIGO) mengaku telah menemukan (black hole). Temuan tersebut menurut riak dalam struktur ruang- mendukung teori Einstein. Riak tersebut terdeteksi dari penggabungan dua lubang hitam (black hole).
Menguak Misteri Alam Semesta
Menurut Reitze, yang paling menarik yakni apa yang akan terjadi sehabis temuan tersebut. "Saya merasa, kita sedang membuka jendela (untuk menatap) alam semesta jendela astronomi gelombang gravitasi". Dengan temuan tersebut, para ilmuwan tak hanya mempelajari Teori Relativitas Umum Einstein. "Tapi juga menemukan objek yang keberadaannya tak pernah dibayangkan. Kita akan melihat alam semesta, dari sisi yang belum pernah teramati sebeumnya." "Gelombang gravitasi memperlihatkan sudut pandang gres untuk melihat Alam Semesta. Kemampuan untuk mendeteksinya berpotensi merevolusi astronomi," kata ilmuwan Stephen Hawking kepada BBC.
_______________________
Oleh Emris
Artikel Baru
Menggunakan Logika Saat Membuat Kesimpulan
Eksplorasi Minyak Bumi
Box Girder Untuk Fly Over
MRT Jakarta
El nino dan La Nina
Terumbu Karang
On My Way Alan Walker
Tenggelamnya Kapal Vander Wijck
