Random post

Tuesday, July 25, 2017

√ Artikel Fisiologi Pernafasan



SISTEM PERNAFASAN



Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisiologi

Disusun Oleh :
PEPI HARDIYANA PUTERA
4002120132




STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG
Jl Terusan Jakarta No. 71-75 Antapani Bandung
Telp/Fax 022-720 4803
2012



A.    Definisi Sistem Pernafasan
Pernapasan yaitu proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran gas dalam jaringan atau “pernafasan dalam” dan yang terjadi di dalam paru-paru yaitu “pernapasan luar”

Pernafasan yaitu kejadian menghirup udara dari luar yang mengandung (oksigen) ke dalam badan serta menghembuskan udara yang banyak mengandung CO2(karbondioksida) sebagai sisab dari oksidasi keluar dari tubuh. Penghisapan udara ini disebut pandangan gres dan menhembuskan disebut ekspirasi.
Sistem pernapasan atau sistem respirasi yaitu sistem organ yang dipakai untuk pertukaran gas. Pada binatang berkaki empat, sistem pernapasan umumnya termasuk jalan masuk yang dipakai untuk membawa udara ke dalam paru-paru di mana terjadi pertukaran gas. Diafragma menarik udara masuk dan juga mengeluarkannya. Berbagai variasi sistem pernapasan ditemukan pada banyak sekali jenis makhluk hidup. Bahkan pohon pun mempunyai sistem pernapasan.

B.     Mekanisme Kerja Paru-Paru
Paru-paru berfungsi sebagai penyuplai oksigen bagi badan kita, dan ia bekerja secara otomatis. Ketika badan bekerja keras, paru-paru akan bekerja lebih cepat. Sebaliknya, ketika badan dalam keadaan santai, paru-paru juga bekerja dengan lebih pelan.
Manusia menghirup udara untuk mendapat oksigen, namun tidak semua udara yang dihirup sanggup dipakai oleh tubuh, lantaran udara tercampur dengan banyak sekali jenis gas. Pada waktu kita bernapas, paru-paru menarik udara dari ruang tenggorokan. Saat dihembuskan, rangka tulang rusuk tertarik ke arah dalam, dan diafragma di bawah tulang rusuk bergerak ke atas. Ketika paru-paru mengecil, udara yang ada di dalam kantung udara bertahap terdorong ke luar melalui batang tenggorokan.
Secara umum, respirasi terdiri dari 2 proses: respirasi eksternal dan respirasi internal. Respirasi eksternal mencakup pertukaran gas (oksigen dan karbon dioksida) antara cairan interstisial badan dengan lingkungan luar. Tujuan dari respirasi eksternal yaitu untuk memenuhi kebutuhan respirasi sel. Respirasi internal yaitu proses perembesan oksigen dan pelepasan karbon dioksida dari sel. Proses respirasi internal ini disebut juga respirasi selular, terjadinya di mitokondria.

Berikut yaitu tahapan-tahapan dalam respirasi eksternal:
  1. Ventilasi pulmoner atau bernapas, melibatkan perpindahan udara secara fisik keluar masuk paru-paru.
  2. Difusi gas, melewati membran respiratori antara ruangan alveolar dan kapiler alveolar serta melewati kapiler alveolar dan kapiler jaringan.
  3. Transportasi oksigen dan karbon dioksida; antara kapiler alveolar dan kapiler jaringan.
Jangan lupa LIKE, SUBSCRIBE & SHARE VIDIO Chanel YouTube :
ANFIS SISTEM PERNAFASAN, Klik: https://youtu.be/nFigknx822g 

C.    Transfer Gas dan Hukum Gas
1.      Transfer Gas
Udara lingkungan sanggup dihirup masuk ke dalam badan makhluk hidup melalui dua cara, yakni pernapasan secara langsung dan pernapasan tak langsung. Pengambilan udara secara pribadi sanggup dilakukan oleh permukaan badan lewat proses difusi. Sementara udara yang dimasukan ke dalam badan melalui jalan masuk pernapasan dinamakan pernapasan tidak langsung.
Saat kita bernapas, udara diambil dan dikeluarkan melalui paruparu. Dengan lain kata, kita melaksanakan pernapasan secara tidak pribadi lewat paru-paru. Walaupun begitu, proses difusi pada pernapasan pribadi tetap terjadi pada paru-paru. Bagian paru-paru yang mengalami proses difusi dengan udara yaitu gelembung halus kecil atau alveolus.
Oleh lantaran itu, menurut proses terjadinya pernapasan, insan mempunyai dua tahap prosedur pertukaran gas. Pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida yang dimaksud yakni prosedur pernapasan eksternal dan internal.
a.      Pernafasan Eksternal
Ketika kita menghirup udara dari lingkungan luar, udara tersebut akan masuk ke dalam paru-paru. Udara masuk yang mengandung oksigen tersebut akan diikat darah lewat difusi. Pada ketika yang sama, darah yang mengandung karbondioksida akan dilepaskan. Proses pertukaran oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) antara udara dan darah dalam paru-paru dinamakan pernapasan eksternal.
Saat sel darah merah (eritrosit) masuk ke dalam kapiler paru-paru, sebagian besar CO2 yang diangkut berbentuk ion bikarbonat (HCO- 3) . Dengan dukungan enzim karbonat anhidrase, karbondioksida (CO2) air (H2O) yang tinggal sedikit dalam darah akan segera berdifusi keluar.
b.      Pernafasan Internal
Berbeda dengan pernapasan eksternal, proses terjadinya pertukaran gas pada pernapasan internal berlangsung di dalam jaringan tubuh. Proses pertukaran oksigen dalam darah dan karbondioksida tersebut berlangsung dalam respirasi seluler.
Setelah oksihemoglobin (HbO2) dalam paru-paru terbentuk, oksigen akan lepas, dan selanjutnya menuju cairan jaringan tubuh. Oksigen tersebut akan dipakai dalam proses metabolisme sel. Reaksi yang terjadi yaitu sebagai berikut :
1)      Proses masuknya oksigen ke dalam cairan jaringan badan juga melalui proses difusi. Proses difusi ini terjadi lantaran adanya perbedaan tekanan parsial oksigen dan karbondioksida antara darah dan cairan jaringan. Tekanan parsial oksigen dalam cairan jaringan, lebih rendah dibandingkan oksigen yang berada dalam darah. Artinya konsentrasi oksigen dalam cairan jaringan lebih rendah. Oleh lantaran itu, oksigen dalam darah mengalir menuju cairan jaringan
Sementara itu, tekanan karbondioksida pada darah lebih rendah daripada cairan jaringan. Akibatnya, karbondioksida yang terkandung dalam sel-sel badan berdifusi ke dalam darah. Karbondioksida yang diangkut oleh darah, sebagian kecilnya akan berikatan bersama hemoglobin membentuk karboksi hemoglobin (HbCO2).
2)      Namun, sebagian besar karbondioksida tersebut masuk ke dalam plasma darah dan bergabung dengan air menjadi asam karbonat (H2CO3). Oleh enzim anhidrase, asam karbonat akan segera terurai menjadi dua ion, yakni ion hidrogen (H+) dan ion bikarbonat (HCO-)
3)      CO2 yang diangkut darah ini tidak semuanya dibebaskan ke luar badan oleh paru-paru, akan tetapi hanya 10%-nya saja. Sisanya yang berupa ion-ion bikarbonat yang tetap berada dalam darah. Ion-ion bikarbonat di dalam darah berfungsi sebagai bu. er atau larutan penyangga.\ Lebih tepatnya, ion tersebut berperan penting dalam menjaga stabilitas pH (derajat keasaman) darah

2.      Hukum Gas
Menurut aturan Dalton, setiap gas dalam adonan gas mempunyai tekanannya sendiri yang disebut tekanan parsial. Tekanan parsial dilambangkan dengan Px, dengan x yaitu rumus molekul gas bersangkutan. Tekanan total adonan gas merupakan penjumlahan tekanan parsial komponen-komponen gasnya. Udara atmosfer mengandung nitrogen, oksigen, uap air, karbon dioksida, dan gas-gas lain dalam jumlah yang sangat kecil. Dengan demikian, tekanan atmosfer adalah:
Tekanan parsial gas-gas tersebut memilih pergerakan oksigen dan karbon dioksida antara atmosfer dan paru-paru, antara paru-paru dan darah, dan antara darah dengan sel-sel tubuh. Setiap gas berdifusi melalui membran permeabel dari kawasan dengan tekanan parsial lebih tinggi ke kawasan dengan tekanan parsial lebih rendah. semakin besar perbedaan tekanan parsial, maka laju difusi gas akan semakin cepat.
Dibandingkan dengan udara yang masuk ke paru-paru, udara alveolar mempunyai lebih sedikit O2 dan lebih banyak CO2. Hal ini disebabkan oleh dua hal. Pertama, pertukaran gas di alveoli meningkatkan komposisi CO2 dan menurunkan konsentrasi O2 udara alveolar. Kedua, ketika udara masuk melalui jalan masuk pernafasan, udara tersebut dilembabkan. peningkatan konsentrasi uap air mengakibatkan penurunan konsentrasi O2. sebaliknya, udara yang dikeluarkan dari paru-paru mengandung lebih banyak O2 dan lebih sedikit CO2 daripada udara alveolar lantaran udara yang dikeluarkan sebagian bercampur dengan udara pada dead space yang tidak ikut berpartisipasi dalam pertukaran gas.
Hukum Henry menyatakan bahwa kuantitas gas yang terlarut pada cairan yaitu proporsional terhadap tekanan parsial dan kelarutan gas tersebut. Pada cairan tubuh, kemampuan gas untuk tetap berada di dalam larutan lebih besar ketika tekanan parsial dan kelarutannya di dalam cairan badan besar. CO2 terlarut lebih banyak di dalam plasma darah lantaran kelarutan CO2 24 kali lebih besar daripada kelarutan O2, dan walaupun kuantitas N2 paling banyak pada udara atmosfer, gas ini tidak memperlihatkan efek yang begitu signifikan terhadap badan lantaran kelarutannya di dalam plasma darah sangat rendah.
Laju pertukaran gas sistemik dan pulmoner dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
§  Perbedaan tekanan parsial gas-gas; semakin besar perbedaan tekanan parsial gas-gas, maka lajodifusi semakin cepat.
§  Luas permukaan pertukaran gas; jikalau luas permukaan pertukaran gas semakin besar, maka laju difusi akan bertambah dan sebaliknya.
§  Jarak difusi; laju difusi akan semakin besar jikalau jarak difusinya semakin kecil.
§  Berat molekul dan kelarutan gas; kelarutan gas yang besar akan mempercepat laju difusi, sedangkan besar molekul yang besar memperlambat laju difusi.

D.    Pengang kutan Oksigen dan Karbondioksida
1.      Pengangkutan O2
Pertukaran gas antara O2 dengan CO2 terjadi di dalam alveolus dan jaringan tubuh, melalui proses difusi. Oksigen yang hingga di alveolus akan berdifusi menembus selaput alveolus dan berikatan dengan haemoglobin (Hb) dalam darah yang disebut deoksigenasi dan menghasilkan senyawa oksihemoglobin (HbO) menyerupai reaksi berikut :
Sekitar 97% oksigen dalam bentuk senyawa oksihemoglobin, hanya 2 – 3% yang larut dalam plasma darah akan dibawa oleh darah ke seluruh jaringan tubuh, dan selanjutnya akan terjadi pelepasan oksigen secara difusi dari darah ke jaringan tubuh,
2.      Pengangkutan CO2
Pengangkutan CO2 oleh darah sanggup dilaksanakan melalui 3 Cara yakni sebagai berikut.
1)      Karbon dioksida larut dalam plasma, dan membentuk asam karbonat dengan enzim anhidrase (7% dari seluruh CO2).
2)      Karbon dioksida terikat pada hemoglobin dalam bentuk karbomino hemoglobin (23% dari seluruh CO2).
3)      Karbon dioksida terikat dalam gugus ion bikarbonat (HCO3) melalui proses berantai pertukaran klorida (70% dari seluruh CO2). Reaksinya yaitu sebagai berikut.
CO2 + H2O Þ H2CO3 Þ H+ + HCO-3
Gangguan terhadap pengangkutan CO2 sanggup menimbulkan munculnya tanda-tanda asidosis lantaran turunnya kadar basa dalam darah. Hal tersebut sanggup disebabkan lantaran keadaan Pneumoni. Sebaliknya apabila terjadi akumulasi garam basa dalam darah maka muncul tanda-tanda alkalosis.
E.     Kontrol Sistem Pernafasan
Secara umum, sistem kontrol respirasi diambil alih oleh kerja sistem saraf pusat di pecahan bilateral medula oblongata dan pons pada batang otak. Daerah ini dibagi menjadi 3 kelompok neuron utama :
1.      Kelompok pernapasan dorsal, terletak di pecahan dorsal (belakang) medula yang terutama mengakibatkan inspirasi.
2.      Kelompok pernapasan ventral, terletak di ventrolateral (depan samping) medula, yang terutama mengakibatkan pandangan gres dan ekspirasi yang lebih dalam.
3.      Pusat pneumotaksik, terletak di sebelah dorsal pecahan superior pons, tepatnya di sebelah dorsal nuklous parabrakialis pada pons pecahan atas, yang terutama mengatur kecepatan dan kedalaman napas.
Adalagi yang namanya saraf-saraf sensoris yang mendeteksi paru. Perlu diingat bahwa saraf-saraf sensoris ini berujung sebagai reseptor, menyerupai kemoreseptor perifer, baroreseptor dan reseptor2 lainnya di dalam paru. Nanti kumpulan reseptor-reseptor ini akan bergabung menjadi nucleus traktus solitarius yakni ujung simpulan dari saraf sensoris pernapasan yang terdapat pada nervus vagus dan nervus glosofaringeus. Pada karenanya kedua nervus ini akan bekerjasama dengan kelompok pernapasan pecahan dorsal. Melalui ini, prosedur penghantaran informasi dari paru ke pusat respirasi pecahan dorsal bisa berlangsung.



SUBSCRIBE & SEBARKAN
Vidio Bagaimana Cara Manusia Bernafas , Klik: 
https://youtu.be/1p_kmh_61uc



DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arif ,dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran Edisi II. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI Media Aescullapius.
Price, Sylvia Anderson.2005.Patofisiologi:  Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit , Edisi 6.Jakarta:EGC
Smeltzer, Suzanne. C dan Bare, Brenda. G. 2001. Buku ajar  Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth Volume 1. Jakarta: EGC
Underwood, J.C.E.1999.Patologi Umum dan Sistematik Volume 2.Jakarta: EGC

Sumber http://macrofag.blogspot.com