Random post

Tuesday, February 4, 2020

√ 5 Faktor Penyebab Konflik

Perbedaan Individu


Setiap insan yaitu individu yang unik. Artinya, setiap orang mempunyai pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian atau perasaan akansesuatu hal atau lingkungan yang kasatmata ini sanggup menjadi faktor penyebab konflik sosial, alasannya yaitu dalam menjalani kekerabatan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya.


Misalnya, saat berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu lantaran berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.


Perbedaan Latar Belakang Kebudayaan


Dalam kekerabatan sosialnya, seseorang akan dipengaruhi oleh pola-pola anutan kelompoknya. Orang dibearkan dalam lingkungan kebudayaan yang berbeda-beda. Ada yang diasuh dengan pola latihan kemandirian yang akan mendorong seseorang menjadi berani dalam mengambil tindakan, bertanggungjawab, kritis, tetapi sedikit agak individualis.


Ada pula yang diasuh dalam lingkungan kebudayaan yang menerapkan pola ketergantungan. Dalam hal ini, seseorang akan cenderung bersifat kurang mandiri, menghargai orang lain, dekat dan tidak individualis. Dalam lingkup yang lebih luas, masing-masing kelompok kebudayaan mempunyai nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berbeda-beda ukurannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.


Perbedaan-perbedaan inilah yang sanggup mendatangkan konflik sosial, alasannya yaitu kriteria baik-buruk, sopan-tidak sopan, pantas-tidak pantas atau bahkan berkhasiat atau tidak bergunanya sesuatu, baik itu benda fisik maupun non fisik, berbeda-beda berdasarkan pola anutan masing-masing yang didasarkan pada latar belakang kebudayaan masing-masing.


Perbedaan Kepentingan


Manusia mempunyai perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh alasannya yaitu itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok mempunyai kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang sanggup melaksanakan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda.


Sebagai contoh, mislanya perbedaan kepentingan dalam hal pemanfaatan hutan. Para tokoh masyarakat menganggap hutan sebagai kekayaan budaya yang menjadi cuilan dari kebudayaan mereka sehingga harus di jaga dan dihentikan di tebang. Para petani menebang pohon-pohon lantaran di anggap sebagai penghalang bagi mereka untuk menciptakan kebun  atau ladang. Bagi para pengusaha kayu, pohon-pohon ditebang dan kemudian kayunya di ekspor guna mendapat uang dan membuka pekerjaan. Sedangkan bagi pecinta lingkungan, hutan yaitu cuilan dari lingkungan sehingga harus dilestarikan.


Disini terang terlihat ada perbedaan kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya sehingga akan mendatangkan konflik sosial di masyarakat. Konflik akhir perbedaan kepentingan ini sanggup pula menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya.


Begitu pula sanggup terjadi antar kelompok atau antara kelompok dengan individu, contohnya konflik antara kelompok buruh dengan pengusaha yang terjadi lantaran perbedaan kepentingan diantara keduanya. Para buruh menginginkan upah yang memadai, sedangkan pengusaha menginginkan pendapatan yang besar untuk dinikmati sendiri dan memperbesar bidang serta volume perjuangan mereka.


Perubahan-Perubahan Nilai yang Cepat


Perubahan yaitu sesuatu yang lazim dan masuk akal terjadi, tetapi kalau perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut sanggup memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadakakan memunculkan konflik sosial alasannya yaitu nilai-nilai usang pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat bermetamorfosis nilai-nilai masyarakat industri.


Nilai-nilai yang berubah itu menyerupai nilai kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang diubahsuaikan berdasarkan jenis pekerjaannya. Hubungan kekerabatan bergeser menjadi kekerabatan struktural yang disusun dalam organisasi formal perusahaan. Nilai-nilai kebersamaan bermetamorfosis individualis dan nilai-nilai perihal pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat bermetamorfosis opembagian waktu yang tegas menyerupai jadwal kerja dan istirahat dalam dunia industri.


Perubahan-perubahan ini, kalau terjadi secara cepat atau mendadak, akan menciptakan kegoncangan proses-proses sosila di masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan lantaran dianggap mengacaukan tatanan kehidupan masyarakat yang telah ada.



Sumber aciknadzirah.blogspot.com