Random post

Showing posts with label Inovasi. Show all posts
Showing posts with label Inovasi. Show all posts

Tuesday, April 3, 2018

√ Meningkatkan Akomodasi Ulangan Semester Ujian Sekolah

Dengan mengambil manfaat akan kemajuan teknologi kini dalam jamannya komputerisasi, kita sanggup meningkatkan kualitas, kuantitas, efektifitas dan efisiensi pendidikan di sekolah kita. Banyak sudah tersedia sumber belajar, pengembangan mencar ilmu dan isu lainnya yang bisa mengakibatkan materi kajian untuk dikembangkan, diadopsi atau dipergunakan di forum pendidikan. Salah satunya ialah sudah tersediannya perangkat lunak (software) untuk mengoreksi dan menghitung hasil penilaian mencar ilmu (ulangan atau ujian) yang layaknya dipergunakan dalam Ujian Nasional. Software tersebut dinamakan Digital Scoring System.

Digital Scoring System ialah sebuah software scanner pemeriksa nilai ujian atau ulangan dari lembar tanggapan komputer (LJK) dengan teknologi computer graphic dan image recognition yang menunjukkan sebuah konsep gres dalam hal pembacaan data melalui media Lembar Jawab Komputer (LJK). Digital Scoring System yang disingkat dengan DCC bisa membantu para panitia ujian sekolah untuk mempercepat perhitungan hasil dari tanggapan para siswa.

Disamping itu, walaupun ini bukan software gratis tetapi berbayar, software ini cocok dipakai oleh Sekolah (SD, SMP, SMA, Sekolah Menengah kejuruan dan PT ) atau Lembaga Bimbingan Belajar. Dengan kata lain bisa dimiliki oleh sekolah dengan perangkat keras (hardware) pendukung yaitu scanner tipe biasa.

Menurut beberapa situs yang pernah mempublikasikan ini penggunaan Digital Scoring System mempunyai manfaat multifungsi dan sangat sesuai untuk keperluan ibarat :
  1. Test Penerimaan Siswa Baru.
  2. Ujian Sekolah (UTS, UAS, dan Ulangan Harian).
  3. Tryout (UAN, UASBN, SNMPTN dan USM STAN).
  4. Input Biodata Guru dan Siswa.
  5. Kuesioner Evaluasi Proses Pembelajaran dan Penilaian.
  6. Penelitian Test Analisis Butir Soal dan Analisis Jawaban.
  7. Penelitian Psikotets.
  8. dll.

Kelebihan penggunaan Digital Scoring System ini ialah :

  1. DSS mempunyai kecepatan baca gambar LJK dengan kecepatan yang cukup tinggi hampir sekitar 7000 LJK/jam.
  2. DSS mempunyai tingkat akurasi baca hampir 100 %.
  3. Memiliki Fasilitas Auto Calibrate ( Kalibrasi Otomatis ) sehingga tidak perlu mapping LJK terlebih dahulu.
  4. Memiliki Fasilitas Dropuout Color ( sehingga bisa membuang warna dasar dari LJK )
  5. DSS dilengkapi dengan technologi Digital Imaging Free Rotating sehingga bisa membaca LJK yang miring atau terbalik.
  6. Cara memakai yang sangat gampang alasannya mempunyai fitur-fitur yang sederhana.
  7. Bisa membaca Kode Soal dalam bentuk Barcode atau Manual.
  8. Pengisian Kunci jawaban bisa manual, lewat scanning LJK, atau periksa gambar.
  9. DSS bisa membaca LJK hasil cetak, Riso, print, fotocopy bahkan bisa membaca LJK kotor ( bekas corat-coret ) dan bekas terlipat.
  10. Mampu Memeriksa Ujian Sampai 25 Paket Soal dalam satu proyek pemeriksaan.
  11. Support untuk berbagai hardware scanner image baik yang flatbed atau ADF ( Automatic document feeder )
  12. Disertai dengan Template LJK yang lengkap ( lebih dari 50 jenis Template ).
  13. Hasil report bisa di-export pribadi ke excel, HTML dan RTF.
  14. Pengisian LJK bisa memakai Pensil 2B, spidol, dan ballpoint ( warna hitam atau biru tua).
  15. Report nilai lengkap, dan disertai analisis jawaban ( Analisis Statistik, Analisis Distribusi Jawaban, analisis Tingkat kesukaran, analisis Daya Pembeda, dan analisis faktor pengecoh ).
  16. Dapat diisi dengan bulatan atau silang.
  17. Dilengkapi dengan DSS editor ( Software Untuk Mengedit Template LJK ).
  18. Dilengkapi dengan DSS Video Tutor ( Video cara penggunaan DSS reader dan DSS Editor ).
  19. Dilengkapi dengan Manual Book ( buku cara Penggunaan DSS Reader dan dss Editor ).
Untuk isu selengkapnya, kita bisa menghubungi kontak di situs penyedia layanan tersebut : http://technodigi.com/
Sumber http://menofschool.blogspot.com

√ Membangun Komunikasi Luar Kelas Dengan Siswa

Komunikasi Luar Kelas

Selain sebuah tantangan bagi guru untuk membangun komunikasi di dalam kelas atau di lingkungan sekolah, sang "guru" perlu juga mencoba membangun komunikasi dengan siswa-siswanya di luar kelas atau di luar lingkungan sekolah. Ada beberapa strategi untuk menjalin hubungan (komunikasi) dengan para siswa di luar kelas, di antaranya yaitu :


Milikilah Kontak Para Siswa

Dengan kemajuan teknologi isu dan komunikasi dikala ini, para guru sudah mempunyai kesempatan yang luar biasa untuk bisa berkomunikasi dan saling bertukar infromasi dengan cepat. Alat komunikasi menyerupai telepon, handphone, internet yaitu media yang banyak dipergunakan oleh sebagian besar orang. Selain orang dewasa, bawah umur pun kebanyakannya sudah mempunyai atau tersedianya alat-alat tersebut termasuk para siswa bahkan dipelosok pedesaan. Teknologi menyerupai ini apabila dimanfaatkan dalam dunia pendidikan akan sangat membantu peningkatan mutu pendidikan tersebut.

Dengan adanya teknologi komunikasi tersebut para guru bisa lebih sering berkomunikasi dengan para siswanya, waktu berkonsultasi problem pembelajaran menjadi lebih banyak dan lama, kerakraban antara guru dan para siswanya menjadi lebih kuat serta para siswanya bisa lebih terkontrol pendidikan diluar kelas mereka.

Tidak ada salahnya, jikalau seorang guru mempunyai kontak siswanya baik itu nomor telepon atau handphone, alamat email, pertemanan di sosial media (facebook atau twitter, dll) selama masih menjaga perilaku dan menjunjung moral yang berlaku.

Kepemilikan nomor telpon/handphone siswa oleh guru atau sebaliknya sanggup membangun komunikasi yang lebih santai. Siswa menjadi lebih mudah bertanya dan bercerita mengenai problem peningkatan berguru mereka baik diwaktu siang, sore ataupun malam tanpa harus tiba ke daerah sang guru. Para siswa pun bisa menyelesaikan masalah atau mempertimbangkan pendapat guru dari daerah yang jauh.

Selain alat komunikasi telepon atau handphone yang terjangkau kini ini, media sosial yang terdapat di jaringan online (internet) bisa dimanfaatkan sebagai alat komunikasi jarak jauh yang lebih bagus. Saat ini jejaring sosial menyerupai facebook sebagai social media yang terkenal mempunyai kemudahan pembaharuan yang cepat, unggah (upload) dan unduh (d0wnl0ad) file, dialog (chat) eksklusif atau kelompok dan group yang bisa menyebarkan atau membahas isu dengan sesama.

Berikan Kesempatan untuk Berkomunikasi

Selain di dalam kelas atau selama di sekolah, guru selayaknya menunjukkan waktu dan kesempatan untuk para siswa bagaimana berkomunikasi dengan baik selain di dalam kelas. Para siswa, sewaktu-waktu mereka menemukan kebingungan, kesulitan, permasalahan dalam berguru mereka. Karena tidak semua siswa mempunyai latar belakang yang anggota keluarganya pernah mengecap dunia pendidikan, kadang kala para siswa bingung dengan cara bagaimana atau dengan siapa mereka curhat (bertanya). Ketika tidak ada daerah menyebarkan masalah, siswa menjadi galau menemukan penyelesaian dan bahkan mereka merasa tidak bisa untuk menyelesaikannya.

Kadang pula siswa malu untuk bertanya dikarenakan mereka segan terhadap guru, alangkah bagusnya apabila guru bertanya wacana pembelajaran sewaktu diluar kelas atau sekolah. Hal ini menggambarkan bahwa guru tersebut tetap perhatian terhadap mereka walaupun tidak di dalam kelas. Sebaliknya, apabila guru menunjukkan kesempatan untuk bisa berkomunikasi baik dari siswa ke guru atau guru yang berinisiatif untuk bertanya, maka siswa sudah mempunyai peluang penyelesaian problem berguru mereka.

Luangkan waktu bercanda

Adakalanya guru serius dan sungguh-sungguh dalam memberikan pembelajaran dan moral kepada anak didiknya. Namun adakalanya guru perlu meluangkan waktu untuk mengontrol perilaku supaya siswa ketika berhadapan atau berkomunikasi kepada guru tetap nyaman dengan canda.

Tertawa dalam canda memang sangat mengasikkan. Tertawa plong bisa mengurangi strees dan ketenggangan alasannya yaitu efek lelahnya fisik dan psiko ketika di ruangan kelas. Kemampuan dan daya tahan siswa tergolong mempunyai perbedaan-berbedaan. Hal ini bisa dipengaruhi kondisi kesehatan, minat, proses, serta guru yang mengajar. Hal menyenangkan dikala bercanda yang dibangun oleh guru akan menghipnotis kesiapan siswa untuk mendapatkan pembelajaran di waktu berikutnya.

Bercanda dengan siswa tidak hanya bermanfaat bagi siswa itu sendiri, namun juga bermanfaat bagi guru untuk melaksanakan pendekatan persuasif dan pendalaman jiwa anak didik. Selain itu pula, strees guru juga bisa berkurang yang dipenuhi dengan masalah-masalah dengan jiwa guru itu sendiri.

Jadilah Pendengar Setia Siswa

Pendengar setia lebih banyak diharapkan orang lain dibandingkan dengan pembicara hebat. Guru yang lebih banyak mendengarkan keluhan siswa mereka akan lebih banyak disenangi oleh mereka. Tidaklah harus guru itu selalu menyerupai konsultan atau konseling yang menunjukkan bimbingan kepada setiap siswa. Guru sudah cukup membantu mereka dengan mendengarkan keluhan-keluhan yang memenuhi pikiran mereka.

Jika guru sebagai wali kelas tentu ada menemukan keluhan-keluhan yang berkaitan dengan pengaturan kelas, penataan, pengontrolan kedisiplinan kelas, dan lain-lainnya. Jika guru sebagai pengajar, ia akan menemukan keluhan-keluahan mengenai pembelajaran, keributan dalam belajar, kejahilan siswa, dan lain-lain. Dengan keluhan-keluhan tersebut, ada siswa yang lebih berani mengemukakan didepan kelas, adapula yang kurang berani sehingga mereka perlu waktu yang bisa diluangkan oleh guru lebih persuasif.

Untuk itu perlu tentunya kita sebagai guru untuk menunjukkan kesempatan kepada siswa kita supaya mereka bisa bercerita mengenai keluhan, permasalahan atau pendapat mereka wacana belajar.

Luangkan waktu untuk kunjungan ke rumah siswa

Kunjungan ke rumah merupakan salah satu cara untuk meningkatkan tali kekerabatan – silaturahmi antara guru, siswa dan masyarakat (orang bau tanah siswa). Ada yang perlu kita perhatikan sebelum melaksanakan kunjungan kepada para siswa kita di rumah mereka antara lain :
  1. Persiapkan apa maksud dan tujuan kunjungan
  2. Buatlah cek list siswa untuk dikunjungi
  3. Buatlah agenda
  4. Beritahu terlebih dahulu sebelum kunjungan

Sumber http://menofschool.blogspot.com

Monday, April 2, 2018

√ Pengelolaan Sarana Lingkungan Hidup Sekolah

Jangan Jadikan Sekolah Tempat Sampah. Jangan jadikan petugas kebersihan menanggung beban kebersihan. Tanggung jawab menjaga kebersihan mesti kita tanamkan bersama di jiwa guru dan para siswa. Petugas kebersihan hanya membantu untuk pengelolaan sampah dan kerapian sekolah. Setiap orang di lingkungan sekolah mempunyai hak untuk menjaga kebersihan. Karena sekolah merupakan rumah berguru dan daerah bersama antara guru, pegawai, petugas dan siswa.
 Jangan jadikan petugas kebersihan menanggung beban kebersihan √ Pengelolaan Sarana Lingkungan Hidup Sekolah
Kebersihan Kelas
Sumber Ilustrasi : aciknadzirah.blogspot.com/search?q=kebersihan-lingkungan

Kebersihan

1. Tersedianya Alat Kebersihan Dalam dan Luar Ruangan

Kita tidak mengharuskan membeli alat semoga lingkungan sekolah menjadi bersih. Walaupun di pasar, sudah tersedia alat-alat kebersihan. Para guru bisa mengajak siswanya membuat kreatifitas alat-alat kebersihan, contohnya sapu ijuk, sapu lidi, keset dari sabut kelapa, serok sampah dan daerah sampah dari papan bekas serta lain-lainnya. Selain ini bisa menumbuhkan kemandirian sekolah, juga kreatifitas menjadi bertambah.

2. Tersedianya Toilet / WC

Sudah menjadi kebutuhan sekolah dalam pengadaan bangunan pembuangan kotoran yaitu WC atau Toilet. Dengan adanya daerah ini, siswa dan guru tidak perlu banyak membuang waktu untuk mencari daerah buang air. Selain itu juga para siswa menjadi terbiasa untuk hidup bersih.

3. Tersedianya Alat Kebersihan Toilet

WC tersebut juga perlu adanya alat pembersih, sehingga ruangan WC tetap bersih. Jika kita lebih bisa bisa disediakan cairan pengharum ruangan WC atau pengharum Closet.

4. Tersedianya Air Bersih

Air merupakan media pembersih benda-benda. Air higienis juga dibutuhkan dalam tatanan prasarana di sekolah. Air higienis bisa dipergunakan untuk banyak keperluan sekolah, baik itu untuk dikonsumsi maupun untuk yang tidak dikonsumsi. Sekolah yang bagus, selalu mempunyai persediaan air guna untuk memasak, mengisi bak WC dan kamar mandi, berwudhu, mencuci muka atau tangan kotor, dan lainnya.

Kerapian

Rapi mempunyai makna tertata dengan baik dan sesuai ketentuan. Kerapian yang berkenaan dengan sekolah terkait banyak sekali macam hal diantaranya ialah sebagai berikut :

1. Tatanan Perlengkapan Kelas

Kebanyakan kelas di sekolah sudah mempunyai kelengkapan umum menyerupai papan tulis (whiteboard atau blackboard), kursi dan meja guru serta kursi dan meja para siswa. Mungkin saja kini sudah banyak sekali disetiap sekolah mempunyai fasilitas yang berbeda. Ini bukanlah duduk kasus utama. Sedikit atau sebanyak apapun perlengkapan kelas, mesti ditata dengan rapi.

Panataan kelas pada umumnya ialah dikelola oleh wali kelas beserta siswa-siswi kelas tersebut. Kita bisa melatakkan papan tulis pada cuilan paling depan dari kelas dengan berhadapan eksklusif kepada para siswa. Meja dan kursi guru boleh diletakkan di cuilan kiri depan atau kanan depan kelas dengan menghadap kepada para siswa. Peralatan kebersihan kelas bisa diletakkan didalam lemari atau bila tidak mempunyai lemari khusus, boleh diletakkan pada cuilan belakang.

Selain perlengkapan utama, untuk menambahkan kenyamanan ruangan dengan kreatifitas bersama bisa ditambahkan di dalam kelas hasil karya, poster, lemari, jam dinding dan barang-barang yang mendukung pendidikan serta kenyamanan. Pada cuilan luar sangat bagus kiranya apabila ada daerah meletakkan ganjal kaki, tumbuhan hias, dan kursi santai. Selebihnya dikembangkan dengan kreatifitas dan kemampuan yang dimiliki bersama.

2. Tatanan Bangunan

Tata bangunan ini akan lebih banyak terkait dengan bidang sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Tentunya penataan bangunan merupakan program yang dilaksanakan dengan waktu-waktu tertentu. Hal ini dikarenakan penataan bangunan sedikit banyaknya akan mempergunakan biaya yang cukup bahkan lebih besar dari keperluan lain di dalam pengelolaan sekolah.

3. Tatanan Parkir

Sekarang ini siswa-siswa tidak hanya berasal dari sekitar sekolah, ada juga yang berasal dari daerah yang cukup jauh dari sekolah. Sehingga mereka mempergunakan alat transportasi menyerupai sepeda atau sepeda motor. Parkir sekolah sangat membantu sekali menghindari terjadinya pencurian. Peletakkan sepeda atau sepeda motor yang dikelola di daerah parkir khusus akan memudahkan keluar masuknya sepeda dan sepeda motor ke dalam sekolah. Keamanan sekolah menjadi lebih terperhatikan.

4. Tatanan Pembuangan Kotoran

Pengelolaan sanitasi ini perlu kita perhatikan adanya di sekolah. Kotoran dan sampah bisa menimbulkan penyakit pada orang-orang disekitarnya. Kesehatan warga sekolah menjadi faktor penting juga, sebab bila warga sekolah sakit maka akan terganggu proses berguru mengajar. Penempatan bangunan WC sebisa mungkin tidak berdekatan dengan ruang kelas, sumber utama air bersih, kanten terbuka, ruang kantor. Selain duduk kasus rawan timbulnya penyakit, kadang-kadang basi yang kurang lezat bisa mengurangi kenyamanan di dalam ruangan.

5. Tatanan Pembuangan Akhir Sampah Sekolah

Sekolah merupakan wahana pendidikan juga menghasilkan sampah baik itu sampah sisa atau bungkus makanan, sampah dokumen, sampah alami (organik). Karena adanya sumber penghasil sampah di sekolah, maka penyediaan daerah sampah menjadi sebuah kebutuhan pokok untuk diadakan. Jika daerah sampah sudah tersedia, berarti sekolah mempunyai kesempatan mengajak guru dan siswanya untuk bisa menjaga kebersihan lingkungan dengan membuang sampah pada daerah yang tersedia.

Usahakanlah memberi pengetahuan ihwal sampah dan daerah sampah dibedakan. Pembedaan daerah sampah ini boleh dengan jenis sampah organik dan anorganik atau sampah berair dan sampah kering. Sehingga nantinya sampah bisa dikelola atau dimanfaatkan menjadi barang mempunyai kegunaan menyerupai kompos, kerajinan tangan serta tidak terjadi penumpukkan sampah yang banyak.

6. Tatanan Saluran Air

Saluran air atau yang biasa disebut dengan drainase, selayaknya diperhatikan pula. Saluran air yang terganggu menjadikan tergenangnya air kotor, air hujan dan bisa mengakibatkan penyakit, becek dan banjir. Saluran air apabila ditata dengan sempurna akan membuat pergerakkan air serta penyerapan air ke dalam tanah lebih cepat.

Kerindangan

1. Taman dan Pekarangan Sekolah

Untuk membuat sekolah yang ramah lingkungan, dibagian lahan atau halaman sekolah yang kosong bisa dibuatkan sebuah pekarangan atau taman. Pekarangan tersebut ditanami dengan tanaman hias (bunga) atau tanaman obat-obatan. Untuk lebih bagus lagi sanggup ditambahkan dengan papan nama (sebutan, istilah latin). Dengan ini siapa pun yang memperhatikan akan sanggup mengenal tumbuh-tumbuhan tersebut dengan kata lain menambah wawasan alam lingkungan.

2. Tanaman Hias Sekitar / Dalam Kelas

Terkhusus tumbuhan guna mempercantik ruangan kelas, menyegarkan udara kelas dan menyejukkan pandangan, di sekitar ruangan kelas – baik di dalam kelasmaupun diluar kelas – sanggup dihiasi dengan tumbuhan pot yang digantung, ditempel atau diletakkan pada lantai.

3. Pohon Perindang

Selain pekarangan dan tumbuhan penghias kelas, di cuilan halaman yang tidak diperunakan untuk upacara dan lapangan olah raga ditanam beberapa pohon perindang. Pohon perindang merupakan penghijau dan penyejuk untuk skala yang lebih luas lagi. Pilihlah pohon perindang yang tumbuhnya akan banyak daun dan cepat pembesarannya. Perbanyaklah pohon jenis tumbuhan dikotil dibanding monokotil. Beberapa jenis pohon perindang dikotil adalah pohon Ketapang, Beringin, Mangga, dll. Sedangkan pohon jenis monokotil ialah Pinang, Kelapa, Palm, dll.

Terima Kasih Telah Membaca, Semoga Bermanfaat.
Sumber http://menofschool.blogspot.com

Sunday, April 1, 2018

√ Peningkatan Kualitas Berguru Dengan Taktik Warna

 Maka proses pembelajaran bisa kita modifikasi dengan menciptakan startegi warna guna meningka √ Peningkatan Kualitas Belajar dengan Strategi Warna

Sebagaimana kita bahas pada pengaruh warna dalam pembelajaran. Maka proses pembelajaran bisa kita modifikasi dengan menciptakan startegi warna guna meningkatkan kualitas belajar.
Strategi warna menucakup mengenai :

1. Pemilihan Buku Pelajaran

Dalam pemilihan buku, kita kini ini mempunyai banyak kesempatan untuk menentukan buku apa yang sesuai dengan materi pelajaran dan tujuan pembelajaran kita. Di pasaran sudah banyak tersedia banyak sekali macam jenis dan bentuk buku yang sebagian besar sudah mempunyai warna-warni bahkan ada yang full color dengan harga yang bervariasi.

Akan tetapi permasalahan yang kadang kita hadapi pada faktanya ialah buku yang mempunyai warna full color lebih mahal dibandingkan yang lainnya. Sehingga untuk mengadakan setiap siswa kita mempunyai buku tersebut terasa berat bagi kita alasannya dianggap membebankan harga yang tinggi.

Strategi dalam pemilihan buku berwarna tidak selalu mengharuskan dimiliki oleh semua siswa. Bisa saja buku disediakan oleh sekolah sehingga tidak menjadi beban terhadap siswa. Atau barangkali dimiliki oleh siswa dengan cara angsuran yang sementara dibayar oleh sekolah atau guru yang bersangkutan.

Pemilihan buku yang berwarna juga tidak mengharuskan buku yang dipilih mempunyai warna penuh (full color) pula. Paling tidak minimalnya ialah guru mempunyai satu buku yang berwarna penuh.

 Maka proses pembelajaran bisa kita modifikasi dengan menciptakan startegi warna guna meningka √ Peningkatan Kualitas Belajar dengan Strategi Warna2. Pemilihan Media Belajar

Strategi warna yang kedua ialah pemilihan media belajar. Pemilihan berarti mencari dan menentukan media mana yang sempurna dengan mengutamakan warna pada media tersebut. Di lapangan, sebagian guru merasa terbebani untuk membeli media pembelajaran alasannya faktor harga dan terbatasnya pengetahuan mengenai media belajar.

Kita ketahui bersama bahwa penyediaan media pembelajaran, seorang guru tidak mesti membeli. Banyak cara lain yang bisa dilakukan untuk menyediakan media pembelajaran tersebut selain membelinya, menyerupai meminjam, memodifikasi atau membuat sendiri dengan kemampuan yang dimiliki oleh guru tersebut. Jikalau seorang guru memodifikasi atau menciptakan media sendiri, guru bisa mendapat materi/bahan dari internet yang kemudian dicetak dengan memakai printer warna.

3. Penggunaan Alat dan Teknologi

Jika peningkatan kualitas pembelajaran masih terkendala dengan pemilihan buku berwarna dan pemilihan media belajar, kita sebagai guru bisa mendapat alternatif untuk mengatasi problem tersebut dengan menggunakan alat dan teknologi.

Peralatan yan bisa kita gunakan diantaranya ialah LCD dan Proyektor. Kedua teknologi ini sebagian besar sekolah sudah mempunyai dan menjadi sebuah keperluan sekolah itu sendiri. Tantangannya ialah bagi sekolah yang belum tersedia tenaga listrik.

LCD dan Proyektor mempunyai ciri yang hampir mirip. Akan tetapi kedua teknologi ini mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Sumber http://menofschool.blogspot.com

√ Imbas Warna Pada Pembelajaran

Di lingkungan sekitar kita aneka macam terdapat  √ Pengaruh Warna pada Pembelajaran
Pengaruh Warna
Di lingkungan sekitar kita aneka macam terdapat warna-warni. Ada yang menonjol ada yang samar-samar. Pernahkah kita melihat warna-warni di lingkungan sekitar kita? tentu saja bukan. Namun Seringkah kita memperhatikan perhatikan secara secama perbedaan warna-warna tersebut?

Warna kadang tidak kita sadar pengaruhnya dalam kehidupan terlebih khusus dalam proses berguru kita. Bisa jadi hal tersebut dikarena sudah sering dan biasa meilhat benda-benda yang mempunyai warna-warna lumrah. Misalnya saja kita sudah biasa melihat bahwa daun segar berwarna hijau, jalan beraspal berwarna hitam, langit berwarna biru di siang hari atau awan berwarna putih ketika bersih.

Karena hal tersebut biasa, maka kesan dan perhatian kita tidak terlalu melekat. Bila saja kita melihat warna daun merah cerah, sedikit banyaknya kesan akan menempel kepada kita. Bahkan kita ceritakan kepada orang lain hal tersebut, dikarenakan kesan yang ditimbulkan lebih kuat.

Tahukah anda bahwa warna-warni sangat mempengaruhi pemahaman dan ingatan kita ketika kita belajar. Sebagaimana kita temukan sebagian besar majalah berwarna penuh (fullcolor) lebih gampang dicerna dan cepat laris (menarik) daripada tabloid atau surat kabar yang hanya sebagian berwarna penuh atau hanya warna hitam dan putih.

Dulunya buku atau materi didik lebih lebih banyak didominasi warna hitam pada goresan pena dan gambar dan putih sebagai warna dasar. Jika pun berwarna ialah media dasarnya saja menyerupai kertas yang sudah berwarna. Sekarang ini sudah banyak inovasi dan pengembangan untuk menghasilkan media dan sumber berguru (buku dan sejenisnya) menjadi lebih menarik. Salah satunya ialah dengan menciptakan bahan-bahan didik memakai warna-warni di sebagian besar halamannya.

Untuk memperdalam dilema warna ini, ada baiknya kita mengenal apa itu warna terlebih dahulu. Warna (Color) ialah spektrum bias cahaya yang diterjemahkan oleh mata. Setiap warna mempunyai dimensi yang berbeda sehingga mata insan sanggup melihat perbedaan antara tiap-tiap jenisnya. Karena warna mensugesti penglihatan mata, maka warna membawa efek kepada pembelajaran yang bersifat visual (penglihatan).

Pengaruh warna pada proses berguru akan banyak membawa dampak yang lebih terkait dengan faktor psikologis (kejiwaan) seseorang. Secara garis besar efek warna memperlihatkan rangsangan ke arah positif. Beberapa efek yang saling berkaitan sanggup kita sebutkan disini di antaranya adalah

1. Daya Tarik (Interest)

Setiap warna memilik daya tarik tersendiri dan setiap orang menyukai warna sampai mereka punya warna kesukaan (favorit) baginya. Ada yang lebih tertarik dengan warna cerah (merah, kuning, biru, hijau, jingga, putih) namun ada pula yang tertarik dengan warna agak gelap dan gelap (hitam, coklat, abu-abu, biru malam, hijau lumut, dll).

2. Perhatian (Fokus)

Warna sanggup menciptakan mata kita terfokus pada potongan tertentu. Pertama kali dilihat oleh mata ialah potongan warna yang menonjol dan tampak perbedaan yang paling jelas. Jika suatu potongan berwarna lebih banyak didominasi (khas) dan potongan lain mempunyai warna yang rata-rata, perhatian yang tertuju ketika pertama kali memandangnya ialah pada potongan yang berwarna khas kemudian mata memindai potongan yang lainnya.

3. Pembedaan (Difference)

Warna memperlihatkan kesan pembeda antara satu potongan dengan potongan yang lainnya. Mencoloknya perbedaan tidak mesti lantaran kecerahan dan kontas warna itu sendiri saja, tapi juga bergantung pada tersebut pencahayaan dari kondisi sekitar. Semakin berpengaruh dimensi warnanya maka akan semakin nampak pula perbedaannya.

4. Pengingatan (Memorize)

Menonjolnya potongan dengan warna yang dominan memperlihatkan imbas kepada otak melewati penglihatan mata dan disimpan lebih kuat potongan yang menonjol tersebut. Warna yang menonjol dari potongan lain mendapat kesan berpengaruh sampai disimpan dan diletakkan pada bagian prioritas memori di otak. Sehingga untuk mengingat potongan yang warnanya menonjol tersebut menjadi lebih mudah.
Di lingkungan sekitar kita aneka macam terdapat  √ Pengaruh Warna pada Pembelajaran
Diagram Warna
Untuk mengenal warna secara umum, mari kita bahas mengenai kategori warna. Kategori warna yang dibagi menjadi beberapa jenis :
Di lingkungan sekitar kita aneka macam terdapat  √ Pengaruh Warna pada Pembelajaran
Kategori Warna
  1. Warna Netral
    Warna netral ialah warna yang menjadi dasar dari dimensi dalam warna. Yang termasuk ke dalam warna netral ialah warna Hitam (Black) dan warna Putih (White). Warna hitam putih ini mensugesti adanya tingkat kecerahan dan kontras dari warna. Jika warna hitam lebih tebal, imbas yang dihasilkan dari warna ialah gelap. Dan jikalau warna putih yang lebih tebal, imbas yang dihasilkan ialah terang.
  2. Warna Primer (Utama)
    Warna primer terdiri dari warna merah (Red), warna kuning (Yellow) dan warna biru (Blue). Dalam teori warna tradisional (digunakan dalam cat dan pigmen), warna primer ialah 3 warna pigmen yang tidak sanggup dicampur atau dibuat oleh kombinasi dari warna lain. Semua warna lain berasal dari 3 warna tersebut.
  3. Warna Sekunder (Turunan)
    Warna sekunder ialah warna yang diturunkan dari warna primer atau yang dibuat oleh pencampuran warna primer. Warna sekunder: hijau, oranye dan ungu.
  4. Warna Tersier (Campuran)
    Warna tersier adalah percampuran antar warna primer dengan warna sekunder sehingga menghasilkan warna baru. Ini ialah warna yang dibuat dengan mencampur primer dan warna sekunder. Itu sebabnya hue ialah nama dua kata, menyerupai biru-hijau, merah-ungu, dan kuning-oranye. Warna Tersier yaitu Kuning-oranye, merah-oranye, merah-ungu, biru-ungu, biru-hijau & kuning-hijau.

Sumber http://menofschool.blogspot.com

Thursday, March 29, 2018

√ Metode Membangun Vocabulary Yang Menyenangkan


Vocabulary atau Kosa kata merupakan salah satu bab dari pembangun kelancaran berbahasa. Kelihaian seseorang memakai bahasa yang sempurna dan sesuai dengan apa yang ingin dikomunikasikan bergantung pada seberapa cerdas ia memilih kata-kata pada pemakaian berbahasanya. Untuk sanggup menentukan tentunya ada pilihan kata. Pilihan kata tersedia dari banyaknya serapan kosa kata dalam ingatan.


Kosa kata dalam setiap bahasa mempunyai jumlah dan variasi yang berbeda-beda. Bahasa yang maju tentulah mempunyai jutaan kosa kata. Pertanyaannya ialah apakah kita bisa mengingat semua kosa kata tersebut dengan gampang ataukah lebih banyak kesulitan untuk menyimpannya dalam memori kepala kita.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ada banyak sekali cara dan metode untuk membangun kosakata. Pada dasarnya untuk membangun kosa kata ialah dengan memperbanyak serapan dan pemahaman terhadap kosa kata yang tersedia. Dari beberapa metode absorpsi kosa kata tersebut diantaranya ialah sebagai berikut :

1. Membangun Vocabulary dengan Mendengarkan

Memperbanyak mendengarkan merupakan salah satu metode untuk menyerap kosa kata. Mendengarkan ialah metode yang menantang alasannya ialah kita kadang tidak bisa melihat dalam bentuk goresan pena terlebih lagi dalam bahasa-bahasa yang ada pelunturan karakter dalam pengucapannya. Mendengarkan tidaklah mudah, namun tidak pula begitu sulit apa bila kita bisa mengkondisikan keadaan semoga terfokus pada suara.

Kesulitan dalam mendengarkan sering dialami apabila kita tidak bisa berkonsentrasi terhadapa apa yang didengarkan dikarenakan faktor luar (situasi lingkungan) ataupun faktor dalam (keadaan fisik). Jika kesulitan tersebut sering dialami dan tidak terpecahkan tentu bisa menciptakan absorpsi kosa kata menjadi tidak menyenangkan. Berbeda dikala kita merasa kondisi dan situasinya yang menciptakan kita santai, akan menciptakan absorpsi dalam mendengarkan menjadi menyenangkan.

Oleh alasannya ialah itu kita menciptakan dan mencari situasi kondisi yang santai semoga kita bisa menikmati secara perlahan absorpsi kosa kata dalam mendengarkan.

2. Membangun Vocabulary dengan Membaca Tulisan

Selain dengan mendengarkan, memperbanyak membaca tulisan merupakan juga metode absorpsi untuk membangun kosa kata berbahasa. Tidak berbeda jauh dengan mendengarkan, membaca juga perlu situasi kondisi yang sesuai dengan cara mencar ilmu kita masing-masing. Membangun kosa kata dengan membaca goresan pena bisa berupa buku, majalah, surat kabar dan media cetak lainnya serta bentuk tulisan-tulisan yang tidak berbentuk lembaran kertas seperti spanduk, banner, baliho, papan nama, markah/tanda jalan, internet, televisi dan sebagainya.

Untuk menciptakan absorpsi lewat goresan pena menjadi menyenangkan bisa kita lakukan dengan memperbanyak membaca dan memperhatikan tulisan-tulisan yang menyenangkan bagi kita. Misalnya kita menyukai novel, berita, sastra dan lain-lain.

Sama halnya dengan mendengarkan, melalui membaca akan kuat pada absorpsi pada bahasa-bahasa tertentu. Jika kita lebih sering membaca berita, buku, artikel maka sebagain besar absorpsi ialah pada bahasa formal dan resmi. Sedangkan apabila kita lebih banyak membaca goresan pena keseharian menyerupai cerita, dialog, puisi atau sastra dan sebagainya, maka sebagian besar absorpsi ialah pada kata-kata non formal, kiasan.

3. Membangun Vocabulary dengan Menghapal

Mengapal, ialah salah satu metode absorpsi kosa kata yang sering kita temui pada pelajaran Bahasa, terutama bahasa asing. Menghapal menjadi sesuatu yang tidak sulit bagi orang yang terbiasa dan bisa memfokuskan diri pada kata-kata dengan sekali atau dua kali membaca/mendengar. Namun menghapal akan menjadi sesuatu yang kurang menyenangkan atau membosankan bila terjadi pada orang yang sukar untuk menemukan konsentrasi, kesenangan, atau pemahaman yang panjang terhadap sesuatu kosakata.

Kadang kali sebagian orang menyangka bahwa orang atau siswa yang sukar untuk menghapal dianggap mempunyai intelejensi rendah. Hal ini tentunya kurang pas. Karena orang atau siswa menyerupai itu mempunyai cara absorpsi yang berbeda dengan yang lain. Kebanyakan orang atau siswa yang lambat tidak hanya dipengaruhi oleh tingkat intelejensitas namun pula keadaan, metode, teknik atau seni administrasi yang dipergunakan bisa tidak sesuai dengan cara belajarnya.

Untuk membangun kosa kata dengan menghapal menjadi menyenangkan bagi setiap orang atau siswa bisa dibentuk dan diadaptasi dengan kemampuan dan keadaan yang terjadi. Terlebih lagi untuk mengingat kosakata gres (asing) pernah ditemukan (didengar / dilihat). Salah satu cara menghapal yang menyenangkan ialah dengan derma media dan dilakukan secara bertahap sesuai kapasitas mereka. Misalnya kosa-kata yang gres dikenalkan dengan :

  • Melihat goresan pena sepenuhnya meningkat menjadi goresan pena yang dihilangkan sedikit demi sedikit. 
  • Diajarkan pengucapannya, kemudian diminta pengulangan ucapan beberapa kali 
  • Seterusnya di tulis kembali dalam bentuk tulisan.

Ketika cara tersebut bisa menciptakan absorpsi dengan menghapal lebih menyenangkan dibandingkan apabila kita meminta atau kita melaksanakan dengan sekali atau dua kali baca kemudian mengingatnya saja.

4. Membangun Vocabulary dengan Predeksi Kata Terkait

Selain metode yang disebutkan di atas, ada lagi absorpsi kosa kata dengan mempredeksi kata kata terkait. Dalam ilmu linguistik, ini ada kaitannya dengan ilmu pembentukkan kata (morpologi). Dengan metode absorpsi kosa kata ini, kita bisa lebih memahami kosa-kata gres dan kosa kata usang serta kaitannya satu sama lain.

Sebagai referensi :
Kata "Produktifitas" kita akan hubungkan dengan kata "produksi","produk".
Ketika kita kesulitan untuk mengingat dan memahami kata "produktifitas", maka akan kita kaitkan dengan kata-kata lain yang mungkin lebih kita kenal dan mengerti menyerupai "produksi" dan "produk". Saya suka sekali dikala bertemu dengan siswa gres dikelas dalam perkenalan khususnya untuk mengingat nama-nama siswa gres tersebut.

Dengan mencoba mempredeksi keterkaitan dengan kata lain membantu saya untuk mendapat informasi gres dan kesan gres terhadap mereka. Misalnya dikala ada nama siswa saya yang berjulukan Agustina, maka akan saya hubungkan nama tersebut dengan bulan lahirnya. Kemungkinan terbesar ia lahir di bulan Agustus. Ada lagi yang mempunyai nama Febriani, Febrianti, Febrianor. Beberapa kata yang menyerupai tersebut saya hubungkan dengan bulan kelahiran mereka yang kemungkinan terbesar ialah lahir di bulan Februari.

5. Membangun Vocabulary dengan Menyebutkan

Beberapa waktu yang kemudian saya biasa mengamati anak anak yang sedang bermain. Ada beberapa permainan yang menarik untuk membangun kosa kata dalam berbahasa. Salah satunya ialah permainan menyebutkan kata.

Permainan ini ialah permainan yang sangat sederhana namun mempunyai dampak terbentuknya kosa kata yang sangat cepat dan banyak. Selain itu permainan penyebutan kata yang saya istilahkan dengan Tell Me the Word ini bisa dimainkan dengan waktu yang singkat, dengan jumlah pemain yang tidak terlalu terbatas bisa 2 orang atau 1 kelas.

Skema permainan Tell Me the Word ialah :

Jumlah Pemain antara 2 - 6  Orang

  • Jika pemainnya 2 hingga 6 orang bisa tanpa dengan alat bantu. Cukup hanya menggunakan jari tangan saja.
  • Ketika setiap pemain sudah siap, pada hitungan ke-3 atau dengan isyarat lainnya, setiap pemain mengulurkan jari dengan jumlah terbuka sesuai dengan yang diinginkan oleh setiap pemain.
  • Kemudian jari semua pemain yang terbuka dihitung jumlahnya dengan mengurutkan Abjad / Alphabet, dari A - Z atau sebaliknya Z - A sesuai dengan janji bersama.
  • Satu jari ialah satu huruf, contohnya total jari terbuka semua pemain ialah 10 berarti kalau diurut dari A - Z ialah karakter /J/. Setiap pemain akan menebak kata-kata dasar yang dimulai dengan / berawalan karakter /J/. Kosa kata terkait bisa kita ambil janji dalam permainan hanya kata-kata dalam salah satu bahasa. Sebagai referensi Bahasa Daerah, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan sebagainya.
  • Jika jumlah melewati simpulan Abjad, maka sisanya dihitung kembali ke awal Abjad.
  • Kosa kata yang ditebak oleh masing-masing penerima permainan tidak boleh sama / diulang oleh penerima lain.
  • Untuk lebih terfokus, kosa kata yang ditebak diberi hukum hanya menebak kata benda / kata kerja dasar / kata sifat, dll.

Jumlah Pemain 7 - Satu Kelas

  • Jika pemain melebihi dari 6 orang, maka akan lebih baik diberikan media bantu menyerupai lembaran kertas bernomor dari 1 - 10 (sesuai jumlah jari) yang diberikan kepada setiap orang peserta. Ini apabila ingin membentuk permainan dalam satu fokus. 
  • Bisa pula dengan membagi kelompok yang beranggotakan antara 4 - 6 orang per kelompok.

Penyerapan kosa kata dengan metode permainan menyebutkan ini memberi banyak dampak postif pada pengembangan, pembangunan dan pembelajaran bahasa (kosakata). Dampak / laba tersebut bisa kita sebutkan antara lain sanggup :

  1. Mengingat kosa kata usang dengan cepat.
  2. Menyebutkan kosa kata dengan benar dan diserap kembali oleh setiap pemain.
  3. Mengenal dan memahami kosa kata yang disebut.
  4. Menyeleksi kosa kata yang disebut apakah benar atau salah.
  5. Mendapatkan kosa kata gres dari pemain lain.
  6. Merasakan kesenangan dalam belajar.

Perlu kita ingat sama-sama bahwa absorpsi dengan melalui proses yang berkesan akan mempercepat pembangunan (ingatan dan pemahaman) wacana vocalbulary atau kosa kata. Selain itu pula akan menciptakan kosa kata tersebut menjadi menempel dekat di ingatan kita.
Sumber http://menofschool.blogspot.com

√ Majalah Dinding Media Proses Kreatif

Majalah dinding atau yang biasa pula kita kenal sebagai Mading yakni media penyaluran kreatifitas dalam bentuk lembaran. Di sebagian banyak sekolah sudah mempunyai / menciptakan majalah dinding baik untuk khusus penyaluran kreatifitas siswanya ataupun dikombinasikan fungsinya dengan papan pengumuman sekolah.

Original Source From : aciknadzirah.blogspot.com/search?q=23/Frevolusi-mading-majalah-dinding-536507

Sangat disayangkan sekali bila sekolah kita belum mempunyai majalah dinding. Membuat majalah dinding tidak harus memesan atau membelinya dipasaran. Pihak sekolah bisa saja mengarahkan para siswanya di waktu kosong atau kesediaan pihak sekolah untuk membuatnya dengan memakai materi yang tidak terpakai lagi. Misalnya papan dari meja yang sudah aus, lama atau rusak.

Selain dari papan, bisa saja kita menciptakan majalah dinding khusus kelas dengan mempergunakan materi dasar gabus/stroform yang lebih murah didapatkan dipasaran. Tinggal kita memodifikasi biar kelihatan menjadi menarik.

Dalam kaitannya dengan majalah dinding, siswa merupakan insan yang mempunyai potensi untuk berkembang kreatif yang bisa menghasilkan karya luar biasa. Minat dan bakatnya akan berkembang baik disekolah apabila lingkungan sekolahnya mendukung, memfasilitasi, menyalurkan dan menghargai aspirasi mereka.

Kreatifitas seseorang tidaklah harus pribadi diperlukan muncul kepermukaan yang bisa dilihat kasat mata oleh orang lain. Akan tetapi, itu memerlukan proses yang kadang tidak dalam waktu dekat. Kita misalkan dikala siswa kebanyakan diminta untuk menuliskan sebuah puisi, mereka tentunya mempunyai kemampuan, minat, bakat, cara pandang yang majemuk terhadap puisi yang ditulis bahkan terlebih lagi dengan tema puisi yang bebas.

Pada awalnya bisa saja kurang nyaman dibaca sebab tulisannya belum begitu bagus, kurang yummy dipahami sebab kata-kata yang dipergunakan tidak kesatuan, temanya tidak fokus dan sebagainya. Walaupun demikian, karya mereka patutlah diberi acungan jempol atau penghargaan lainnya. Yang lalu tetap perlu dlanjutkan proses penyaluran tersebut dengan pemberian motivasi (misalnya: hadiah) dan bimbingan langsung dengan pengarahan khusus ataupun bimbingan tidak langsung dengan menawarkan komentar pada karya mereka, pembenahan bahasa dalam pelajaran, pertolongan info dan wawasan dengan arikel-artikel yang bisa kita dapatkan dari aneka macam sumber terlebih di internet.

Dari sekian banyak siswa tersebut nantinya akan muncul dengan perhatian kita yang mana berbakat (karyanya bagus) dan yang mana berminat (suka dan sering menghasilkan karya serupa). Bagi mereka yang tidak berbakat di satu bidang, bisa jadi mereka berbakat di bidang lainnya.

Para guru tentunya diperlukan tidak menjadi guru yang egois, guru yang hanya ingin mencapai sasaran pengajaran dan mata pelajaran saja. Guru sangat lah diperlukan bersedia membantu mendidik para siswa dengan arahan-arahan konkret yang sesuai dengan kemampuan dan impian baik para siswa. Memberi waktu yang lowong/senggang untuk kegiatan-kegiatan kreatif merupakan salah satu cara mendidik para siswa menjadi manusia yang bekerjsama dengan memeperhatikan aspek intelejensi, apektif dan motorik mereka.

Dalam penyaluran minat talenta siswa di majalah dinding perlu memperhatikan beberapa hal, diantaranya yakni :

  1. Majalah dinding dibuka untuk karya dengan seluas-luasnya.
  2. Majalah dinding dibentuk semenarik mungkin.
  3. Majalah dinding diaktifkan secara rutin dan berkala.
  4. Majalah dinding divariasikan dengan aneka macam karya.


Sumber http://menofschool.blogspot.com