Bang..bing..bung.. Yuk kita
Nabung.. Itu potongan dari lirik lagu yang dibawakan Tina Toon di kurun 95-an.
Mungkin belum dewasa kini tidak ada yang mengenal lagu ini. Lagu ini merupakan
lagu yang menarik, coba saja kita ingat
liriknya;
“Bang Bing Bung Yuk Kita nabung”
(ayo!)
“Bang bing bung yuk jangan
dihitung” (Lho kenapa?)
“Nanti tahu-tahu kita dapat
untung” (Untung dari mana? Korupsi yahh? (>,<)
Secara tidak pribadi lagu ini
mengajarkan kita untuk korupsi. Bagaimanapun juga, kita harus mendapatkan bahwa
lagu ini mengajarkan untuk menabung,
yang gila adalah ketika kita diajak
untuk jangan menghitung, bagaimanapun kita harus menghitung jumah uang pribadi
kita, jangan hingga tercampur dengan uang amanah, atau uang rakyat dan uang
Negara. Setelah jangan dihitung kita dijanjikan bahhwa tahu-tahu sanggup untung,
ini benar-benar konsep koruptor, ketika uang kita tercampur dengan uang orang
lain atau uang amanah, dan kita lupa jumlahnya, maka sedikit banyak kita akan
melihat jumlah yang besar dan menganggap itu uang kita, padahal tidak
sepenuhnya milik kita. Yahh.. Itu analisa versi Saya yang telah kuliah S1 MIPA. Dan kini Anda
tahu penyebab Tina Toon minggat ke
Singapura(Silahkan anda interpretassikan!). Ini HANYA LELUCON!
Oh ya, ngomong-ngomong tentang
menabung, Saya punya perjalanan panjang perihal menabung. Karir menabung Saya berawal semenjak duduk di
bangku sekolah dasar, ketika itu Saya dibelikan celengan oleh Orang renta Saya.
Alangkah senangnya Saya, ketika mendapatkan celengan itu. Sejak pertama kali
mendapatkannya, telah menjadi obsesi Saya
untuk memenuhi celengan itu. Saya menabung setiap hari, Saya bahkan tidak
berjajan demi menabung, menabung dan menabung lagi. Tapi obsesi itu hanya
bertahan tidak lebih dari empat minggu, dan karir menabung Saya berakhir dengan
tewasnya seekor ayam plastik dengan gorokan dibagian leher dan keluarnya isi
perut Ayam.
Massa-masa Sekolah Menengah Pertama Saya tidak perlu menabung. Saya tidak lagi perlu menabung, Saya
hanya perlu meminta apapun yang Saya inginkan kepada orang renta Saya, dan pasti
dibelikan!. Sebagai karmanya Saya tidak
akan menerima sangu sebulan penuh atau mungkin 2bulan penuh bila barang yang Saya
beli terlalu mahal. Seperti ketika Saya minta belikan Bat tenis meja yang
sangat mahal(menurut Saya) maka Saya pribadi dibelikan, dan sebagai gantinya Saya
tidak menerima sangu 2bulan peenuh.
System sangu dari orang renta Saya ialah sangu bulanan, sehingga terserah
untuk beli apapun uang itu yang niscaya tidak akan ada embel-embel sangu. Dan Saya
berhasil melalui masa-masa Sekolah Menengah Pertama tanpa sepeserpun tabungan. Hanya ada Bet Tenis
Meja, satu Bet yang berharga, Seharga 2bulan uang saku..
Tabunganku Sekarang |
Saya kembali dipaksa menabung Di Sekolah Menengan Atas tepatnya ketika Saya kelas 3SMA, itu karena
orang renta ingin Saya menjadi anak yang sanggup mengatur keuangan. Tapi Saya
terlalu jenius untuk mengatur Uang, 500.000 yang diisi orang renta Saya kembali
ludes dalam sebulan per tama. Dan orang renta Saya tidak pernah mendidik Saya
dengan suplai uang foya-foya lagi. Tabungan Saya kandas, tidak ada transaksi
Hingga Saya Lulus Sekolah Menengan Atas dan Kuliah.
Celengan dari botol bekas, yang penting rajin diisi aja |
Setelah kuliah Saya tak pernah
punya tabungan yang cukup di Bank. Saya kecewa alasannya yaitu setiap tabungan Saya
dipotong oleh bank. Artinya Saya sesungguhnya berhassil menyisihkan uang
10.000/bulan tapi alasannya yaitu di debet 10.000/bulan maka hilanglah uang itu. Dan
oleh alasannya yaitu kekecewaan itu, Saya menabung dengan cara Saya sendiri.
Mahfuzh TnT
Sumber https://mystupidtheory.com