Random post

Monday, November 19, 2018

√ Referensi Makalah Character Building Kehidupan Anak Jalanan Bsi Karawang

Berikut ini ialah teladan makalah character building.


MAKALAH
CHARACTER BUILDING
“KEHIDUPAN SI ANAK JALANAN”
Dosen : Yosep Bani Ahmad,M.HUM


Anggota:
ü Ilham Saputra      (12124166)
ü Lilian Evikasari    (12124154)
ü Bubun Bunyamin (12125046)
ü Eka Nurwulan      (12124190)
ü Padlylah Akbar    (12123319)
ü Marlina                 (12124415)
AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER (AMIK – BSI)
BINA SARANA INFORMATIKA
Kampus E5 : Jl. Ahmad Yani No. 98 Karawang
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa lantaran berkat rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat merampungkan Makalah “Interaksi Sosial Si Anak Jalanan” ini dengan baik dan tepat waktu. Kami  menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh lantaran itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Berkaitan dengan makalah ini kami banyak mendapat pinjaman dan bimbingan dari aneka macam pihak yang diterima oleh kami baik secara pribadi maupun tidak langsung. Tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini.

Akhir kata kami mengharapkan semoga makalah ini sanggup bermanfaat bagi kita semua, amin.










Karawang, 23 April 2013


                                                                                               Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I  PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang................................................................................................3
B.            Rumusan Masalah...........................................................................................3
C.            Tujuan Penelitian............................................................................................3
BAB II  PEMBAHASAN
1.             Pengertian Anak Jalanan.................................................................................4
2.             Macam-macam Anak Jalanan.........................................................................4
3.             Kehidupan Anak Jalanan................................................................................5
4.             Pendidikan Anak Jalanan................................................................................6
5.             Macam-macam Pengamen..............................................................................7
6.             Pengamen Jalanan termasuk Target Operasi..................................................9
7.             Anak Jalanan, Anak Bangsa...........................................................................9
8.             Metode Penelitian.........................................................................................12
BAB III. PENUTUP
A.           Kesimpulan...................................................................................................16
B.            Saran.............................................................................................................16
LAMPIRAN.........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19






BAB I
PENDAHULUAN

A.                   Latar Belakang
Salah satu permasalahan sosial yang ada di Indonesia yaitu semakin meningkatnya jumlah masyarakat miskin di negara ini. Hal ini sanggup dilihat dengan semakin banyaknya jumlah pengemis atau pengamen jalanan. Pengamen jalanan timbul tanggapan adanya kemiskinan dan kesenjangan sosial dan ekonomi.
Sesuai dengan tema yang telah ditentukan dari dosen, tim kami mendapat topik tentang ”Kehidupan Si Anak Jalanan.” Dalam menjalankan observasi dan wawancara untuk makalah ini, kami menentukan untuk berfokus pada pengamen jalanan di bawah umur, lantaran tim kami mempunyai keprihatinan khusus terhadap pekerja anak.
Anak ialah harapan masa depan suatu bangsa, tunas yang berpotensi membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik atau bisa juga lebih buruk. Maka dari itu, amat miris rasanya melihat anak-anak yang hidup mengamen di jalanan. Oleh lantaran itu tim kami melaksanakan observasi dan wawancara terhadap salah satu pengamen.

B.                    Rumusan Masalah
Ø  Bagaimana kehidupan anak jalanan.
Ø  Apa penyebab anak jalanan mencari nafkah dengan cara mengamen
Ø  Bagaimana bentuk kepedulian kita terhadap anak jalanan.

C.                     Tujuan Penelitian
Kami memepunyai tujuan dalam menciptakan makalah ini sebagai berikut :
Ø  Ingin mengetahui perihal kehidupan anak jalanan khususnya pengamen.
Ø  Ingin mengetahui mengapa mereka harus mencari nafkah ibarat itu.
Ø  Ingin memberi solusi kepada mereka perihal kehidupan yang sebernarnya harus mereka lakukan.
Baca Juga : Contoh Makalah Character Building | BSI semester 2 AMIK (Versi Ke-1)
BAB II
PEMBAHASAN

Dalam kepingan ini kami akan membahas perihal kehidupan anak jalanan khususnya pengamen jalanan secara rinci semoga kami sanggup mengetahui bagaimana gotong royong kehidupan di jalanan. Dalam kepingan ini kami juga melaksanakan observasi kejalan dan mewawancarai pengamen jalanan.

1.            Pengertian Anak Jalanan
Anak jalanan didefinisikan sebagai anak insan dengan batasan umur 17 tahun kebawah yang melaksanakan aktifitasnya disamping-samping jalan, atau di jalan-jalan umum, di tempat ramai, terminal, stasiun dan bahkan di lampu merah, dengan tujuan untuk meminta-minta uang baik atas kehendaknya sendiri, kelompok dan atau disuruh orang lain kepada setiap orang.
Adapun ciri-ciri anak jalanan secara umum, antara lain:
a)      Berada di tempat umum (jalanan, pasar, stasiun, terminal) selama 3-20 jam sehari.
b)      Berpendidikan rendah (kebanyakan putus sekolah, dan sedikit sekali yang tamat SMP)
c)      Berasal dari keluarga-keluarga yang tidak bisa (kebanyakan kaum fakir, miskin, dan beberapa di antaranya tidak terperinci keluarganya)
d)     Melakukan acara yang negatif (melakukan pekerjaan informal).
2.            Macam-macam Anak Jalanan
a.          Children On The Street
Yakni anak -anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan yang masih mempunyai hubungan dengan keluarga. Ada dua kelompok anak jalanan dalam kategori ini, yaitu anak-anak yang tinggal bersama orangtuanya dan senantiasa pulang kerumah setiap hari, dan anak-anak yang melaksanakan kegiatan ekonomi dan tinggal di jalanan namun masih mempertahankan hubungan dengan keluarga dengancara pulang baik terencana ataupun dengan jadwal yang tidak rutin.

b.         Children Of The Street
Yakni anak-anak yang menghabiskan seluruh atau sebagian besar waktunya di jalanan dan tidak mempunyai hubungan atau ia memutuskan hubungan dengan orangtua atau keluarganya. Banyak diantara mereka ialah anak-anak yang memutuskan hubungan dengan orangtuanya lantaran kekerasan, perceraian, lari, atau pergi dari rumah.
c.          Children From Families Of The Street
Yakni anak-anak yang menghabiskan seluruh waktunya di jalanan yang
berasal dari keluarga yang hidup atau tinggalnya juga di jalanan bahkan mereka
cenderung tidak mempunyai tempat tinggal.
3.            Kehidupan Anak Jalanan
Anak jalanan yang sering kali dikatakan orang sebagai alat pencari uang bagi kaum premanisme ternyata mempunyai hak dan kewajiban. Mereka yang selama ini hidup menyendiri berteman dengan sesama anak jalanan menciptakan mereka lupa bahkan sengaja dilupakan untuk mendapat hak-hak itu aneka macam harapan ketika mereka hidup di dunia ini menjadi sesuatu yang sulit bahkan kecil kemungkinan untuk didapat, berbeda dengan anak-anak yang hidup serba berkecukupan mereka bisa dan pasti mendapat apa yang mereka inginkan dan keinginan mereka pun sanggup terwujud meskipun tidak banyak.
Itu lah yang membedakan kehidupan anak-anak pinggiran dengan anak-anak mewah. Padahal anak-anak jalanan butuh yang dinamakan pendidikan. Kaprikornus tidak hanya mereka yang punya uang saja yang bias sekolah tapi bagi mereka yang punya harapan terkecil pun ingin ibarat anak lainnya. Kenyataannya apakah mereka bisa begitu, apakah uang yang kita bayarkan dan kita anggap pajak bahkan subsidi benar-benar untuk
 mereka.
Mereka yang punya hak sama ibarat kita apa bisa sama dengan kita mendapat apa yang kita dapat. Jelas mereka butuh dan mau apa yang kita lakukan dan inginkan selama ini.lalu adakah bukti bahwa mereka telah mendapatkannya.
Pengamen ialah orang-orang yang mencari nafkah / bekerja dengan menyediakan hiburan musik pada orang-orang sekitarMengamen merupakan pekerjaan anak jalanan. Mereka bekerja tanpa kenal lelah dari pagi hingga malam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pengamen seharusnya sanggup dihargai, sehingga mereka merasa bahwa dirinya diakui oleh masyarakat hanya lantaran keadaan ekonomi yang memaksa mereka untuk mempertahankan hidupnya dengan cara semacam itu. Pengamen sering dikucilkan dan tidak dianggap keberadaannya dalam masyarakat, mereka sudah memiliki image yang buruk dalam masyarakat.

4.            Pendidikan Anak Jalanan
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan mempengaruhi secara penuh pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Hal ini bukan saja lantaran pendidikan akan kuat terhadap produktivitas, tetapi juga akan kuat terhadap produktivitas masyarakat. Pendidikan menimbulkan sumber daya insan lebih cepat mengerti dan siap dalam menghadapi perubahan di lingkungan kerja. Oleh lantaran itu, tidaklah heran apabila negara yang mempunyai penduduk dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi yang pesat.
Persoalan ekonomi merupakan salah satu duduk masalah sangat penting dalam proses pendidikan formal. Oleh lantaran itu, bilamana ekonomi seseorang mengalami kesuraman pasti proses pendidikannya akan terhambat. Bahkan mungkin terjadi proses pendidikannya akan terhenti disebabkan ketidakmampuan ekonomi keluarga membiayai pendidikannya.
Begitu pula yang dialami oleh anak jalanan dan pengamen jalanan. Mereka gotong royong ingin sekali mendapat pendidikan, ingin bersekolah ibarat layaknya anak – anak lainnya. Namun lantaran faktor ekonomi yang menghambat keinginanya tersebut.
 Banyak murid di sekolah dasar yang mempunyai latar belakang keluarga yang berekonomi lemah, ibarat orangtuanya bekerja sebagai buruh bangunan, tukang ojek, tukang becak. Pekerjaan tersebut tidak berarti tidak memperoleh penghasilan, namun hasil yang diperoleh tidak cukup untuk memenuhi keperluan hidup rumah tangga mereka, alhasil pendidikan anak-anak mereka terbengkalai dan bahkan ada yang berhenti. Hal ini terjadi disebabkan oleh semakin tingginya biaya pendidikan ini, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga pada Peguruan Tinggi. Di samping itu, rendahnya ekonomi keluarga sanggup pula berdampak pada kelanjutan pendidikan anak bahkan ada yang hingga putus sekolah dan menjadi anak jalanan.

5.              Macam - Macam Pengamen
Seperti kita tahu bahwa salah satu profesi yang paling banyak dijalankan oleh orang-orang yang tidak mempunyai pekerjaan tetap ialah menjadi pengamen baik secara sendiri-sendiri maupun berkelompok. Mengamen tidak harus bernyanyi tetapi juga bisa hanya memainkan alat musik atau hanya bertugas menarik uang receh dari pendengar.
Pengamen ada di mana-mana mulai di perempatan jalan raya, di dalam bis kota, di rumah makan, di ruko, di perumahan, di kampung, di pasar, dan lain sebagainya. Penampilan pengamen pun macam-macam juga mulai dari tampilan yang biasa saja hingga penampilan waria / bencong, anak punk, preman, pakaian muslim, pakaian pengemis, pakaian seci nan minim, dsb.
Pengamen terkadang sangat mengganggu ketenangan kita akan tetapi mau bagaimana lagi. Jika mereka tidak mengamen mereka mau makan apa dan daripada mereka melaksanakan kejahatan lebih baik mengamen secara baik-baik walaupun mengganggu.
Berikut ini ialah macam-macam / jenis-jenis pengamen :
a)                  Pengamen Baik
Pengamen yang baik ialah pengamen yang mempunyai kemampuan musikalitas yang bisa menghibur sebagian besar pendengarnya. Para pendengar pun merasa terhibur dengan ngamenan pengamen yang baik sehingga mereka tidak sungkan untuk memberi uang receh maupun uang besar untuk pengamen jenis ini. Pengamen ini pun sopan dan tidak memaksa dalam meminta uang.

b)                 Pengamen Kurang Baik
Pengamen yang tidak baik yaitu merupakan pengamen yang permainan musiknya tidak yummy di dengar oleh para pendengarnya namun pengamen ini umumnya sopan dan tidak memaksa para pendengar untuk memperlihatkan sejumlah uang. Tetapi ada juga yang menyindir atau mengeluh pribadi ke pendengarnya jikalau tidak mendapat uang ibarat yang diharapkan.
c)                  Pengamen Pengemis
Pengamen ini tidak mempunyai musikalitas sama sekali dan permainan musik maupun vokal pun ngawur seenaknya sendiri. Setelah mengamen mereka tetap menarik uang receh dari para pendengarnya. Dibanding mengamen mereka lebih ibarat pengemis lantaran hanya bermodal dengakul dan nekat saja dalam mengamen serta hanya berbekal belas kasihan orang lain dalam mencari uang.
d)                 Pengamen Pemalak / Penebar Teror
Pengamen yang satu ini ialah pengamen yang lebih suka melaksanakan teror kepada para pendengarnya sehingga para pendengar merasa lebih memperlihatkan uang receh daripada mereka diapa-apakan oleh pengamen tukang palak tersebut. Mereka tidak hanya menyanyi tetapi kadang hanya membacakan puisi-puisi yang menebar teror dengan pembawaan yang meneror kepada para pendengar. Pengamen jenis ini biasanya akan memaksa diberi uang dari tiap pendengar dengan modal teror. Pengamen ini layak dilaporkan ke polisi dengan perbuatan tidak menyenangkan di depan umum.
e)                  Pengamen Penjahat
Pengamen yang penjahat ialah pengamen yang tidak hanya mengamen tetapi juga melaksanakan tindakan kejahatan ibarat sambil mencopet, sambil nodong, menganiaya orang lain, melecehkan orang lain, dan lain sebagainya. Kalau menemukan pengamen jenis ini jangan ragu untuk melaporkan mereka ke polisi semoga modus mereka tidak ditiru orang lain.




6.                  Pengamen Jalanan termasuk Target Operasi
Para pengamen ini biasanya melaksanakan kegiatanya dengan menyasar para pelanggan rumah-rumah makan maupun warung-warung tenda di pinggiran jalan. ''Mereka mengamen tapi jangan hingga menekan (memaksa) kepada pelanggan meski hanya seribu atau dua ribu rupiah saja,'' jelasnya.
Keberadaan pengamen memang dinilai cukup meresahkan masyarakat, pasalnya mereka bisa meminta uang pada orang (pelanggan) yang sama hingga tiga hingga empat kali meski personilnya (pengamen) beda tetapi alat musik yang mereka gunakan masih sama.
''Kadang kita sadari bahwa ketika kita makan hingga satu jam bisa saja 3-4 kali dengan gitar yang sama hanya personilnya beda. Ini yang akan menjadi sasaran kita,'' ujar Komisaris Besar Zulkarnain Adinegara.
Aktifitas para pengamen itu bisanya dilakukan pada malam hari sehingga terkadang lepas dari jangkuan operasi kepolisian.
Pada gelaran operasi yang bertujuan untuk memperlihatkan rasa kondusif kepada masyarakat itu dilaksanakan di seluruh Indonesia. Operasi tersebut menargetkan tempat-tempat yang dianggap rawan kejahatan ibarat tempat pusat-pusat perbelanjaan, tempat sepi, lampu merah, dll.

7.                  Anak Jalanan, Anak Bangsa
Saat ini, permasalahan terkait anak semakin banyak dan beragam. Indikasinya ialah semakin banyaknya anak-anak terlantar dan yatim-piatu yang tidak terurus, pemberdayaan anak-anak yang tidak pada tempatnya ibarat dipekerjakan dengan waktu kerja yang sangat keterlaluan dan honor yang tidak masuk akal, dsb.
Sedangkan kita semua mengetahui bahwa kehidupan anak-anak seharusnya diisi dengan bermain, belajar, dan bersuka ria. Begitu juga dengan permasalahan anak jalanan di perkotaan merupakan suatu hal yang dianggap masuk akal oleh masyarakat, padahal hal ini seharusnya merupakan suatu hal yang tidak masuk akal terjadi. Permasalahan anak jalanan merupakan salah satu dampak dari kurangnya kesadaran dan kepedulian sosial di masyarakat terhadap kondisi anak-anak.
Undang-undang dasar mengatur bahwa Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara (pasal 34 ayat 1), namun kenyataannya kemampuan pemerintah tidak sebanding dengan meningkatnya permasalahan anak, baik secara kuantitas maupun kualitas. Jumlah anak terlantar (dimana anak jalanan termasuk didalamnya) cenderung semakin meningkat, seiring dengan permasalahan kemiskinan yang belum sanggup diatasi.
Apa yang sanggup dilakukan masyarakat terkait anak jalanan tersebut? Pada dasarnya, kebutuhan individu sanggup dibedakan menjadi 2 kelompok besar, yaitu kebutuhan fisiologis dan psikologis (Cole dan Bruce, 1959). Kebutuhan fisiologis ialah kebutuhan primer ibarat makan, minum, tidur, secual, atau proteksi diri. Sedangkan kebutuhan psikologis yang disebut juga kebutuhan sekunder sanggup meliputi kebutuhan untuk berbagi kepribadian seseorang, misalnya ialah kebutuhan untuk dicintai, kebutuhan mengaktualisasikan diri, atau kebutuhan untuk mempunyai sesuatu, di mana kebutuhan psikologis tersebut bersifat lebih rumit dan sulit diidentifikasi segera.
Begitu juga dengan kondisi anak-anak jalanan yang berada di sekitar Gor Panatayuda Karawang ini. Begitu banyak orang yang menilai negatif terhadap anak jalanan tanpa mengetahui kondisi anak jalanan tersebut dengan sesungguhnya. Meminta-minta memang dianggap hina oleh masyarakat sekitar, bahkan oleh kaum terdidik ibarat mahasiswa juga menganggap hal itu ialah perbuatan hina. Namun apakah kita mengetahui apa penyebab mereka melaksanakan perbuatan hina tersebut secara langsung? Pasti kebanyakan dari kita hanya berasumsi tanpa terjun secara pribadi untuk mencari tahu penyebab mereka
melaksanakan hal ini. Dengan menumbuhkan dan memperlihatkan sedikit rasa kepedulian kita dengan cara mencari informasi mengenai kondisi anak jalanan itu sanggup memperlihatkan bantuan dalam perubahan sikap anak jalanan tersebut.
Untuk mulai menumbuhkan rasa kepedulian dan merealisasikannya membutuhkan niat yang begitu luar biasa pada awalnya. Coba kita pikirkan, waktu kita dalam sehari ada 24 jam, tidak bisakah kita luangkan waktu kita lima menit dalam satu hari untuk menyapa dan menanyakan kabar mereka, atau mungkin setengah jam dalam sehari untuk mengajarkan arti dan makna hidup ini.
Saat ini, permasalahan terkait anak semakin banyak dan beragam. Indikasinya ialah semakin banyaknya anak-anak terlantar dan yatim-piatu yang tidak terurus, pemberdayaan anak-anak yang tidak pada tempatnya ibarat dipekerjakan dengan waktu kerja yang sangat keterlaluan dan honor yang tidak masuk akal, dsb.
Sedangkan kita semua mengetahui bahwa kehidupan anak-anak seharusnya diisi dengan bermain, belajar, dan bersuka ria. Begitu juga dengan permasalahan anak jalanan di perkotaan merupakan suatu hal yang dianggap masuk akal oleh masyarakat, padahal hal ini seharusnya merupakan suatu hal yang tidak masuk akal terjadi. Permasalahan anak jalanan merupakan salah satu dampak dari kurangnya kesadaran dan kepedulian sosial di masyarakat.
Coba bayangkan ketika kita dilahirkan kedunia dalam kehidupan serba pas-pasan dan miskin apakah kita menyalahkan kedua orang bau tanah kita? Disini saya melihat banyak hal yang sangat berbeda. dimanakah kiprah pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan? Apakah pemerintah daerah maupun pemerintah sentra sudah benar-benar merampungkan kemiskinan yang ketika mereka berjanji untuk merampungkan kemiskinan di Indonesia.
Apakah sudah terlaksana dengan benar coba lihat seorang ibu hamil masih mengais rejeki untuk biaya persalinan anak-anak yang mengamen untuk sekedar mencari sebungkus nasi untuk makan hari ini para tuna netra yang dilepas sesudah selesai dibina dari panti-panti untuk mencari makan di kereta coba bayangkan ini hanya sedikit dari kemiskinan, masih ada lagi para gadis belia menjajakan diri dipinggiran jalan untuk bisa bertahan hidup. Hal ini sangat terasa kalau hidup ini ialah usaha namum bagaimana dengan tanggungjawab pemerintah apakah hal ini terus akan berjalan sesuai dengan kodrat masing-masing manusia?? Coba bayangkan bila nasib kita sama dengan mereka.





8.                   Metode Penelitian
Dalam hal ini kami pelakukan penelitian perihal kehidupan anak jalanan dengan cara terjun pribadi ke lapangan,  atau dengan melaksanakan observasi, dan wawancara. Agar kami mendapat pengetahuan yang lebiih dalam menciptakan makalah ini.
a.              Observasi
Observasi dilakukan dengan cara pengamatan pribadi kelokasi, semoga data-data yang diperlukan benar-benar obyektif. Artinya data yang kami ambil menurut fakta dan tidak di buat-buat.

b.             Wawancara
Kami melaksanakan wawancara kepada sekelompok pengamen di dua lokasi yang berbeda, yaitu di sekitar Gor Panatayuda Karawang dan Karang Pawitan semoga mengetahui secara lebih terperinci bagaimana kehidupan anak jalanan. Wawancara ini di lakukan pada hari kamis tanggal 04 April 2013 pukul 09:00 WIB di Gor Panatayuda dan pada hari senin tanggal 22 April 2013 pukul 15.00 WIB di Karang Pawitan.
Adapun hasil wawancara yang kami lakukan kepada para pengamen jalanan ialah sebagai berikut :

Wawancara 1
Peneliti            : “Assalamu’alaikum.”
Peneliti            : “Wa’alaikum salam.”
Peneliti            : “Permisi de.”
Pengamen        : “Iya, ada apa ya?.”
Peneliti            : “Bolehkah kami mewawancarai kalian?.”
Pengamen        : “Untuk apa ya kalau saya boleh tau ?.”
Peneliti            : “Untuk menciptakan makalah perihal kehidupan anak jananan.”
Pengamen        : “Oh.. begitu?  Boleh boleh.”
Peneliti            : “Terima kasih,, nama ade siapa?”
Pengamen        : “Nama Saya Suci.”
Peneliti            : “Sejak kapan kalian jadi pengamen?
Pengamen        : “Sejak kecil, Kak.”
Peneliti            : “Memangnya suci tidak kelelahan jadi pengamen?.”
Pengamen        : “Cukup melelahkan, tapi mau gimana lagi?.”
Peneliti            : “Oh iya,, uci masih sekolah tidak?.”
Pengamen        : “Saya masih sekolah.”
Peneliti            : “Oh, kelas berapa, de?”
Pengamen        : “kelas 5 SD”.
Peneliti            : “Mmmm,, Suci masih punya orang tua?”
Pengamen        : “Masih, tapi Bapak sudah meninggal.”
Peneliti            : “Oh, ade tinggal bersama orang tua, atau tinggal di jalanan?”
Pengamen        : “Saya tinggal dengan Ibu dirumah, Kak”.
Peneliti            : “Rumah ade dimana?”
Pengamen        : “Di belakang Karang Pawitan”.
Peneliti            : “Orang bau tanah kalian tau tidak kalau kalian jadi pengamen ?”
Pengamen        : “Tau, Kak.”
Peneliti            : “Apa orang bau tanah kalian tidak melarang kalian jadi pengamen?”
Pengamen       : “Engga Kak, dan ini juga keinginan kita sendiri”.
Peneliti            : “Apakah orang bau tanah kalian bekerja?”
Pengamen       : “Tidak,,”
Peneliti            : “Kalo boleh Kakak tahu penghasilan kalian setiap hari berapa?”
Pengamen       : ”Engga tentu paling besar sekitar Rp.50.000,00”.
Peneliti           : ”kemudian hasil yang kalian dapatkan untuk apa?”
Pengamen      : ”Untuk bekal sekolah sama membantu orang tua”.
Peneliti            : “Oh Gitu, Oke deh terima kasih ya de, atas informasi nya, berkat kalian kami bisa merampungkan kiprah makalah ini.”
Pengamen        : “Oh iya Kak sama-sama”.


Wawancara 2
Peneliti            : “Assalamu’alaikum.”
pengamen        : “Wa’alaikum salam.”
Peneliti            : “Permisi de.”
Pengamen        : “Iya, ada apa Kak?.”
Peneliti       : “Maaf ganggu waktu ngamen kalian, boleh kita mewawancarai kalian tenteng kehidupan anak jalanan?”
Pengamen        : “Iya boleh. Untuk apa, Kak?”
Peneliti            : “Terima kasih, Untuk menciptakan makalah perihal kehidupan anak jananan.”
Pengamen        : “Oh.. begitu”
Peneliti            : “Nama ade siapa?”
Pengamen        : “Nama saya Abdul Rizal Mustofa, panggil saja rizal.”
Peneliti            : “Oh Rizal, semenjak kapan kau jadi pengamen?
Pengamen        : “Lumayan usang sih, sudah 8 bulan, Kak.”
Peneliti            : “Rizal masih sekolah?.”
Pengamen        : “Masih.”
Peneliti            : “Sekolah dimana?.”
Pengamen        : “Di SDN Tanjung Pura 5.”
Peneliti            : “Oh, kelas berapa?”
Pengamen        : “kelas 6 SD”.
Peneliti            : “Oh, rizal tinggal dimana?”
Pengamen        : “Di bubulak sauyunan I”.
Peneliti            : “Tinggal besama siapa?”
Pengaman       : “Sama orang tua”.
Peneliti            : “Orang tuanya kerja tidak?”
Pengamen        : “Bapak kerja jadi tukang ojek, ibu tidak bekerja”.
Peneliti            : “Oh, Orang bau tanah kalian tau tidak kalau kalian jadi pengamen ?”
Pengamen       : “Tau, Kak”.
Peneliti        : “Apakah orang bau tanah kalian melarang kalian untuk mengamen atau tidak?”
Pengamen       : “Tidak, asalkan sepulang sekolah.”   
Peneliti            : “kalo ngamen suka hingga jam berapa?”
Pengamen        : “kira-kira sampi jam 19.30.”
Peneliti            : “Biasanya dapet berapa uangnya perhari?”
Pengamen    : “Ya tidak menentu Kak, paling sekitar Rp.30.000,00. Kita kan ngamen berdua, jadi hasilnya dibagi dua, masing-masing dapet Rp.15.000,00”.
Peneliti            : “Oh, terus buat apa uangnya itu?”
Pengamen        : “Dikasih buat Ibu Kak, buat beli beras dan sembako.”
Peneliti            : “Oh Gitu, Oke deh terima kasih ya de atas informasinya, berkat kalian kami bisa merampungkan kiprah makalah ini”.
Pengamen        : “Oh iya Kak sama-sama.
Peneliti            : “Jangan absen sekolah ya? Belajar yang rajin.”
Pengamen        : “Iya Ka, siap.(hehehe)”

Keterangan : Adapun foto – foto dan video pada ketika pelaksanaan observasi dan wawancara kami masukan ke dalam lampiran.




BAB III
PENUTUP

A.                Kesimpulan
Setelah kami melaksanakan penelitian perihal kehidupan anak jalanan khususnya pengamen jalanan ternyata pengamen itu terbagi menjadi beberapa kepingan yang di antaranya : Pengamen Baik, Pengamen Tidak Baik, Pengamen Pengemis, Pengamen Pemalak / Penebar Teror, Pengemen Penjahat, Pengamen Cilik / Anak-Anak.
Sebagian besar banyaknya para pengamen di picu lantaran kasus ekonomi mereka, orang-orang menjadi pengamen jalanan ialah orang-orang dari aneka macam daerah di indonesia yang sengaja tiba ke kota-kota besar yang mempunyai  niat untuk mendapat pekerjaan tetapi lantaran usia mereka dan skil yang mereka punya pun belum bisa bersaing dengan yang lain, sehingga mereka frustasi dan menentukan menjadi pengamen jalanan sebagai mata pencaharian mereka.

B.                 Saran
Dalam makalah yang kami yang bejudul Kehidupan Si Anak Jalanan yang di khususkan ke pada pengamen jalanan kami mempunyai beberapa saran yaitu:
ü  Pemerintah lebih memperhatikan keberadaan anak jalanan dan memperlihatkan solusi untuk mereka.
ü  Masyarakat lebih peduli terhadap anak jalanan dan memberi dukungan positif.
ü  Memfasilitasi anak jalanan dalam hal-hal yang positif yang mereka lakukan.
ü  Perlu ditanamkan dasar agama kepada anak jalanan.




LAMPIRAN


 
DAFTAR PUSTAKA


Narasumber: Suci dan Abdul Rizal Mustofa



http://9h13.wordpress.com/2009/11/30/kehidupan-anak-jalanan/


Silahkan Download Makalahnya dibawah ini

Sumber http://www.hendrisetiawan.com