Random post

Thursday, October 4, 2018

√ Mencari Daerah Sholat Di Jepang

Mungkin ada beberapa dari para pembaca blog (wkwkwk.. Gr amat jika punya pembaca) yang ingin tau dengan kehidupanku sebagai muslim selama tinggal di negeri sakura. Jangankan kalian, teman-teman saya yang orang Jepang dan international student juga sering ingin tau dengan gaya hidupku sebagai muslim selama di Jepang.


Sebelumnya, saya sudah menuliskan tentang mencari kuliner Halal di Jepang, Makara kali ini saya coba menuliskan salah satu hal yang pernah ditanyakan oleh temanku yang orang jepang soal gaya hidup muslim di Jepang.


 


Sholat 5 Kali Sehari


Sekitar sebulan yang lalu, temanku yang orang Jepang saya ajak gabung main bulu tangkis dengan teman-teman Indonesia. Nah.. Kebetulan jam 7 malam, kami beramai-ramai melaksanakan sholat magrib berjamaah.



Setelah selesai melaksanakan sholat, temanku pribadi tiba dan bertanya


“Apa yg gres aja kau lakukan?”


“Sholat. Aktivitas berdoa kepada Tuhan”. Jawabku


“Ohh.. Apa itu kau lakukan setiap hari?”


“Ya, 5 kali sehari”


“Ha? 5 kali sehari? Kalau di Jepang apa nggak susah melaksanakannya?” Yang beliau maksud melaksanakan sholat.


“Enggak,  selama ada kawasan yang bersih, saya sanggup melaksanakan sholat, dan hampir setiap sudut di Jepang itu bersih, jadi sangat gampang melaksanakannya.”


“Apa tidak ada yang memperhatikanmu jika kau sholat di tempat-tempat umum?”


“Umumnya setiap kali saya sholat orang hanya akan melihat beberapa saat, tapi nggak ada yang melihat terus-terusan (staring) ataupun merekam ketika saya sedang sholat.”


“Ohh.. I see”


“Yah.. Thanks to you guys. Budaya kalian sangat menghargai orang lain, sehingga membuatku begitu gampang melaksanakan semua kewajibanku sebagai seorang muslim.”

“Oh.. ya? Great.. Let’s have another game” Dan kami lanjutkan dengan bermain badminton.


Ketika mengakhiri percakapan itu, saya tersenyum. Aku sanggup menjawab percakapan itu mungkin alasannya yakni kisahku jalan-jalan ke Kyoto.


 


Apa Sulit Menemukan Tempat Sholat di Jepang?


Dalam sebuah perjalananku ke Kyoto, sekitar empat bulan yang lalu, liburan animo dingin. Di Kyoto saya berkeliling ditemani oleh teman-teman kensyusei (pekerja perusahaan). Selalu ada hal yang menarik ketika kau bertemu dengan orang-orang gres dan lingkungan yang baru.


Teman-teman kensyusei ini terlihat lebih akrab, mereka sholat shubuh berjamaah alasannya yakni tinggalnya di satu lokasi yang sama. Mereka juga terbiasa sholat berjamaah ketika melaksanakan perjalanan bersama. Saat jalan-jalan bersama mereka, ada percakapan menarik yang kurang lebih ibarat ini.


“Sudah dzuhur, ayok sholat dulu” ajak pimpinan group (yang biasa jadi imam sholat)


“Yuuk..” Kompak semuanya.


“Em.. Dimana yah?” Tanyak pimpinan.


“Disitu aja, kosong dan higienis tuh tempatnya” Aku berpendapat. (Tempat yang saya olok-olokan itu sangat terbuka, tetapi kosong)


“Jangan disitu, banyak orang nanti yang lihat” Ketua pimpinan berpendapat.


Setelah itu beberapa temam menyebar untuk menemukan kawasan sholat berjamaah. Sampai risikonya beberapa kembali lagi dan melaporkan beberapa kawasan yang potensial untuk kawasan sholat. Di ketika itu ada yang tiba-tiba berpendapat


“Ini kita mau sholat kan? Bukannya mau mesum juga, ngapain cari kawasan yang tersembunyi segala? Ibadah ini Broo, bukan maksiat.”


Aku pribadi ketawa mendengarnya. Sangat cerdas dan benar! Ngapain dibentuk sulit, selama tempatnya bersih, tidak mengganggu umum, dan sanggup menghadap kiblat, khan sudah cukup untuk sholat?


Terkadang sadar atau tidak, kita menjadi takut menyatakan bahwa “Saya yakni Seorang Muslim”. Atau mungkin kita dengan lantang dan nyaring menyatakannya ketika di depan sahabat seiman, tetapi ketika ditabrakkan pada sahabat yang berbudaya lain, kita pribadi ragu, bahkan nggak berani melaksanakan kewajiban kita sebagai muslim.


Buatku perjalananku ketika ke Kyoto itu memperlihatkan pelajaran yang sangat penting. Makara sekarang, untuk mencari kawasan sholat di Jepang sangatlah mudah. Karena memang hampir setiap sudut di Jepang sangat higienis dan sanggup dipakai sebagai kawasan sholat, kita hanya perlu sebuah ganjal kain tipis ataupun sajadah. Sangat praktis. Menurutku sih umumnya budaya orang Jepang sangat mempermudah kita untuk menjadi seorang muslim yang baik di negara sakura ini.


Jadi jika sanggup dengan mudah, kenapa harus panik dan dipersulit?




Sumber https://mystupidtheory.com