Random post

Thursday, September 20, 2018

√ Saintis Bukanlah Hartawan

Setelah melihat profil banyak saintis dan penemu, ada hal besar yang gres kusadari. Bahwasannya saintis tidak mau menumpuk-numpuk hartanya!


Mungkin banyak yang akan berfikiran “Emang dasarnya saintis kan kere! Miskin!”. Ya, itu mungkin benar, tetapi tidak sepenuhnya benar. Banyak sekali saintis yang bisa menjadi kaya bila mereka mau.





Kalau kalian sudah membaca perihal Biografi Nikola Tesla yang sudah kuceritakan sebelumnya, kalian niscaya sudah tahu kalau Tesla bisa saja menjadi sangat kaya raya bila ia mau. Tetapi ia lebih menentukan untuk mendedikasikan hidupnya pada karya dan inovasi sains, hampir setiap kali dia mendapat uang akan Ia habiskan untuk penelitian dan pengembangan sains.


Hal yang sama juga terjadi pada Newton dan Galileo. Tak satupun dari mereka yang hidup dengan harta yang melimpah atau berlebihan. Mereka rela menghabiskan uang hasil penelitian dan patent-nya untuk meneliti hal gres dan menciptakan karya-karya baru.


Mungkin contoh-contoh saintis di atas ialah mereka yang sangat angkuh dan egois, menghabiskan dana jutaan dolar hanya untuk memuaskan rasa ingin tau pribadinya sendiri, sementara aneka macam orang di luar sana mengalami kemiskinan, kelaparan dan penderitaan.


Tapi mari kita lihat contoh-contoh lainnya:



Alfred Bernhard Nobel


Kalau kalian pernah mendengar perihal Nobel Prize atau Nobel Laurate baik itu dalam bidang fisika, kimia, medis, sastra ataupun perdamaian, maka orang pertama yang memulai tradisi Nobel Prize ini ialah kimiawan Alfred Bernhard Nobel.



Setelah melihat profil banyak saintis dan penemu √ Saintis Bukanlah Hartawan


Ia dilahirkan di Stockholm 1833, mendapat pendidikan di Rusia, Paris dan Amerika Serikat menjadikannya seorang kimiawan yang luar biasa. Keluaraga Alfred sendiri merupakan pengusaha peledak untuk keperluan tambang. Kemudian dengan kemampuan kimia yang dimilikinya, Nobel berusaha melaksanakan penelitian untuk materi peledak, kesannya ialah dia berhasil menemukan bahwa kombinasi antara Nitrogliserin dan Kieslguhr sanggup menawarkan kualitas ledakan yang terbaik dan leibh gampang untuk dikotrol. Kemudian rumusan peledak ini ia beri nama dinamit.


Pada tahun-tahun berikutnya ia terus melanjutkan penelitiannya dan berhasil menemukan beberapa materi peledak lainnya yang sangat laku dipakai dalam pertambangan dan perang, tetapi perang lebih mendominasi pasarnya.


Sekitar 1887 saudara dari Alfred Bernhard Nobel meninggal dunia, tetapi sebuah surat kabar lokal menduga bahwa Alfred Nobel-lah yang meninggal dunia. Dalam artikel di surat kabar tersebut dikatakan “the merchant of death is dead” yang dalam bahasa indonesia bisa diterjemahkan “Saudagar kematian sudah mati”.


Alfred Nobel kemudian membaca surat kabar tersebut dan kaget, ia gres menyadari kalau orang-orang dan masyarakat menganggapnya sebagai seseorang yang menimbulkan peperangan dan kematian. Ia menjadi sangat perhatian terhadap penggunaan dari setiap temuannya dan berusaha mengubah opini masyarakat perihal dirinya. Ia tak mau mati dikenal sebagai seorang “Saudagar kematian”


Alfred Nobel kemudian memakai uang dan harta yang ia miliki dari paten temuanya dan perusahaan yang ia miliki untuk menawarkan penghargaan kepada ilmuwan dalam bidang kimia, fisika, sastrawan dan p0juang perdamaian.  Kemudian sampai matinya Nobel Prize tetap menjadi sebuah penghargaan paling fenomenal dalam bidang sains, literatur dan p0juang perdamaian. Alfred Bernhard Nobel berhasil mengubah image-nya menjadi seorang yang sangat berjasa dalam sains.



Jonas Salk


Salah seorang saintis dalam bidang biologi berkebangsaan Amerika yang paling briliant ialah Jonas Salk. Ia ialah seorang virologist atau jago mengenai virus.



Setelah melihat profil banyak saintis dan penemu √ Saintis Bukanlah Hartawan

Pada tahun 1941, Salk memulai perjalanannya dengan berguru perihal virus pada Thomas Francis Jr. di Universitas Michigan. Karena passion-nya dalam bekerja di bidang sains medis, Ia mendapat dana untuk melaksanakan beberapa penelitian.


 Pada masa itu Polio merupakan penyakit yang paling angker yang sanggup dialami oleh manusia. Salk sebagai seorang virologist melihat hal ini sebagai tantangan yang harus ia selesaikan. Ia memulai penelitiannya untuk menciptakan antivirus polio dengan pendanaan dari beberapa sumber. Dalam pengujian penelitiannya ini Salk bahkan memakai sampel antivirus buatannya pada anak istri dan dirinya sendiri. Setelah melihat hasil bahwa antivirus ini tidak mempunyai dampak negatif pada insan (yang diujikan pada anak dan istrinya), maka sampel antivirus ini kemudian diujikan ke publik. Setelah pengujian tersebut dikemukakan bahwa antivirus ini efektif 90% bisa menangkal polio.


Setelah menemukan vaksin anti-polio ini, Salk tidak mendaftarkan penelitiannya ini sebagai patent. Ia menyatakan bahwa “There is no patent, could you patent the sun?”. Pernyataan ini menjadi sebuah perilaku yang sangat luar biasa dan diapresiasi hampir seluruh saintis di dunia.


Jika saja Salk mematenkan vaksin polio buatannya, maka ia akan sangat-sangat kaya raya. Tetapi melihat sebetulnya dengan patent itu akan menimbulkan bermacam-macam permasalahan yang jelek dampaknya bagi ummat manusia, ia tetapkan untuk tidak mematenkan vaksin polio hasil risetnya.



B J Habibie


Aku mau kisah biografi sang mantan presiden ini, tapi takut kalau kalian protes. Bisa jadi pembaca sekalian jauh lebih mengetahui biografi saintis nomor satu Indonesia ini. Apalagi bahkan biografi dia ini sudah di film-kan.



Setelah melihat profil banyak saintis dan penemu √ Saintis Bukanlah Hartawan

Mungkin banyak yang merasa kalau saya terlalu memaksakan dikala memasukkan Pak Bachrudin Jusuf Habibie sebagai seorang saintis, alasannya ialah memang dia lebih pas kalau dikategorikan sebagai Engineer. Tetapi engineer dan saintis sangatlah tipis perbedaanya, jadi mohon maklum deh kalau saya ambil dia sebagai teladan saintis.


Tak perlu lagi saya bahas siapa dia ini. Tapi singkat kisah Pak Habibie ialah salah seorang saintis yang sama sekali bukan hartawan. Dari sekian banyak patent yang dimiliki, dia membangun:



  • Yayasan Orbit Hasri Ainun Habibie. Yayasan ini bergerak dalam menawarkan beasiswa untuk pelajar Indonesia. Baik dari tingkat Sekolah Menengan Atas sampai tingkat Universitas. 

  • Habibie Center. Yayasan ini berfokus kepada peningkatan kualitas sumber daya insan (SDM) di Indonesia melalui pendidikan-pendidikan dan seminar. Pembangunan intelektual dan perwujudan masyarakat yang demokratis merupakan tujuan didirikannya. Yayasan ini juga mengadakan pertolongan penghargaan untuk para peneliti dan jago ilmu-ilmu dasar, bentuk penghargaan yang paling populer ialah Habibie Award yang diberikan setiap tahunnya. 



Itulah beberapa nama ilmuwan dan saintis yang sebenarnya bila mereka mau bisa menumpuk harta dan kekayaan yang sangat besar, namun mereka menentukan untuk menyumbangkan hartanya atas nama ilmu pengetahuan, generasi penerus bangsa dan kesejahteraan ummat manusia. 




Semangat para saintis ini dalam mengalokasikan hartanya dan kekayaan intelektualnya untuk orang lain merupakan semangat yang sama dengan yang dimiliki oleh ummat islam. Para pendahulu muslim, Rosulullah dan para sahabat berusaha keras mendapat harta kekayaan untuk sanggup dipergunakan dalam membantu orang lain dan meningkatkan kesejahteraan ummat. 




Sahabat saya seorang pengusaha muda dan juga blogger Fauziah Rachmawati mengatakan dalam tulisannya:

Bagi seorang muslim, harta dan kekayaan bukanlah tujuan akhir, tetapi merupakan alat atau jalan untuk mencapai nirwana melalui harta tersebut.


Lebih lengkap lagi, dia membahas para Tokoh muslim yang berjuang sebagai pengusaha dan memakai hartanya di jalan da’wah dalam bukunya yaitu 10 Kunci Rizki Ala Sahabat Rosululloh.




Jadi bagaimana pendapatmu? 




Yosh! Thanks for reading..


Share kalau ini bermanfaat _^


Sumber https://mystupidtheory.com