Random post

Saturday, September 22, 2018

√ Nikola Tesla – The Mad Scientist #Part2

Yoooosh! Akhirnya saya punya waktu cukup untuk menuntaskan janjiku ini. Yah! Lanjutan dari Biografi Nikola Tesla – The Master of Lightning #Part1. Kali ini saya ambil judul Nikola Tesla – Mad Scientist yang berfokus pada kehidupan Tesla sesudah ia menjadi terkenal (Hampir kolam selebritis) alasannya penemuannya wacana arus listrik AC yang bisa menjangkau wilayah yang sangat jauh.


Tesla telah sukses dengan AC yang telah diaplikasikan dalam industri listrik. Kemudian seorang fisikawan Lord Kelvin yang dikala itu bertanggung jawab dalam riset untuk memanfaatkan energi gerojokan Niagara mendengar wacana arus AC temuan Tesla. Ia pribadi menemui Tesla.


Niagara Falls – Pembangkit Listrik Tenaga Air Pertama di Dunia


Salah satu pertanyaan paling penting dari Lord Kelvin yaitu apakah arus listrik AC yang ditemukan Tesla ini cukup aman? Pembuktian Tesla yang sebelumnya, tidak bisa dipakai dalam hal ini. Sebab berbicara mengenai pembangkit listrik tenaga air dari Niagara Falls akan menghasilkan energi listrik yang luar biasa besarnya. Bahkan dengan sistem AC masih tidak terbayangkan bagaimana besarnya energi yang akan dihasilkan ini.


Setelah melihat pribadi bagaimana aplikasi dari generator Tesla, Lord Kelvin pribadi melaksanakan kontrak dengan Westinghouse Electric (pemegang patent Tesla). Nikola Tesla menjawab ini sebagai sebuah tantangan dan kesempatan besar untuk merealisasikan mimpi masa kecilnya. Ia pernah membayangkan Niagara Falls dalam mimpinya, dan memakai energi potensial air yang jatuh sebagai pembangkit listrik.


Sistem yang akan dibangun di Niagara Falls yaitu sistem listrik terbesar dikala itu dengan tenaga yang setara 5000 kuda. Desain generator dan seluruh permasalahan mekanis diselesaikan pribadi oleh Tesla. Hingga pada hasil final dari pembangkit listrik ini, Tesla yaitu satu-satunya dari semua ilmuwan yang yakin jikalau pembangkit listriknya telah siap beroperasi. Ini yaitu salah satu hal yang hanya dimiliki oleh para jenius, yaitu konsentrasi dan fokus yang tinggi untuk menuntaskan segala permasalahan dengan sempurna.


Pada tahun 1896, sistem generator listrik Niagara Falls diaktifkan. Tenaga yang dihasilkan dari gerojokan ini mencapai 22.000 volt. Kemudian hanya dalam beberapa tahun, generator listrik ditingkatkan hingga 10 kali, dan energi listrik ini dialirkan 380 mil hingga mencapai kota New York.


Sukses-nya teknologi arus AC yang diciptakan Tesla, ternyata ditanggapi dengan salah oleh Westinghouse Electric Company. Pengembangan asset yang terlalu berlebihan menjadikan perusahaan ini dalam keadaan yang kritis. Keputusan bisnis yang kurang arif menjadikan perusahaan ini mengalami kesulitan finansial. Demi menyelamatkan perusahaan ini (semua temuannya dan rangkaian listrik yang telah terinstal) Tesla memutuskan untuk merobek kontraknya dengan Westinghouse Electric Company. Kontrak dengan nilai 2.5 dolar perbulan untuk setiap satu tenaga kuda listrik yang dihasilkan oleh generatornya. Ini benar-benar kekalahan besar bagi seorang penemu di dalam dunia bisnis.


Bagaimanapun Westinghouse Electric Company merupakan pihak yang paling diuntungkan dalam hal ini. Namun Nikola Tesla telah siap untuk memulai hal baru, ia optimis akan menemukan sesuatu yang gres yang akan membawanya ke puncak kejayaan lagi.


High Frequency Machine


Nikola Tesla segera memulai penelitian barunya, yaitu mendesain mesin yang bisa menghasilkan energi listrik dengan frekuensi tinggi. Setelah debut-nya di Niagara Falls, semua orang dan tokoh penting di Amerika ingin mengenal sosok Tesla. Saat itu, Tesla mengambil perilaku sebagai teman bagi orang-orang elite dan terkenal di Amerika. Bagi seorang penemu (inventor) menjalin keakraban dengan elite bisnis dan orang popular merupakan hal yang sangat penting, alasannya merekalah yang akan menjadi investor dalam penelitiannya nanti.


Karena begitu populernya seorang Nikola Tesla, banyak sekali perempuan yang terpesona oleh laki-laki cerdas kelahiran Serbia ini. Beberapa nama artis terkenal dan  tokoh perempuan di New York jatuh hati pada Tesla. Bahkan istri dari Andrew Johnson Editor dari majalah Prestigious yang juga teman dekatnya tertarik pada Tesla. Tetapi ketertarikan Tesla hanya pada penemuannya, ia bahkan menyampaikan terlalu banyak gangguan ketika wanita-wanita ini mendatangi kawasan kerjanya. Sikap hirau taacuh dari Tesla menciptakan wanita-wanita tersebut menyerah.


Pada 1873, James Clark Maxwell seoarang  fisikawan Inggris telah mengambarkan secara matematis bahwa cahaya yaitu radiasi elektromagnetik, cahaya yaitu elegromagnet. Mengacu kepadan prinsip tersebut, Tesla menciptakan sebuah alat misterius, yang masih terasa misterius hingga dikala ini, yaitu: Tesla Coil. Tesla Coil yaitu alat yang sanggup meningkatkan voltase dan frekuensi listrik juga bisa mentransfer energi listrik tersebut tanpa memakai kabel (wireless).











 Akhirnya saya punya waktu cukup untuk menuntaskan janjiku ini √ Nikola Tesla – The Mad Scientist #Part2
modern Tesla Coil

Tesla Coil ternyata mempunyai potensi yang luar biasa. Dengan alat ini Tesla menjadi orang pertama  yang mengambil foto x-ray dan suatu dikala ketika ia membawa lampu pijar di tangannya, lampu tersebut menyala tanpa sambungan kabel. Ini artinya, Tesla Coil yang ia ciptakan bisa mentransfer listrik tanpa kabel. Kejadian ini menghidupkan kembali obsesi seorang Nikola Tesla.


Tesla memamerkan penemuannya ke beberapa ilmuwan Amerika, Inggris dan Peracis, juga teman karibnya, penulis ternama Mark Twain. Semua yang menyaksikan penemuannya begitu terkagum, sehingga banyak yang berfikir ini bukan lagi sains tetapi magic. Ia mulai berfikir untuk memakai alatnya untuk mentransfer informasi dan energi.


Suatu ketika Tesla bermimpi wacana ibunya. Mimpinya membawa kesimpulan bahwa suatu hal jelek terjadi pada ibunya. Beberapa dikala sesudah itu ia mengetahui kalau ibunya meninggal. Dengan pengalaman ini ia mendapatkan pandangan gres untuk temuannya berikutnya. Ia berkeyakinan bahwa ‘prasangka’ yang diperolehnya itu hanya mungkin terjadi ketika gelombang otaknya berada pada frekuensi yang sama dengan ibunya.


Wireless Transmitter


Tesla kembali fokus pada penelitiannya dan mengurung dirinya di laboraturiumnya di New York. Ia menutup diri dari kehidupan sosial biar bisa lebih fokus mengikuti intuisinya. Ia menyadari bahwa yang diharapkan untuk bisa mengirimkan dan mendapatkan sinyal ialah pengaturan frekuensi yang sama dari dua alat pada suatu jarak. Ini yaitu point paling penting dari transmisi radio dan televisi yang kita gunakan hingga dikala ini. Ia bahkan telah hingga pada tahap akan menguji alat yang dirancangnya untuk mengirimkan sinyal radio sejauh 50 mil. Tetapi terjadi petaka yang tidak disangka-sangka, laboraturium miliknya terbakar. Hampir semua dari hasil penelitiannya hangus menjadi abu.


Pada dikala yang bersamaan, seorang ilmuwan muda berjulukan Gulielmo Marconi sedang dalam penelitiannya untuk menciptakan wireless telegraph. Mendengar hal ini, Nikola Tesla bergegas berdiri dari keterpurukannya, alasannya hasil kerjanya bisa saja didahului oleh Marconi. Ia kembali membuka laboraturiumnya. Tak usang hingga ia bisa merekonstruksi kembali sebuah transmiter radio pertama. Tetapi temuannya wacana radio transmitter ini gres diakui sebagai idenya Tesla 50 tahun sesudah penemuannya.


Saat Tesla terobsesi pada resonansi dan frekuensi tinggi, Marconi melaksanakan hal-hal yang lebih berguna. Ia menemukan alat untuk mentransfer sinyal sejauh 5 mil di Inggris. Setelah melihat publikasi Marconi, Tesla memutuskan untuk menciptakan sebuah alat dari temuannya. Ia memamerkan radio remote control, alat ini dipakai pada sebuah kapal kecil yang dikendalikan oleh remote tanpa memakai kabel (wireless). Tesla mendemonstrasikan alat ini, dan mendeklarasikan bahwa alatnya bisa dipakai sebagai senjata perang. Tetapi berdasarkan militer, alat tesla ini terlalu rumit dan ringkih sehingga tidak efektif jikalau dipakai dalam perang.



 


Walaupun alatnya dinyatakan kurang cocok untuk perang, tetapi Mark Twain tertarik dan ingin membantu Tesla untuk menjual alatnya ke dunia militer. Namun Tesla sendiri berfikir bahwa ia tak ingin menjadi seseorang yang diingat membantu dalam perang, ia akan lebih suka diingat sebagai seseorang yang menghilangkan peperangan di dunia.


Melanjutkan obsesinya terhadap listrik berfrekuensi tinggi, Tesla ingin mempelajari wacana petir. Ia memutuskan untuk membangun laboraturiumnya di Italia. Sebuah bangunan yang jauh dari kawasan penduduk dengan menara dan coil yang menjulang tinggi di penggalan atasnya. Di dalam laboraturium itu ia membangun Tesla coil terbesar yang pernah dibangun.


Ketika Tesla membangkitkan Tesla Coil buatannya, arus listrik dengan energi sangat besar mengaliri tower yang dibangunnya. Ini yaitu petir buatan insan yang kilatannya memancar dari tower yang dibangunnya. Listrik berenergi besar ini juga menjadikan bunyi yang terdengar hingga kota terdekat dari laboratoriumnya. Setelah petir ini mati, listrik di seluruh kota padam. Pembangkit listrik kota rusak parah akhir energi listrik berfrekuensi tinggi yang dipancarkan oleh Tesla Coil dari laboraturiumnya. Warga kota mulai takut pada kehadiran orang misterius ini. Tetapi ibarat biasanya, Tesla semakin terkagum atas temuannya dan meneruskan penelitiannya hingga 6 bulan.


Wardenclyffe


Hasil dari penelitiannya ialah, sebuah ide bahwa beliau bisa menyatukan dunia dengan wireless communication. Melihat temuannya dari radio remote control, dan sepak terjangnya, seorang pengusaha besar J. P. Morgan tertarik untuk mendanai proyek Tesla untuk membangun radio tower for wireless communication system.



Sementara itu, sang inventor, Nikola Tesla bahu-membahu ingin membangun sebuah tower yang tidak hanya mengirimkan sinyal radio, tetapi juga mengirimkan energi listrik (wireless energy transfer) . Ia sama sekali tidak memeberitahukan J. P. Morgan wacana rencana aslinya.


Pada animo panas, 1900. Tesla mulai membangun sebuah tower yang dikenal sebagai Wardenclyffe dengan memakai uang investasi dari J. P. Morgan. Ketika selesai pembangunannya, dimulailah pengaktifan tower ini. Tower ini bahu-membahu bukan hanya tidak bekerja sesuai keinginan J. P. Morgan, tetapi juga hanya sebuah uji coba yang dilakukan oleh Tesla. Ini bukan merupakan rancangan sebuah industri, tetapi sebuah percobaan dalam skala besar yang merupakan obsesi Tesla untuk mentransfer energi listrik.


Dalam komentarnya, Michio Kaku – ilmuwan A.S. menyampaikan bahwa yang terjadi pada Tesla ialah apa yang dikala ini kita kenal sebagai OCD- Obsesive Compulsive Disorder. Hanya saja dikala itu, ilmu psikologi belum bisa menganalisa dan menanganinya


Sementara dengan uang investasi yang diperolehnya, Tesla belum menghasilkan ‘nilai tawar’ dalam dunia bisnis. Sedangkan ilmuwan muda Gulielmo Marconi telah menyebarkan beberapa sistem Tesla hingga ke tahap penggunaan dalam mentransfer sinyal radio. Mendengar hal ini, Tesla hanya menyampaikan “Marconi yaitu orang baik, beliau memakai 70 patent milikku, tapi biarlah beliau melanjutkan kerjanya”. Melihat hal ini J. P. Morgan merasa bahwa temuan Marconi tidak terlalu mahal dan lebih mempunyai nilai tawar dalam bisnis. Ia memutuskan untuk berinvestasi pada Marconi.


I do a Busines Mr. Tesla!


Dana awal yang diberikan J. P. Morgan telah habis untuk percobaan Tesla dengan Tower of Dream-nya. Setelah itu Ia kembali pada investornya, dengan mengirimkan surat untuk meminta kucuran dana berikutnya. Tetapi Morgan menyampaikan bahwa hingga dikala ini tidak ada hasil dari uang yang ia berikan kepada Tesla, tidak ada kemajuan pada sistem radio transmitter, dan juga mempertanyakan apa bahu-membahu yang Tesla lakukan selama ini? Menjawab pertanyaan ini, Tesla dipaksa untuk menjelaskan bahwa yang ia lakukan bukan sekedar “hal remeh-temeh” menciptakan transmitter radio, tetapi menciptakan tower pusat energi dengan kekuatan 1000 kuda yang sanggup mentransfer energinya tanpa kabel (wireless), alat ini bisa mengaktifkan jutaan elektronik dalam radius yang sangat besar.


Mendengar hal ini, J. P Morgan memutuskan untuk menyetop ajaran dana untuk proyek Tesla, Ia tidak melihat nilai bisnis dari apa yang dilakukan oleh Tesla dengan towernya. Ia lebih menentukan mengalirkan dananya pada Marconi yang menciptakan radio transmitter.


Dengan sisa dana dan sumberdayanya, Tesla melanjutkan eksperimen dengan towernya. Ini menciptakan masyarakat setempat melihat cahaya gila di langit dikala itu. Semacam aurora borealis. Disaksikannya aurora ini menciptakan Tesla berkata “Ini bukanlah sebuah mimpi yang mustahil. Mentransfer listrik tanpa kabel bisa menjadi kenyataan, hanya memerlukan sedikit penemuan lebih lanjut, pengetahuan fisika teknik, dan dana yang lebih besar”.


Tetapi Tower of Dream ini tetap hanya berakhir sebagai impian saja. Orang-orang tidak lagi melihat Tesla sebagai seorang pembawa perubahan, melainkan seorang yang telah gagal dan merugikan investor dengan menaranya yang tidak menghasilkan apa-apa.


Kegagalannya pada proyek menara membuatnya benar-benar miskin dan terpuruk. Ia kembali ke kota, menginap di penginapan murah dan setiap harinya memberi makan merpati.  “Merpati yaitu teman sejatiku, mereka setiapadaku” ucap Nikola. Ia semakin kehilangan kharisma-nya, ia bahkan tak tahu apa yang harus dilakukannya. Tak usang kemudian paten dari arus AC ciptaanya telah habis, pada masa ini, siapapun bisa memakai teknologi yang ditemukan oleh Tesla dengan gratis.


1909, Marconi mendapatkan Noble Prize sebagai pioner dalam wireless communication. Nikola Tesla yang dikala itu membutuhkan uang, pribadi menggugat bahwa Marconi memakai 70 patent-nya. Tetapi bukti yang dimilikinya tidak cukup kuat. Walaupun Tesla yaitu seorang yang paling pertama menggagas ide wireless tetapi bahu-membahu sudah terlambat untuk mengklaim semua temuannya.


The Mad Scientist


Setelah Marconi, kesudahannya nama Edison dan Tesla dinyatakan sebagai peserta Nobel Prize. Tetapi seminggu kemudian, Nobel Prize diberikan kepada ilmuwan lain. Beberapa rumor menyampaikan bahwa Nikola Tesla menolak untuk membagi Nobel Prize dengan musuh bebuyutannya Thomas Alfa Edison. (sudah saya jelaskan di Part 1 The Master of Lightning


Mengingat jasanya yang begitu besar pada perkembangan teknologi dan energi listrik yang hingga kini masih digunakan. Para ilmuwan Amerika menyampaikan penghargaan Edison Medal kepada Tesla. Tetapi pada dikala malam penyerahan penghargaan, sang peserta tidak tiba dalam program tersebut. Pagi harinya Ia ditemukan berada di depan perpustakaan, memberi makan sahabatnya, merpati. Dengan seruan dan bujukan, kesudahannya Tesla mau mendapatkan Edison Medal atas karyanya transmisi energi listrik tanpa kabel, Tesla Coil.


Sambutan yang disampaikan oleh Nikola Tesla di depan para audiens ialah wacana pencapaiannya dalam transfer energi listrik tanpa kabel yang menghasilkan aurora borealis di atmosfer. Pidatonya ini dianggap hanya sebagai “khayalan” oleh sebagian besar tamu, dan orang-orang mulai beropini bahwa Tesla sudah “kehilangan kesadaran”.


Dengan penghargaan yang diperolehnya, Tesla mendapatkan posisi sebagai Konsultan Teknisi (Consultant Engineer), ia sanggup membuka laboraturium lagi. Tesla menyampaikan banyak sekali saran dan masukan yang sangat futuristik sehingga gagasannya ini lebih diterima oleh penulis dan pembuat film sebagai sains fiksi dibandingkan kenyataan yang bisa diwujudkan. Untuk menghibur dirinya Tesla sering tiba ke bioskop untuk melihat ide-ide futuristiknya dalam bentuk film.


Pada 1916, seorang ilmuwan muda menarik perhatian media dan publik. Albert Einstein mengemukakan teori relativitas yang begitu fenomenal dan mengejutkan dunia. Tesla merasa saintis muda ini melaksanakan banyak kesalahan dalam teorinya, ia terus menyerang Einstein bahwa teorinya sangat jauh dari realitas. Bahkan Tesla juga menciptakan The Dynamic Theory of Gravity tandingan dari General Theory of Relativity milik Einstein. Tetapi dalam penyampaiannya wacana teori ini, Tesla memakai bahasa yang terlalu puitis yang tidak sanggup dipahami hingga dikala ini.


Tak ibarat General Theory of Relativity yang hanya bisa menjelaskan gaya tarik yang berlaku pada benda-benda besar, Teori yang dikemukakan Tesla ini dikatakan berlaku untuk semuanya dari atom, molekul hingga gaya antar planet. Namun kembali lagi pada konsep sains, ketika General Theory of Relativity telah terbukti bisa memprediksi pembelokan cahaya melalui observasi dikala gerhana matahari, teori milik Tesla tidak menghasilkan sebuah bukti ilmiah.


Einstein dikala itu bekerja juga pada teori atom, imbas fotolistrik (photoelectric effect) dan pemisahan inti atom untuk energi. Einstein dan para saintis muda Amerika memakai seluruh pengetahuan untuk menciptakan sebuah bom atom. Sementara itu Tesla menyampaikan bahwa “Tidak ada hal baik yang tiba jikalau kalian memisahkan inti atom. Kita telah mempunyai sumber energi terhebat dari alam”.


The Death Beam


Melihat perang tak terhindarkan, Nikola Tesla menyampaikan bahwa ia telah menciptakan rancangan senjata yang bisa menembakkan energi listrik berkekuatan besar yang bisa menghancurkan 20 pesawat dalam satu tembakan. Tembakan ini semacam senjata lasser dengan energi yang super besar. Senjata rancangan Tesla ini bahkan dipakai ilustrasinya dalam kartun Superman sebagai The Death Beam.


Tesla mengambil langkah yang bertujuan untuk menghilangkan perang di muka bumi. Ia banyak terpengaruh oleh filosofi dari Cina dimana untuk menuntaskan perang, jangan lemahkan negara yang besar lengan berkuasa tetapi berikan senjata terkuat kepada semua kubu. Tesla menyampaikan senjatanya pada pemerintah Inggris, Yugoslavia(bagian Serbia, negaranya), Amerika dan Uni Soviet. Pemerintah Inggris awalnya tertarik pada konsep Death Beam Tesla ini, tetapi perjanjian tersebut kesudahannya dibatalkan. Hingga kesudahannya Tesla meninggal dunia, ia berada dalam kondisi miskin di hotelnya.


Kematian Tesla merupakan hal besar yang dikabarkan di Amerika, ia menerima penghargaan layaknya seorang pahlawan. “Tesla tidak mati, karyanya masih menerangi seluruh kota New York dan menghidupkan industri-industri hingga kini”.


Setelah kematiannya, pemerintah Amerika Serikat menggeledah laboraturium milik Tesla ini. Tujuan bahu-membahu dari penggeledahan ini ialah untuk mengamankan rancangan Death Beam yang pernah dibentuk oleh Tesla kemudian mengirimkan barang-barang Tesla ke Museum Nikola Tesla di Belgrade, Yugoslavia.


Tetapi pada kesudahannya tidak ada yang bisa mengerti semua konsep yang dituliskan Tesla di laboraturiumnya. Mereka kehilangan pokok penting dari rancangan senjata super ini. Banyak yang berkata kalau Nikola Tesla hanya membual di final karirnya untuk menarik kembali perhatian publik, tetapi tak sedikit pula yang meyakini bahwa Tesla benar-benar mempunyai rancangan Death Beam tersebut. Sampai akhir, tak seorangpun tahu kebenarannya. Tak seorangpun bisa menebak isi kepala seorang Nikola Tesla – The Mad Scientist.


Tapi hasil dari penggeledahan tersebut setidaknya diperoleh fakta bahwa rancangan dasar sistem radio dan transmitter merupakan patent milik Nikola Tesla, kesudahannya kepemilikan paten Radio dan Transmitter dicabut dari Marconi dan kembali dicantumkan atas nama Tesla. Sayang sekali Tesla tak bisa menikmati kemenangannya ini.


Gambar:



  • http://www.history.com/s3static/video-thumbnails/AETN-History_VMS/812/163/BRAND_THC_BSFC_178895_SFM_000_2997_15_20150113_00_HD_still_624x352.jpg

  • http://www.reformation.org/en-wardenclyffe.jpg

  • http://pixdaus.com/files/items/pics/4/52/40452_d3f25056d00360833cd8e1ff6a6330bb_large.jpg

  • http://s1174.photobucket.com/user/tonicourt/media/steampunk/Tesla_boat1_zps146bd53d.jpg.html



Sumber https://mystupidtheory.com