Salah satu hal yang paling menyenangkan jikalau kalian berkesempatan kuliah di Jepang ialah, kalian dikategorikan sebagai mahasiswa Internasional dan seringkali diperkenalkan ke tempat-tempat wisata yang menarik. Ini posisi yang menguntungkan banget, jadi jikalau kalian kebetulan kuliah di Jepang, ikut saja jikalau ada acara-acara untuk mahasiswa International.
Sudah beberapa kali saya ikutan tour gratisan maupun berbayar murah banget, biasanya sih ada kiprah pemanis atau ada sesuatu yang harus kita lakukan untuk sanggup ikutan tournya. Aku pernah ikutan wisata petik stroberi di Yakage, Menginap di Misasa Desa Onsen, dan kali ini sanggup kesempatan untuk ikutan wisata pembuatan katana di Bizen Osafune Museum.
Gambar Dari: https://www.okayama-japan.jp |
Luckydatta!
Sekitar satu bulan yang lalu, dikala sibuk-sibuknya menuntaskan beberapa jadwal untuk risetku, saya mendapat email dari staf L-Cafe. L-Cafe ini mirip yang saya sudah pernah tuliskan, ialah daerah berkumpulnya mahasiswa abnormal di Okayama University. Kaprikornus email itu begini isinya:
Kurang lebih gini terjemahannya
Terimakasih dan Selamat. Kamu dipilih untuk ikut tour gratis ke Seto-Uchi dan menciptakan pedang bersama pengrajin pedang. Kamu juga akan diberikan daerah menginap dan transportasi gratis ke pulau tersebut.
Sebagai mahasiswa nomor wahid pemburu jalan-jalan gratisan, saya pribadi balas emailnya dengan sangat oke. lahh..
Ini tour orisinil beruntung banget dehh.. Soalnya biasanya kita harus mendaftar untuk sanggup ikutan kegiatan wisata gratisan gini, selain itu biasanya juga diumumkan di L-Cafe jikalau ada jadwal begini, kebetulan belakangan ini saya terlalu sibuk di lab, jadinya belum sempat tiba ke L-Cafe. So sanggup kepilih ikutan jalan-jalan gratisan ini orisinil beruntung banget deh.
Tour Pembuatan Katana di Bizen Osafune
Sebenarnya saya sudah tahu Bizen Osafune Sword Museum. Soalnya sebelumnya sudah pernah tiba ke salah satu daerah wisata di Okayama ini. Itu sekitar satu bulan yang kemudian ketika mereka mengadakan festival pembuatan pedang katana Jepang, temanku yang mengajak melihat-lihat, dan saya pribadi ikut aja. Pedang dari Bizen Osafune ini sangat terkenal di masa Samurai hingga hampir diseluruh wilayah Jepang. Bahkan aneka macam pedang dari daerah ini yang menjadi “national treasure of Japan“.
Baca Juga: Belajar ala Jepang kala Edo di Sekolah Shizutani
Seperti biasanya ternyata ada beberapa hal yang harus kami lakukan sebelum berangkat ke Bizen Osafune Sword Museum ini. Beberapa hal yang harus kami lakukan ialah: Kami tidak boleh tiba dengan pinjaman orang Jepang dan kami tidak boleh tiba bersamaan (rombongan dari stasiun kereta).
Aku berangkat ke stasiun sekitar jam 08:00 pagi, dan hingga di lokasi Bizen Osafune Sword Museum sekitar jam 10. Di Osafune ternyata sudah disiapkan kendaraan beroda empat untuk menjemput. Mobil jemputan ini bahu-membahu melanggar peraturan yang telah mereka buat, tetapi sengaja disiapkan alasannya yaitu hari itu sangat dingin, sekitar -2 derajat celcius.
Mengikir Kogatana Hingga Halus
Sampai di lokasi, kami pribadi menuju ke craftroom untuk pembuatan kogatana. Pengrajin pedangnya telah menunggu kami, ia juga sudah menyiapkan lempengan baja yang menjadi materi dasar pembuatan pedang.
Baja yang disiapkan ini sudah ditempa dengan api dan sudah berbentuk mirip lempengan pedang. Kaprikornus yang harus kami lakukan pertama kali ialah mengikir lempengan besi ini. Mengikir ini mungkin proses yang paling sulit dari keseluruhan prosesnya.
Bersama international student lainnya |
Ketika mengikir mata pedang ini, kita harus lakukan dengan satu arah, tidak boleh digesek maju-mundur alasannya yaitu akan merusak contoh asahan yang akan kita buat. Saat mengikir harus dengan tenaga yang merata, sehingga pedang mempunyai ketebalan yang sempurna dimana bab mata pedangnya lebih tipis daripada bab atasnya. Kalau tidak berhati-hati kita juga sanggup melukai mata pedang sehingga merusaknya.
Proses Mengukir Nama di Pedang
Proses ini dilakukan sempurna sesudah pedang terlihat mengilap sesudah dikikir. Tidak ada yang Istimewa dari proses ini, tetapi ternyata untuk melakukannya sangat sulit. Pertama pedang kita gambarin dengan goresan pena kanji yang mau kita ukir di pedang.
Saat itu alasannya yaitu katanya sensei tidak ada kanji yagn sanggup menuliskan nama “Huda” maka saya mengakalinya dengan terjemahan kata “Huda” yaitu “chi (知)” atau “Knowledge”, Ilmu pengetahuan.
Proses mengukirnya ini dengan tangan, saya coba beberapa kali dan gagal. Akhirnya yaudah dibuatkan ukirannya oleh pengrajin pedangnya.
Makan Siang
Memasuki jam 12 kami istirahat dan sanggup makan siang. Kali ini saya sanggup nasi dan seperangkat ikan mentah. Ini bento yang cukup terkenal di Jepang. Masakannya overall enak, saya suka. Oh ya, ini saya minta masakannya dibedakan untuk yang Halal. Kaprikornus nasinya berbeda dengan yang didapat teman-teman lainnya. Yang lain sanggup nasi yang dikasih bumbu ayam, sedangkan punyaku nasi bumbu cuka.
Setelah makan siang, saya pribadi lanjut sholat dzuhur. Di tour mirip ini biasanya tinggal minta izin niscaya difasilitasi.
Tour Keliling Museum
Setelah selesai makan siang dan sholat, kami di ajak untuk tour ke dalam museum. Di dalam Museum Pedang Bizen Osafune ini kami melihat video proses pembuatan pedang. Dan ini sangat mengejutkan buatku.
Proses pembuatan pedang Katana ini memakan waktu keseluruhan 1 hingga 2 tahun lamanya. Proses pembuatan katana ini juga dilakukan oleh 10 orang pengrajin dengan spesifikasi masing-masing. Ada yang mengolah biji besi menjadi lempengan pedang, mengasah pedang (dengan 28 jenis kerikil asah), pengrajin pegangan pedang, hingga pengrajin sarung pedang (scabbard).
Dalam prosesnya, bijih besi yang dipilih mempunyai kandungan besi (Fe) dan Karbon (C) dengan komposisi khusus. Jika melihat dari sisi kimia, ini sudah tergolong ke dalam baja ketika ditempa dengan benar. Mungkin ini yang menjadi salah satu diam-diam katana Jepang, bahwa materialnya ialah baja.
Jika melihat katana dari anime-anime ataupun manga Jepang, mungkin kita melihat hanya sebagai pedang. Tetapi dalam budaya Jepang, katana ini sangat banyak maknanya, bukan sekedar alat untuk menebas leher orang saja, bahkan hampir disakralkan. Ada aneka macam bagian-bagian dari katana, dan mereka memang memberi setiap sisinya nama-nama. Karena rumitnya “ilmu” perihal katana ini, mungkin kita sanggup menciptakan satu jurusan khusus untuk mempelajari bagian-bagian katana berikut proses pembuatannya ini.
Baca Juga: Makna dibalik Budaya Harakiri Jepang
Hamon Katana Jepang |
di bab lantai 2 museum kita sanggup melihat katana yang ‘masterpieces’, jadi katana ini indah sekali dari sisi desain mata pedang, sarung ataupun pegangan pedangnya. Salah satu yang paling mencolok ialah adanya “hammon” pada maata pedang, yakni batas tepi pedang yang berbeda warnanya.
Pembuatan Hammon Katana
Setelah menginap semalam di maejima, kami kembali lagi dengan wajah lebih fresh dan semangat untuk meneruskan pembuatan kogatana ini. Langkah selanjutnya ialah proses finishing.
Finishing Pembuatan Kogatana
Finishing ini awalnya saya pikir “ahh.. terakhir tinggal di asah hingga tajam aja”. Tapi ternyata mengasah hingga tajam itu memakan waktu yang sangat lama, kami menghabiskan waktu lebih dari 4 jam untuk mengasah kogatana ini hingga mencapai hasil yang memuaskan.
Kalau kalian kira itu mudah, cobalah duduk jongkok dan mulai mengasah tanpa berhenti selama 3 jam, nanti akan tahu bagai mana rasanya. Dan percaya atau enggak proses untuk mengasah katana yang orisinil membutuhkan lebih dari 20 kerikil asah dan ini memakan waktu 2 bulan untuk sanggup selesai.
Dua bulan itu jikalau versi orang Jepang yaitu bekerja minimal 8 jam sehari selama 5 hari setiap minggunya. Artinya yang mengerjakan pengasahan ini berdiri tidur dan berangkat kerja mengasah katana selama 4 jam, kemudian istirahat, dan kembali lagi mengasah katana 4 jam, kemudian pulang, itu dilakukan setiap hari dengan semangat. Kebayang kan betapa “epic” prosesnya?
Yap balik lagi, selama 4 jam kami mengasah kogatana kami, ada aneka macam pengunjung yang tiba dan mengambil foto kami. Kemudian kami mengklaim diri sebagai “pakar katana yang sedang mengasah kogatana”, XD. Pakar katana yang berguru dari anime kali.. XD
Setelah 4 jam mengasah, akibatnya kogatanaku selesai, ini dia:
Begitulah perjalananku mencicipi wisata pembuatan katana di Bizen Osafune, Jepang. Semoga bermanfaat, terutama buat kalian yang suka dengan budaya Jepang.
Share if you like it!
Sumber https://mystupidtheory.com