Random post

Saturday, July 21, 2018

√ Pengertian, Syarat, Dan Ciri Kalimat Efektif

Pengertian, Syarat, dan Ciri Kalimat Efektif – Kalimat efektif merupakan kalimat yang telah memenuhi standar kaidah tata bahasa yang benar, mempunyai gagasan atau inspirasi yang terperinci di dalamnya, mempunyai esensi yang terperinci dalam penyampaian maksud dan tujuannya, tidak berlebihan (pemborosan) dalam menggunakan kata,.


Syarat Kalimat Efektif


Sebuah kalimat gres sanggup dikatakan sebagai kalimat efektif apabila telah memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut :


a. Praktis dimengerti oleh pembaca

b. Pada kalimatnya tidak multi tafsir

c. Tidak berpotensi menjadikan kesalahan pemahaman bagi pembaca

d. Tidak melaksanakan pemborosan kata

e. Bersifat sistematis


Ciri-Ciri Kalimat Efektif


Sebuah kalimat sanggup dikatakan efektif atau tidak sanggup dipastikan melalui beberapa ciri yang terdapat pada kalimat efektif. Diantaranya ialah :


a. Bentuk Pararel


Kalimat efektif mempunyai bentuk pararel, maksudnya yaitu mempunyai kesamaan bentuk kata yang dipergunakan dalam suatu kalimat. Pada sebuah kalimat apabila bentuk kata pertamanya yaitu nomina, maka bentuk kata selanjutnya seharusnya mempergunakan kata nomina pula.


Contoh :


1. Tugas utama seorang guru ialah mengajar, meneladani, dan mendidik. (kalimat efektif).

2. Tugas utama seorang guru ialah mengajarkan, belajar, dan usaha. (kalimat tidak efektif).


Pada kalimat 1 di atas yaitu kalimat efektif yang ditunjukkan oleh kepararelan atau kesamaan bentuk kata verba. Sedangkan pada pola kalimat 2, tidak mempunyai kesamaan bentuk lantaran menggunakan kata verba dan nomina.


b. Struktur yang Sepadan


Dalam kalimat efektif terdapat kesepadanan yang sanggup diidentifikasikan melalui keseimbangan antara inspirasi yang ingin disampaikan dengan struktur bahasa yang digunakan.


Contoh :


1. Fira yaitu anak yang penyayang dan Rusdi yaitu anak yang jahil. (tidak efektif)

2. Berikutnya Irwan akan menjelaskan betapa pentingnya menabung bagi mahasiswa. (tidak efektif).

3. Karsudin yaitu anak yang suka membantu sedangkan Aldo yaitu anak yang usil. (kalimat efektif).


Penjelasan :


Pada pola kalimat 1 dan 2 di atas merupakan kalimat tidak efektif. Pada kalimat satu tidak mempunyai struktur kata yang sepadan. Pada kedua kalimat tersebut juga tidak menggunakan konjungsi yang sempurna dengan menggunakan kata hubung “dan”. Seharusnya kata hubung yang dipakai ialah “sedangkan”, yang mengatakan maksud perbandingan. Sedangkan pada pola kalimat 3 merupakan kalimat efektif yang menjunjukkan kepadanan struktur bahasa dengan tujuan membandingkan antara Karsudin dan Aldo dengan konjungsi yang sempurna yakni “sedangkan.”


c. Tidak Berlebihan dalam Penggunaan Kata


Ciri atau abjad dari kalimat efektif ialah tidak menggunakan secara berlebihan baik kata, frasa, atau bentuk-bentuk lainnya.


Contoh :


1. Aris membeli satu botol air mineral selanjutnya Aris membawanya pulang. (Kalimat tidak efektif).


Penjelasan :


Kalimat di atas sanggup dikatakan sebagai kalimat tidak efektif lantaran menggunakan subyek yang sama dalam satu kalimat. Subyek yang telah dipakai di awal kalimat sebaiknya tidak dipakai lagi lantaran klausa berikutnya telah membuktikan bahwa subyek melanjutkan acara yang dilakukan sebelumnya.


2. Andi menggunakan sepatu warna putih. (kalimat tidak efektif)


Penjelasan :


Kalimat di atas yaitu kalimat tidak efektif yang ditunjukkan pada penggunaan kata “warna”. Sebaiknya tak menggunakan kata tersebut lantaran secara umum pembaca sudah memahami bahwa subyek menggunakan sepatu yang berwarna putih tanpa harus menambahi kata “warna” pada kalimat.




style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-1973764693216878"
data-ad-slot="5881289326">


d. Kecermatan Penalaran


Kalimat efektif harus memenuhi syarat kecermatan penalaran, maksudnya ialah pada sebuah kalimat seharusnya tidak memunculkan adanya ambiguitas atau bermakna ganda. Makna ganda sanggup ditimbukan oleh alasannya tidak tepatnya pemilihan kata, tidak jelasnya unsur kalimat, dan lainnya.


Contoh :


1. Yang merasa belum mengerjakan tugas, silahkan keluar dari ruangan ini! (tidak efektif)


Penjelasan :


Kalimat di atas tidak efektif tidak terperinci dalam menyiratkan subyek. Subyek yang dimaksudkan sanggup saja tak hanya mahasiswa. Bisa saja murid SMA, murid mengaji TPA, atau bahkan karyawan kantor yang memang ditugasi oleh atasannya. Ketidakjelasan inilah yang disebut ambiguitas yang menjadikan kalimat tersebut tidak efektif. Kalimat yang benar ialah :


“Bagi mahasiswa yang merasa belum mengerjakan tugas, silahkan keluar dari ruangan ini!”


2. Ruli sedang mengolesi itunya dengan minyak kayu putih. (tidak efektif)


Penjelasan :


Kalimat di atas pada objek menjadikan ambiguitas lantaran tidak secara pribadi menyiratkan anggota kepingan badan tertentu yang dikenai perbuatan. Kalimat yang benar seharusnya ialah : “Ruli sedang mengolesi kakinya dengan minyak kayu putih.”


e. Gagasan yang Padu


Gagasan yang padu ialah tersusun rapinya beberapa unsur-unsur yang berada dalam kalimat sehingga mempunyai esensi yang sempurna dalam hal inspirasi pokok. Ketidakpaduan pada kalima disebabkan oleh terlalu seringnya penggunaan unsur kalimat yang berupa keterangan pada subjek dan predikat.


Contoh :


1. Anggi sesudah pulang dari sekolah, dia pergi bermain. (tidak efektif)


Pejelasan :


Kalimat di atas merupakan kalimat tidak efektif yang ditunjukkan pada penggunaan kata penghubung ”setelah” dipakai setela subyek. Seharusnya kata tersebut dipakai sebagai penghubung di tengah kalimat sehingga kalimat tersebut menjadi padu. Kalimat yang benar pada pola tersebut ialah :


“Anggi pergi bermain sesudah pulang dari sekolah.”


f. Bahasa yang Logis


Kalimat efektif haruslah memenuhi syarat kelogisan berbahasa. Maksudnya yaitu sebuah kalimat sanggup dikatakan efektif kalau kalimat tersebut sanggup diterima secara penalaran (masuk akal) oleh pembaca.


Contoh :


Pada pertandingan sepak bola tadi malam terlihat bola tersebut ibarat terus-menerus melaksanakan penyerangan terhadap penjaga gawang.


Penjelasan :


Kalimat tersebut tidak logis secara dan tidak sanggup diterima dengan kecerdikan sehat. Meskipun secara maknawi, maksud penulisnya sanggup dimengerti oleh pembaca. Seharusnya penulisannya diubah menjadi :


“Pada pertandingan sepak bola tadi malam, striker lawan terus-menerus melaksanakan tendangan jarak jauh terhadap penjaga gawang.”


g. Ketepatan Pemilihan Kata


Syarat berikutnya yang harus dipenuhi semoga sebuah kalimat sanggup dikatakan sebagai kalimat efektif ialah ketepatan pemilihan kata. Ketidaktepatan pemilihan kata biasanya terjadi pada kata yang bersinonim. Perlu diketahui bahwa meskipun kata bersinonim mempunyai kemiripan makna, namun bukan berarti kata tersebut sempurna kalau dipakai dalam banyak sekali situasi dan kondisi. Misalnya saja kata “menonton” dan “melihat”, kalau diperhatikan mempunyai kemiripan makna, namun akan menjadi tidak sempurna kalau konteksnya berbeda.


Contoh :


1. Aku tidak sengaja menonton pencuri itu sedang melancarkan aksinya. (tidak efektif)


Penjelasan :


Penggunaan kata “menonton” tidak sempurna kalau dipakai dalam konteks kalimat tersebut. Meskipun secara makna mempunyai kesamaan dengan kata “melihat”. Akan tetapi dalam konteks ini lebih sempurna kalau menggunakan kata “melihat” dari pada menonton. Kalimat di atas seharusnya yaitu : “Aku tidak sengaja melihat pencuri itu sedang melancarkan aksinya.”


Sumber :

http://www.kelasindonesia.com/2015/02/pengertian-kalimat-efektif-adalah-beserta-contoh-lengkap.html

http://www.kelasindonesia.com/2015/04/ciri-ciri-kalimat-efektif-super-lengkap.html


Baca juga:


1. Pengertian, Contoh Kalimat Majemuk Setara, & Jenisnya

2. Definisi, Contoh Kalimat Majemuk Bertingkat, dan Jenisnya



Sumber https://ruangseni.com