Sore itu sepulang dari kantor, aku dan sobat aku mampir di sebuah kedai Mie Ayam di Jl. Diponegoro, No. 20C, Jakarta Pusat,... Saat itu aku pribadi memesan dua mangkok Mie ayam dan duduk membaca majalah sambil menunggu macet yg belum juga mereda, maklum lah nasib seorang programmer (karyawan di bidang IT) di sentra jakarta yang pulang kerja selalu berjumpa dengan macet. Saya suka sekali makan mie ayam sepulang kerja apalagi di animo hujan menyerupai ini.
Merinding, Kok ada ya Tukang Mie Ayam Seperti ini ? |
Seorang ibu setengah renta dengan 3 anaknya yang berumur sekitar 15 tahun dan 2 anak yang masih Balita dengan penampilan alakadarnya tiba-tiba masuk ke kedai bergabung dengan kami dan para cukup umur serta muda-mudi Sekolah Menengan Atas lainnya, "Pak, berapa harga semangkok mie ayam ?" tanya si ibu tersebut.
"10.000 mie ayam biasah, 15.000 mie ayam bakso Bu" jawab penjual mie ayam dengan ramahnya.
"Ketiga anak aku sungguh ingin makan mie ayam bakso, tapi uang aku hanya ada 8000 rupiah, maaf pak apa sanggup untuk membeli mie ayam bakso walau hanya sebutir bakso dan sedikit ayam, gak jadi masalah" tanya si ibu dengan ragu
"Oh, mari bu, mari dek silakan duduk terlebih dahulu" kata bapak penjual mie ayam, kemudian tidak hingga 10 menit, empat mangkok mie ayam bakso berukuran besar beserta empat gelas es teh sudah dihidangkan di depan
"Tapi uang aku hanya 8000 Pak ?" Tanya ibu sekali lagi dengan bingung, sebab sang ibu masih mempertahankan harga diri untuk tidak meminta se mangkuk mie ayam penuh
"Oh nggak apa apa bu, ibu dan belum dewasa ibu makan saja mie ayam itu dan simpan uang ibu". Ibu itu tersenyum sambil mengucapkan terimakasih pada penjual mie ayam tersebut dan kemudian membungkukkan tubuhnya
Baca Juga : Kumpulan Cerita Motivasi Terbaik
Kami tersenyum kagum, melihat kebaikan penjual mie ayam. kami pun kembali meneruskan memakan mie ayam kami. sekitar 15 menit berselang, si ibu dan ketiga anaknya pun beranjak pergi sambil mengucapkan terimakasih kepada si bapak penjual mie ayam.
Kemudian seorang cowok (sepertinya keturunan Tionghoa) yang dari tadi duduk masbodoh di pojokan dan terlihat memakan mie ayam sambil main smartphonenya tiba-tiba membayar kepada si penjual mie ayam dengan uang Rp: 100.000 dan kemudian pergi begitu saja.
"Mas, ini kembaliannya", ujar si penjual mie ayam.
Kemudian cowok tersebut memandang ke penjual mie ayam yang memanggilnya sambil berucap "Saya makan 1 mangkok mie ayam bakso, 2 bungkus kerupuk sama es teh ya, nah sisanya untuk bayar mie ayam bakso si ibu dan 3 anaknya tadi ya bang, cukup kan ?", kata cowok itu sambil menyalakan sepeda motor nya dan kemudian beranjak pergi menerobos macetnya jakarta.
Kala itu kami benar-benar terkagum kagum, dengan kebaikan-kebaikan yang dihadirkan Tuhan di depan mata kami.
Si ibu miskin yang jujur serta tidak meminta-minta, si bapak penjual mie ayam yang baik hati serta seorang cowok yang pemurah. Dan aku sendiri turut kecipratan kebahagiaan sebab melihat bencana itu. Jika saja semua orang tidak melulu memakai Hukum Dunia dan menonjolkan prinsip Ekonomi, Untung dan Rugi. Tentu pintu-pintu kesempatan, keberkahan akan banyak dibuka oleh Tuhan yang Maha Esa. dan Jika saja setiap insan lebih mendahulukan Memberi bukan meminta, maka dunia akan punya banyak Warna Indah yang menghiasinya.
Menikmati 1 mangkok mie ayam ditambah melihat pertunjukan dari mahluk-mahluk terbaik ilahi bukankah rasanya menyerupai menyantap sajian yang Istimewa ?, oleh alhasil mari mulai dari diri sendiri berusahalah jadi mahluk terbaik Tuhan dan saling bantu membantu terhadap sesama untuk berpartisipasi dalam banyak nya Warna Indah yang akan menghiasi dunia.
Sekian Cerita Motivasi Kebaikan Tukang Mie Ayam dan Seorang Pemuda, semoga artikel diatas sanggup bermanfaat bagi sobat biar lebih tergugah untuk berbuat baik terhadap sesama ciptaanNYA, mari bersama-sama berpartisipasi dalam banyak nya Warna Indah yang akan menghiasi dunia. Terimakasih atas kunjungannya.
*Silakan SHARE supaya kisah ini lebih bermanfaat lagi...
*Silakan SHARE supaya kisah ini lebih bermanfaat lagi...
Merinding, Kok ada ya Tukang Mie Ayam Seperti ini ?
MARKIJAR : MARi KIta belaJAR