Random post

Sunday, March 4, 2018

√ 4 Teori Terjadinya Jagat Raya (Alam Semesta), Lengkap Gambar Dan Penjelasan

Jagat raya ialah alam semesta yang sangat luas dan tidak terukur, terdiri atas berjuta benda-benda angkasa, dan beribu-ribu kabut gas atau kelompok nebula, kemudian kabut gas tersebut tersusun menjadi deretan bintang. Jagat raya (alam semesta) ialah objek kajian bagi ilmu pengetahuan yang tidak ada habisnya untuk dipelajari. Bagaimanakah proses terjadinya jagat raya? Adakah kehidupan lain selain di Bumi? Pertanyaan menyerupai ini mungkin pernah terlintas di pikiran kita. Sampai dikala ini, gres sebagian kecil belakang layar alam semesta yang sudah terungkap melalui penelitian secara terus-menerus.

Proses terjadinya jagat raya / alam semesta merupakan salah satu misteri yang coba diungkap oleh manusia. Berikut ini ialah 4 teori yang menjelaskan proses pembentukan jagat raya atau 4 teori terbentuknya alam semesta.

4 Teori Terjadinya Jagat Raya / Alam Semesta

 Jagat raya ialah alam semesta yang sangat luas dan tidak terukur √ 4 Teori Terjadinya Jagat Raya (Alam Semesta), Lengkap Gambar dan Penjelasan
4 Teori Terjadinya Jagat Raya (Alam Semesta), Lengkap Gambar dan Penjelasan

1. Teori Keadaan Tetap (Teori Creatio Continua)

Teori "keadaan tetap" atau teori ciptaan sinambung atau teori creatio continua menyatakan bahwa alam semesta selama berabad-abad selalu dalam kondisi yang sama dan zat hidrogen senantiasa dicipta dari ketiadaan. Penambahan jumlah zat, dalam teori ini memerlukan waktu yang sangat lama, yaitu sekitar 1000 juta tahun untuk satu atom dalam satu volume ruang angkasa. Teori ini dikemukakan oleh andal astronomi Fred Hoyle dan beberapa andal astrofisika Inggris.

Dalam teori "keadaan tetap", kita harus mendapatkan bahwa zat gres selalu diciptakan dalam ruang angkasa di antara banyak sekali galaksi, oleh lantaran itu galaksi gres akan terbentuk untuk menggantikan galaksi yang menjauh. Orang setuju bahwa zat yang merupakan asal mula bintang dan galaksi tersebut ialah hidrogen.

Teori keadaan tetap diterima secara skeptis oleh beberapa andal yang lain, alasannya ialah hal ini bertentangan dengan salah satu aturan dasar fisika, yaitu aturan kekekalan zat. yang berbunyi "zat tidak sanggup diciptakan atau dihilangkan tetapi hanyalah sanggup diubah menjadi jenis zat lain atau menjadi energi".

2. Teori Ledakan Besar (The Big Bang Theory)

Menurut teori ledakan besar dahulu kala galaksi-galaksi pernah saling berdekatan dan berasal dari massa tunggal, kemudian dalam keadaan massa tunggal jagat raya menyimpan suhu dan energi sangat besar. Besarnya energi dan tingginya suhu tersebut menjadikan ledakan besar yang menghancurkan massa tunggal (terjadi kira-kira 13.700 juta tahun yang lalu). Efek ledakan besar tersebut materi-materi dengan jumlah sangat besar terlontar ke segala penjuru alam semesta. Materi-materi tersebut kesudahannya membentuk planet, bintang, debu kosmis, meteor, asteroid, energi, dan partikel-partikel lain.
Teori ”Big Bang” ini didukung oleh Edwin Hubble, seorang astronom Amerika Serikat, hal ini menurut penelitian yang dilakukan Edwin, menunjukkan bahwa jagat raya ini tidak bersifat statis. Semakin jauh jarak galaksi dari Bumi, semakin cepat proses pengembangannya. Penemuan tersebut kemudian dikuatkan oleh Robert Wilson dan Arno Pnezias, spesialis astrofisika dari Amerika Serikat, pada tahun 1965 mereka telah mengukur tahap radiasi yang ada di angkasa raya. Penemuan ini selanjutnya disahkan oleh andal sains dengan memanfaatkan alat NASA yang bernama COBE spacecraft pada tahun 1989-1993.

Kajian-kajian terkini dari laboratorium CERN (Conseil Europeen pour la Recherche Nucleaire) yang terletak tidak jauh dari Genewa menguatkan lagi teori "Big Bang". Selain itu teori ledakan besar juga didukung oleh Stephen Hawking, spesialis fisika teoritis. Semua ini menyimpulkan bahwa pada masa kemudian langit dan Bumi pernah bersatu sebelum terpisah-pisah menyerupai dikala ini.

3. Teori Mengembang dan Memampat (The Oscillating Theory)

Teori ini dikenal pula dengan nama teori perluasan dan konstraksi. Menurut teori ini, alam semesta tercipta lantaran adanya sebuah siklus materi yang diawali dengan masa perluasan atau mengembang yang diakibatkan oleh adanya reaksi inti hidrogen, pada tahap ini terciptalah galaksi-galaksi (tahap ini diperkirakan terjadi selama 30 milyar tahun), kemudian galaksi-galaksi dan bintang yang telah tercipta akan meredup, selanjutnya memampat yang didahului dengan keluarnya pancaran panas yang begitu tinggi. Setelah tahap memampat maka tahap selanjutnya ialah tahap mengembang dan kemudian pada kesudahannya memampat lagi. Teori mengembang dan memampat ini menguatkan perkiraan bahwa pertikel-partikel yang ada pada dikala ini berasal dari partikel-partikel yang ada pada zaman dahulu.

4. Teori Alam Semesta Quantum

Teori quantum didasarkan pada wangsit bahwa semua kemungkinan insiden mempunyai probabilitas untuk terjadi, tak peduli seberapa fantastik atau pandirnya insiden itu. Teori ini ditemukan pada tahun 1966 oleh William Lane Craig. William mengatakan bahwa alam semesta telah ada selamanya dan akan selalu ada untuk selamanya pula. Dalam teori quantum, ruang hampa pada hakikatnya tidak ada, yang ada ialah partikel-partikel subatomik.


Sampai kini belum sanggup dipastikan bagaimana bersama-sama jagat raya ini terbentuk. Teori-teori yang diutarakan oleh para andal tersebut tentunya mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Sekian artikel mengenai 4 Teori Terjadinya Jagat Raya (Alam Semesta). Semoga artikel ini sanggup bermanfaat bagi sahabat baik untuk mengerjakan kiprah maupun untuk sekedar menambah wawasan perihal teori pembentukan jagat raya, teori terbentuknya jagat raya, teori terbentuknya alam semesta, teori penciptaan alam semesta teori keadaan tetap, teori ledakan besar, teori mengembang dan memampat dan teori alam semesta quantum. Terimakasih atas kunjungannya.

4 Teori Terjadinya Jagat Raya (Alam Semesta)
MARKIJAR : MARi KIta belaJAR


Sumber http://www.markijar.com/