Random post

Wednesday, November 22, 2017

√ Pola Kliping Perihal Benca Alam Di Indonesia

BENCANA ALAM


 






 Secara geologis letak wilayah Indonesia yang dilalui oleh dua jalur pegunungan muda dunia yaitu Pegunungan Mediterania di sebelah barat dan Pegunungan Sirkum Pasifik di sebelah timur mengakibatkan Indonesia banyak mempunyai gunung api yang aktif dan rawan terjadi bencana. Bencana alam yang sering terjadi di wilayah Indonesia antara lain : banjir, kemarau panjang, tsunami, gempa bumi, gunung berapi dan tanah longsor.
Masih terang dalam ingatan kita rentetan peristiwa musibah yang banyak mengakibatkan terjadinya korban jiwa, menyerupai peristiwa tsunami di Aceh dan Nias, gempa bumi dahsyat di tasikmalaya serta padang, tanah longsor di cianjur, bahkan banjir di aneka macam daerah yang kerap tiba setiap trend hujan.

Peran Serta Masyarakat Dan Pemerintah 
Banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat dalam mengantisipasi terjadinya bencana alam. Mulai dari persiapan peralatan untuk mendeteksi terjadinya bencana menyerupai contohnya pada bencana tsunami dan gunung meletus, pembuatan jenis bangunan yang tahan terhadap bencana gempa, pengelolaan tata kota dan kesadaran warga masyarakat untuk menanggulangi bencana banjir ataupun pemeliharaan daerah hulu sungai dan pegunungan serta hutan untuk mencegah terjadinya tanah longsor.
Untuk problem yang berkaitan dengan keadaan lingkungan, tentu hal ini juga membutuhkan kiprah serta aktif dari masyarakat dalam menjaga dan melestarikan lingkungan yang sanggup dimulai dari lingkungan disekitar tempat tinggalnya.

Persiapan Yang Harus Dilakukan
Seringkali lantaran musibah tiba secara tiba-tiba, kita menjadi panik dan tidak tahu apa yang harus dilakukan, yang terpikirkan ialah untuk segera lari menyelamatkan diri. Masalah yang lain-lain menyerupai rumah dan harta benda tidak akan terpikirkan sama sekali. Walaupun demikian tidak ada salahnya untuk mempersiapkan diri terhadap kemungkinan terjadinya bencana, dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen penting yang ada didalam rumah. Hal ini dimaksudkan apabila bencana sudah selesai, maka para korban bencana pun masih harus tetap melanjutkan hidup dan dokumen tersebut sanggup dipakai untuk bekal melanjutkan hidup.
Sebaiknya satukan dokumen-dokumen penting yang ada didalam 1 tas yang gampang untuk dibawa keluar ketika akan menyelamatkan diri. Dokumen-dokumen tersebut sanggup berupa :
  • Ijasah pendidikan.
  • Surat kepemilikan tanah, rumah, kendaraan dll.
  • Akte lahir dan kartu keluarga.
  • Polis Asuransi beserta nomor biro yang sanggup dihubungi.
  • Surat wasiat.
  • Nomor telepon anggota keluarga.

Apabila terjadi peristiwa bencana, maka rasa panik, resah dan ketakutan akan segera menyerang. Tak jarang jatuhnya korban jiwa lebih lantaran disebabkan ketakutan dan kepanikan yang terjadi bukan lantaran akhir eksklusif dari terjadinya bencana. Berikut hal-hal yang sanggup dijadikan pedoman untuk menghadapi terjadinya bencana supaya sanggup menghindari adanya korban jiwa.
  1. Bencana Gempa Bumi
     Jika gempa bumi menguncang secara tiba-tiba, berikut ini 10 petunjuk yang sanggup dijadikan pegangan di manapun anda berada.
    • Di dalam rumah
      Getaran akan terasa beberapa saat. Selama jangka waktu itu, anda harus mengupayakan keselamatan diri anda dan keluarga anda. Masuklah kebawah meja untuk melindungi badan anda dari jatuhan benda-benda. Jika anda tidak mempunyai meja, lindungi kepala anda dengan bantal.
      Jika anda sedang menyalakan kompor, maka matikan segera untuk mencegah terjadinya kebakaran.
    • Di sekolah
      Berlindunglah di bawah kolong meja, lindungi kepala dengan tas atau buku, jangan panik, jikalau gempa mereda keluarlah berurutan mulai dari jarak yang terjauh ke pintu, carilah tempat lapang, jangan berdiri bersahabat gedung, tiang dan pohon.
    • Di luar rumah
      Lindungi kepada anda dan hindari benda-benda berbahaya. Di daerah perkantoran atau daerah industri, ancaman bisa muncul dari jatuhnyakaca-kaca dan papan-papan reklame. Lindungi kepala anda dengan memakai tangan, tas atau apapun yang anda bawa.
    • Di gedung, mall, bioskop, dan lantai dasar mall
      Jangan mengakibatkan kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti semua petunjuk dari petugas atau satpam.
    • Di dalam lift
      Jangan memakai lift ketika terjadi gempa bumi atau kebakaran. Jika anda mencicipi getaran gempa bumi ketika berada di dalam lift, maka tekanlah semua tombol. Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah. Jika anda terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung dengan memakai interphone jikalau tersedia.
    • Di kereta api
      Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuhseandainya kereta dilarang secara mendadak. Bersikap tenanglah mengikuti klarifikasi dari petugas kereta. Salah mengerti terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan kepanikan.
    • Di dalam mobil
      Saat terjadi gempa bumi besar, anda akan merasa seolah-olah roda kendaraan beroda empat anda gundul. Anda akan kehilangan kontrol terhadap kendaraan beroda empat dan susah mengendalikannya. Jauhi persimpangan, pinggirkan kendaraan beroda empat anda di kiri jalan dan berhentilah. Ikuti aba-aba dari radio mobil, jikalau harus mengungsi maka keluarlah dari mobil, biarkan kendaraan beroda empat tak terkunci.
    • Di gunung/pantai
      Ada kemungkinan longsor terjadi dari atas gunung, menjauhlah eksklusif ke tempat aman. Di pesisir pantai, bahayanya tiba dari tsunami. Jika anda mencicipi getaran dan gejala tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke dataran yang tinggi.
  2. Bencana Banjir Bandang

    Banjir bandang ialah banjir yang tiba secara tiba-tiba yang disebabkan oleh lantaran tersumbatnya sungai maupun lantaran pengundulan hutan disepanjang sungai sehingga merusak rumah-rumah penduduk maupun menimbulkan korban jiwa. 

  3. Yang Harus Dilakukan Saat Banjir
    • Matikan fatwa listrik di dalam rumah atau hubungi PLN untuk mematikan fatwa listrik di wilayah yang terkena bencana.
    • Mengungsi ke daerah kondusif sedini mungkin ketika genangan air masih memungkinkan untuk diseberangi.
    • Hindari berjalan di bersahabat terusan air untuk menghindari terseret arus banjir. Segera mengamankan barang-barang berharga ketempat yang lebih tinggi.
    • Jika air terus meninggi hubungi instansi yang terkait dengan penanggulangan bencana menyerupai Kantor Kepala Desa, Lurah ataupun Camat.
Yang Harus Dilakukan Setelah Banjir
    • Secepatnya membersihkan rumah, dimana lantai pada umumnya tertutup lumpur dan gunakan antiseptik untuk membunuh basil penyakit.
    • Cari dan siapkan air higienis untuk menghindari terjangkitnya penyakit diare yang sering berjangkit sehabis peristiwa banjir.
    • Waspada terhadap kemungkinan hewan berbisa menyerupai ular dan lipan atau hewan penyebar penyakit menyerupai tikus, kecoa, lalat, dan nyamuk.
    • Usahakan selalu waspada apabila kemungkinan terjadi banjir susulan.
  1. Bencana Tanah Longsor

    Longsoran merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akhir dari terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng tersebut. Tanah longsor terjadi lantaran ada gangguan kestabilan pada tanah/batuan penyusun lereng.

    Strategi dan upaya penanggulangan bencana tanah lonsor :
    • Hindarkan daerah rawan bencana untuk pembangunan pemukiman dan kemudahan utama lainnya.
    • Mengurangi tingkat keterjalan lereng.
    • Meningkatkan/memperbaiki dan memelihara drainase baik air permukaan maupun air tanah. Fungsi drainase ialah untuk menjauhkan airn dari lereng, menghidari air meresap ke dalam lereng atau menguras air ke dalam lereng ke luar lereng. Makara drainase harus dijaga semoga jangan hingga tersumbat atau meresapkan air ke dalam tanah.
    • Pembuatan bangunan penahan, jangkar (anchor) dan pilling.
    • Terasering dengan sistem drainase yang sempurna (drainase pada teras - teras dijaga jangan hingga menjadi jalan meresapkan air ke dalam tanah).
    • Penghijauan dengan flora yang sistem perakarannya dalam dan jarak tanam yang sempurna (khusus untuk lereng curam, dengan kemiringan lebih dari 40 derajat atau sekitar 80% sebaiknya flora tidak terlalu rapat serta diseling-selingi dengan flora yang lebih pendek dan ringan , di kepingan dasar ditanam rumput).
    • Mendirikan bangunan dengan fondasi yang kuat.
    • Melakukan pemadatan tanah disekitar perumahan.
    • Pengenalan daerah rawan longsor.
    • Pembuatan tanggul penahan untuk runtuhan batuan (rock fall).
    • Penutupan rekahan di atas lereng untuk mencegah air masuk secara cepat kedalam tanah.
    • Pondasi tiang pancang sangat disarankan untuk menghindari ancaman liquefaction.
    • Utilitas yang ada didalam tanah harus bersifat fleksibel.
    • Dalam beberapa perkara relokasi sangat disarankan.

  1. Bencana Tsunami
    Tsunami sanggup diartikan sebagai gelombang maritim dengan periode panjang yang ditimbulkan oleh gangguan spontan dari dasar laut. Gangguan spontan tersebut bisa berupa gempa bumi tektonik, erupsi vulkanik atau longsoran. Kecepatan tsunami yang naik ke daratan(run-up) berkurang menjadi sekitar 25-100 Km/jam dan ketinggian air tsunami yang pernah tercatat terjadi di Indonesia ialah 36 meter yangterjadi pada ketika letusan gunung api Krakatau tahun 1883.

    Di Indonesia pada umumnya tsunami terjadi dalam waktu kurang dari 40 menit sehabis terjadinya gempa bumi besar di bawah laut. Adanya tsunami tidak bisa diramalkan dengan sempurna kapan terjadinya, akan tetapi kita bisa mendapatkan peringatan akan terjadinya tsunami sehingga kita masih ada waktu untuk menyelamatkan diri.


Penyelamatan diri ketika terjadi tsunami
Jika berada di sekitar pantai, terasa ada guncangan gempa bumi, air maritim bersahabat pantai surut secara tiba-tiba sehingga dasar maritim terlihat, segeralah lari menuju ke tempat yang tinggi (perbukitan atau bangunan tinggi) sambil memberitahukan teman-teman yang lain.

Jika sedang berada di dalam bahtera atau kapal di tengah maritim serta mendengar info dari pantai telah terjadi tsunami, jangan mendekat kepantai. Arahkan bahtera ke laut. Jika gelombang pertama telah tiba dan surut kembali, jangan segera turun ke daerah yang rendah. Biasanya gelombang berikutnya akan menerjang. Jika gelombang telah benar-benar mereda, lakukan proteksi pertama pada korban.
  1. Bencana Gunung Berapi

    Letusan gunung api ialah merupakan kepingan dari acara vulkanik yang dikenal dengan istilah "erupsi". Hampir semua kegiatan gunung api berkaitan dengan zona kegempaan aktif, lantaran berafiliasi dengan batas lempeng. Pada batas lempeng inilah terjadi perubahan tekanan dan suhu yang sangat tinggi sehingga bisa melelehkan material sekitarnya yang merupakan cairan pijar (magma). Magma akan mengintrusi batuan atau tanah di sekitarnya melalui rekahan- rekahan mendekati permukaan bumi.



Sumber http://risalridwan.blogspot.com