Kelompok burung merupakan jenis satwa yang paling sering melaksanakan migrasi. Mereka akan berpindah dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Sehingga, tak heran kalau banyak orang melewati langit Indonesia pada dikala bermigrasi.
Untuk proses migrasi kelompok burung ini didasari banyak alasan. Dampak pemanasan global di suatu wilayah juga dijadikan sebagai penyebab utamanya. Akan tetapi, beberapa jenis burung memang gemar berpindah dengan cara rutin.
Bahkan untuk kini ini, banyak spesies burung yang singgah di daratan nusantara. Mereka akan membangun sarang, bertahan hidup, serta bahkan hingga mereka mempunyai keturunan. Salah satunya yakni burung Trinil.
Burung trinil ini hadir dari bumi belahan utara. Untuk burung migrasi tersebut mempunyai kebiasaan rutin bermigrasi ke selatan. Dan untuk setiap tahun, penduduk Indonesia sanggup menyaksikan secara pribadi proses migrasinya.
Burung yang terbilang cukup ini akan singgah di pantai, tepi sungai, atau daerah danau. Ukuran tubuh burung trinil tergolong minimalis, kurang lebih sekitar 20 cm.
Kesemua badannya sebagaian besar berwarna abu-abu dan cokelat. Akan tetapi, pada kepingan perutnya berwarna putih. Dengan bentuk paruh lancip, panjang, dan juga sanggup membuka lebar, spesies ini memangsa udang, katak atau biji-bijian.
Salah satu jenis burung Trinil yang perlu anda ketahui yaitu burung Trinil Pembalik Batu. Jenis burung Trinil ini merpakan jenis yang berukuran sedang.
Ciri Khas Burung Trinil Pembalik Batu

Untuk jenis burung Trinil Pembalik kerikil (Ruddy Turnstone) ini yakni jenis burung yang berukuran sedang sekitar 23 cm. Jenis burung ini juga cukup gampang dikenali.
Pada kepingan paruhnya tampak pendek, kaki dan tungkai terlihat berwarna jingga terang. Pada kepala dan juga pada kepingan dada terlihat suatu rujukan yang rumit.
Ada juga warna yang dikenal sangat khas dari paduan warna-warna hitam, coklat dan juga warna putih. Pada bentuk paruhnya juga sangat khas. Dan pada dikala burung terbang dilihat dari atas, berpola hitam serta berwarna putih tebal.
Sedangkan untuk warna pada kepingan iris matanya berwarna coklat, paruh hitam, juga pada kepingan kakinya berwarna jingga.
Habitat dan Kebiasaan Trinil Pembalik Batu

Burung Trinil Pembalik batu (Arenaria interpres) ini kerap sekali mengunjungi gosong lumpur, pantai berpasir, dan juga rangkaian karang berbatu yang ada pada kelompok kecil.
Terkadang jenis burung ini terlihat mencari makan di daratan maupun di daerah terbuka yang cukup akrab dengan laut. Biasanya burung ini hidup tidak suka berbaur dengan jenis perancah yang lain.
Untuk nama burung ini diambil dari kebiasaannya yang suka menarik, yaitu mendorong atau juga membalikkan kerikil yang ada di pantai. Tujuannya tak lain untuk mencari masakan yang berupa udang-udangan di bawah kerikil tersebut.
Umur burung ini juga cukup panjang dengan rata-rata hingga 9 tahun. Sedangkan untuk umur yang tertua hingga berumur 19 tahun. Burung Trinil Pembalik Batu ini bersifat monogami.
Kemudian untuk individu burung kerap tiba kembali ke spot favorit yang sama dari tahun ke tahun. Trinil ini juga merupakan jemis burung penerbang yang sangat tangguh. Sebab, ketika dikala sedang bermigrasi sanggup terbang non-stop dari negara Australia hingga dengan Taiwan.
Perjumpaan Trinil Pembalik Batu
Burung Trinil Pembalik Batu dikala di Lombok ini pernah terlihat di Gili Meno, Lombok Utara. Saat ini memang cukup sulit dijumpai. Sebab, untuk spot favoritnya telah dijadikan sebagai lokasi wisata yang cukup ramai didatangi manusia.
Sumber aciknadzirah.blogspot.com