Random post

Monday, January 30, 2017

√ Apa Itu Tranfusi Dan Golongan Darah?

MENGENAL TRANFUSI DAN GOLONGAN DARAH

A.    Pengertian
Tranfusi darah yaitu penginjeksian darah dari seseorang (yang disebut donor) kedalam sistem peredaran darah seseorang yang lain (yang disebut resipien) (Ebrahim,2007).
Tranfusi yaitu proses pemindahan darah dari badan seseorang kedalam badan orang lain. Orang yang mendapatkan darah disebut resipien, sedangkan orang yang memperlihatkan darahnya disebut donor (Firmansyah, 2009).

B.     Jenis Golongan Darah
Ada empat golongan darah yang utama, yaitu A, B, AB dan O. Perbedaan diantara golongan-golongan ini ditentukan oleh ada tidaknya dua zat kimia utama (yaitu A dan B) dalam sel darah merah, serta oleh ada tidaknya dua unsur yaitu unsur anti-A dan unsur anti-B dalam serum darah tersebut.
Dalam darah terdapat yang namanya serum dan plasma, perbedaaanya yaitu plasma mempunyai fibrinogen dan faktor pembeku darah, sedangkan serum tidak memilikinya.
Seseorang yang bergolongan darah O dikenal sebagai donor universal, lantaran sel darah merah orang ini tidak mengandung zat kimia A maupun B. Tetapi orang ini tidak mendapatkan darah orang lain kecuali yang bergolongan darah O lantaran serum darahnya berisi unsur anti-A dan anti-B. (Ebrahim,2017).
                 
C.    Apa itu Aglutinogen, Aglutinin dan Aglutinasi??
Aglutinogen dan agutinin yaitu kandungan protein didalam darah. Aglutinogen merupakan protein berupa antigen, sedangkan aglutinin merupakan protein berupa antibodi. Aglutinogen terdapat pada eritrosit, sedangkan aglutinin terdapat pada plasma darah. Aglutinasi yaitu proses penggumpalan darah akhir dari proses pembentukan antibodi. Eritroblastosis fetalis yaitu proses penggumpalan darah pada bayi akhir dibentuknya aglutinin lantaran rhesus ibu dan bayi berbeda.
GOLONGAN DARAH
AGLUTINOGEN
AGLUTININ
A
A
α
B
B
β
O
-
α dan β
AB
A dan B
-
      (Firmansyah, 2009).

D.    Siapakah Penemu Golongan Darah Dan Sistem Rhesus Darah (Rh)?
Penggolongan darah A, B, AB dan O ditemukan oleh spesialis imunologi Austria, Karl Landsteiner pada tahun (1868-1943). Penggolongan darah ini menurut atas terdapatnya dua jenis aglutinogen, yaitu aglutinogen A dan aglutinogen B.
Selain golongan darah Landsteiner menemukan sistem Rhesus (RH). Sistem rhesus ditemukan pada percobaan terhadap simpanse Macaca Rhesus. Pada sistem Rh, apabila darah seseorang mengandung aglutinogen rhesus maka orang tersebut ytermasuk rhesus nyata (rh+). Adapun jikalau tidak mengandung aglutinogen rhesus, orang tersebut termasuk rhesus negatif (rh-) (Firmansyah, 2009).


BAHAYA TRANFUSI DARAH DAN APA AKIBATNYA, 

E.     Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Tranfusi Darah
Hal yang harus diperhatikan dalam tranfusi darah yaitu jenis aglutinogen donor dan aglutinin resipien biar tidak terjadi penggumpalan dalam darah. Tabel dibawah mengambarkan golongan darah pendonor yang cocok dengan resipien.
        RESIPIEN

DONOR
A
B
O
AB
A
+
_
_
+
B
_
+
_
+
O
+
+
+
+
AB
_
_
_
+
Keterangan:
( - )            =          Menggumpal
( + )           =          Tidak Menggumpal
(Firmansyah, 2009).

F.     Indikasi (Penyebab) Untuk Tranfusi
Pada dasarnya ada dua alasan umum mengapa perlu dilakukan trnfusi darah, yaitu (1) kehilangan darah, dan (2) kekurangan unsur-unsur penting dalam darah.
            1.      Kehilangan darah
            Kehilangan darah sanggup mengakibatkan berkurangnya volume darah yang mengalir dalam                    tubuh. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor:
a.       Perdarahan akhir persalinan
b.      Luka bakar
c.       Operasi
d.      Ketidakcocokan darah antara ibu dan anak. Dalam perkara menyerupai ini, tranfusi pertukaran harus dilakukan untuk menyelamatkan nyawa si anak.
e.       Anemia akut dan kronis, serta kekacauan sistem pembeku darah menyerupai hemofilia.
           2.      Kekurangan unsur-unsur penting dalam darah
a.   Pasen anemia yang menderita kekurangan sel darah merah, hanya membutuhkan tranfusi sel darah merah saja.
b.    Pasien hemofilia, sebagai akhir gangguan sistem pembekuan darah, pada pasien hemofilia harus mendapatkan tranfusi plasma darah atau di injeksi dengan Anti Haemopbilic Factor (AHF) (Ebrahim, 2007)

G.    Apa Saja Reaksi Negatif (Efek Samping) Tranfusi Bagi Tubuh?
Pada dasarnya tranfusi darah yaitu salah satu cara untuk menolong seseorang akhir kekurangan sel dan unsur-unsur penting darah, namun disamping itu tranfusi juga mempunyai imbas yang kadang tidak dinginkan (efek samping), tabel dibawah ini akan menjelaskan perihal imbas samping tranfusi:
NO
REAKSI/PENYEBAB
KLINIS/TANDA
1
Reaksi hemolisis: darah pasien dan darah tranfusi tidak kompatibel
Menggigil, demam, sakit kepala, nyeri punggung, sesak nafas, nyeri dada, takikardia, hipotensi
2
Reaksi demam: sensitifitas darah klien terhadap sel darah putih, trombosit atau protein plasma darah tranfusi
Demam, menggigil, hangat, kulit kemerahan, sakit kepala, nyeri otot, cemas/gelisah.
3
Reaksi alergi ringan: sensitivitas terhadap protein plasma yang ditranfusikan.
Kemerahan, gatal, urtikaria, mengi
4
Reaksi alergo (berat): reaksi antigen-antibodi
Dispnea, nyeri dada, kolaps sirkulasi, henti jantung
5
Sepsis: darah yang diberikan terkontaminasi
Demam tinggi, menggigil, muntah, diare, hipotermi
6
Hipervolemia: dukungan darah melebihi kemampuan sirkulasi
Batuk, dispnea, kongesti paru, distensi vena leher, takikardi, hipertensi
(Tamsuri, 2009)


REFERENSI
Ebrahim, Abul Fadl Mohsin. 2007. Fikih Kesehatan, Jakarta, Serambi Ilmu Semesta.
Firmansyah, Rikky, dkk. 2009. Buku Praktis dan Aktif Belajar Biologi 2 (IPA) Kelas 11 SMA. Jakarta; Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Tamsuri, Anas. 2009. Seri Asuhan Keperawatan “Klien Gangguan Keseimbangan Cairan & Elektrolit” . Jakarta: ECG.

Sumber http://macrofag.blogspot.com