Random post

Thursday, March 28, 2019

√ Seni Mendidik Dari Dua Ilmuwan


Al-kisah ada dua orang Ilmuwan yang sangat tenar dimasa itu, mereka berjulukan Amir dan Husni. Kedua ilmuwan itu jago dalam bidang kimia toksik dan pengobatan. Dua orang ilmuwan ini yaitu sobat dekat alasannya yaitu mereka mempunyai guru yang sama. keduanya mempunyai perangai nan baik dan suka menolong. Namun usia keduanya sudah tidak lagi muda, lalu timbul kekhawatiran mereka dikarenakan ilmu yang mereka miliki belum sempat mereka ajarkan pada orang lain. Satu hal yang ada dipikiran keduanya, mereka harus mengangkat murid untuk mereka didik.




Kemudian mulailah keduanya mencari murid masing-masing untuk diajarkan ilmu kimia. Husni melaksanakan seleksi dengan menguji pemahaman dan kemampuan analisis dari para calon murid yang mendaftar. Seleksi dilakukan beberapa tahapan sampai terpilih seorang cowok yang luar biasa cerdas dan mempunyai kemampuan analisis yang sangat baik, bahkan dalam pikiran Husni muridnya tersebut akan menjadi jauh lebih hebat dan cerdas daripada dirinya.




Sedangkan Amir melaksanakan registrasi dengan cara yang berbeda. Ia mengumpulkan semua pendaftar lalu satu persatu ia perintahkan untuk menaruh racun dalam minuman akseptor lainnya sebagai ujian, dan yang tidak mau menaruhkan racun tersebut tidak akan diangkat menjadi muridnya. Hingga Amir berhadapan dengan seorang cowok yang teguh pada pendiriannya. Ia lebih menentukan miskin ilmu tanpa mengajaran sang guru dibandingkan harus membunuh orang lain.


“Jika kamu tak mau menaruhnya maka kamu gagal menjadi muridku”.


kemudian cowok menjawab “Jika ilmu yang kuperoleh hanya akan membawa kehancuran maka saya lebih menentukan untuk tidak mengetahuinya. dan miskin ilmu untuk selamanya”. 


Sebenarnya inilah balasan yang sangat diinginkan oleh Amir, ia tak ingin ilmu yang ia miliki jatuh ke tangan orang yang salah. Alhasil terpilihlah cowok yang teguh itu sebagai murid Amir.




Kemudian keduanya mengajarkan muridnya segala ilmu kimia yang mereka miliki. Akan tetapi murid Husni begitu cerdas, ia tidak sabar dalam mendapatkan ilmu yang diberikan Husni. Ia ingin menguasai semua ilmu sampai menjadi orang nomer satu. Sesekali ia membuka catatan penting penelitian gurunya yang sebenarnya  tidak diizinkan untuk membukanya. Husni megurnya ketika ia mengetahui tindakan muridnya, Namun sang murid begitu serakah akan ilmu, sampai ia meracuni gurunya sendiri untuk mendapatkan ilmu yang lebih banyak dari buku-buku gurunya. 




Dilain pihak murid amir menjadi eksklusif yang cerdas namun tetap bersahaja, ia begitu menghormati gurunya. Ia sangat patuh pada gurunya alasannya yaitu Dia tahu bahwa gurunya tak akan menyesatkannya. Ia mempelajari semua ilmu pengobatan secara sedikit demi sedikit dari gurunya sampai menjadi seorang tabib yang handal. Ia memakai ilmunya untuk menolong orang lain menyerupai yang diajarkan oleh Amir. Mereka berdua menjadi dua orang yang sangat diidolakan alasannya yaitu suka menolong masyarakat tanpa pamrih.




——>Selesai<——–




Hikmah Cerita:


1. Sudah saatnya dalam dunia pendidikan kita, evaluasi seseorang menurut karakternya, bukan hanya sekedar kemampuan IQ-nya semata. Sehingga yang diuji dalam kelulusan bukan hanya nilai semata, namun juga kejujuran dalam menuntaskan ujian. Terbukti di Indonesia berbagai orang-orang cerdas yang hanya memakai ilmunya untuk merugikan orang lain. Ini alasannya yaitu sistem pendidikan kita yang masih kurang seimbang antara IQ, EQ dan SQ.


2.Dalam menuntut ilmu, hendaknya sedikit demi sedikit demi bertahap.  Sesuai apa yang diberikan oleh guru. dihentikan menyerupai muridnya Husni dalam dongeng diatas


3. hendaknya menghormati Guru dalam menuntut Ilmu.






Artikel  ini diikutsertakan pada Kontes Unggulan Cermin Berhikmah di BlogCamp.






Sumber https://mystupidtheory.com