Postingan Kali ini yaitu sebagai pembahasan berkelanjutan dari postingan aku yang sebelumnya mengenai Kajian Tentang Awan.
Saya Kembali mengulas perihal Fenomena di langit, Yaitu pembentukan Kilat.
“Tidaklah kau melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan- gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan.” (Al Qur’an, 24:43)
Sebuah fakta menarik yang merupakan penelitian mendalam dari para jago meteorologi bahwa saat awan-awan kecil bergabung dengan awan lainnya dan membentuk awan yang lebih besar, gerakan udara vertikal ke atas terjadi di dalamnya meningkat.
Gerakan udara vertikal keatas jauh lebih lebih berpengaruh di belahan tengah dibandingkan di belahan tepinya.
Gerakan udara ini mengakibatkan gumpalan awan tumbuh membesar secara vertikal yang mengakibatkan awan saling bertindih-tindih naik sehingga gumpalan besar awan tersebut mencapai wilayah-wilayah atmosfir yang bersuhu lebih dingin, di mana butiran-butiran air dan es mulai terbentuk dan tumbuh semakin membesar. (Anthes, Richard A.; John J. Cahir; Alistair B. Fraser; and Hans A. Panofsky, 1981, The Atmosphere, s. 269; Millers, Albert; and Jack C. Thompson, 1975, Elements of Meteorology, s. 141-142)
Yang menjadi pertanyaan yaitu “Mengapa ayat Al-Qur’an tersebut menyatakan … ‘kilatnya’ saat menyatakan perihal hujan es?” Bukankah ini berarti bahwa butiran es yaitu faktor terbesar yang mengakibatkan kilat?
Dalam Buku’Meteorology Today’,Dijelaskan bahwa awan menjadi bermuatan listrik saat butiran es jatuh melalui sebuah kawasan di awan yang sangat dingin(daerah puncak awan) dan berbentuk kristal es.“ dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung”.
Ketika butiran cair bertumbukan dengan butiran es, mereka membeku saat bersentuhan dan melepaskan panas yang terpendam.
Ini untuk menjaga permukaan butiran es tetap lebih hangat dari pada kristal es di sekitarnya.
Masih dalam buku “Meteorologi Today” dijelaskan saat butiran es bersentuhan dengan kristal es, terjadi fenomena penting.
Elektron mengalir dari objek yang lebih hambar menuju objek yang lebih hangat. Oleh akhirnya butiran es terbebani elektron negatif.
Efek yang sama terjadi saat tetesan yang sangat hambar bersentuhan dengan butiran es.
Akan terjadi pemisahan sistem pada koloid awan, Koloid yang terbenani partikel bermuatan positif kemudian terbawa menuju belahan awan yang lebih tinggi oleh sedangkan butiran es, yang tertinggal dengan beban negatif, jatuh menuju belahan bawah dari pada awan, sehingga belahan bawah awan menjadi bermuatan negatif.
Beban muatan negatif ini kemudian bergerak jatuh menuju kebumi dengan kecepatan yang sangat tinggi, dan menyambar partikel positif yang ada di bumi.
Inilah yang kemudian menghasilkan bunyi dentuman dan kilatan cahaya.
“Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan.”
Kita dapat menyimpulkan dari keterangan ini bahwa butiran es yaitu faktor utama yang menjadikan kilat
Lagi-lagi sebuah fakta sains mengungkap kebenaran Al-Qur’an. Suhanallah..
Wawlohu’alam bissowaf..
Sumber https://mystupidtheory.com