Random post

Wednesday, February 6, 2019

√ Sang Pengadu Petir (Cerpen)




Suatu sore dengan arsiran hujan dan kilatan petir. Mendelemon

sedang duduk bengong di sebelah kanan dari tangan kirinya, wajahnya

menghadap jendela yang terbuka dan matanya menatap ke langit. Matanya

yang lingkaran itu mengamati setiap lekuk-lekuk kegelapan awan. Seketika itu

pula petir besar menggelegar, Mendelemon dengan sigap mengambil pena

dan mulai menulis pada selembar kertas di hadapannya “Petir1= 300 Desibel”.




Tak hingga satu menit berselang kembali terdengar bunyi petir yang

memekakkan telinga, ini petir yang jauh lebih dahyat, bahkan membuat

bumi seakan-akan berguncang. Mendelemon tak sempat menutup telinganya,

tangannya sibuk mencatat “Petir2 =800 Desibel” tertulis pada kertas

dihadapannya. Kemudian Mendelemon bergumam “Petir kedua yang menjadi

pemenangnya!”. TAMAT


Iya, alasannya yaitu cerpen itu pendek, mempunyai alur, dan terdapat penyelesaian konflik, maka ini termasuk cerpen. Terserahku lahh. 😛



Sumber https://mystupidtheory.com