Ibu saya yaitu seorang Guru, demikian pula ayah saya. Ayah saya sudah menghabiskan separuh idupnya untuk profesi ini. Kaprikornus saya besar dalam keluarga dengan latar belakang keguruan yang kuat. sehingga pendidikan menjadi hal yang utama berdasarkan orang bau tanah saya. Tapi selain itu jadi anak guru emang kadang tidak lezat juga, terutama ketika masa-masa ujian Sekolah. kalau dulu jamannya catur wulan, jadi ketika catur wulan datang kami sekeluarga akan ikut membantu pekerjaan Ibu dan Ayah untuk mengoreksi dan merekap nilai Siswa-siswi ayah dan ibu.
Dalam mengoreksi lembar ujian milik ayah itu tidak menyenangkan sama sekali. Karena ayah saya seorang guru matematika, balasannya lembar jawaban penuh angka-angka dan grafik cartesian. Memusingkan! Sungguh!! Namun sebaliknya ibu saya yaitu guru SD, sehingga Ia mengajar semua mata pelajaran. Mengoreksi lembar ujian anak SD itu senam perut, tak habis habisnya saya tertawa melihat jawaban yang muncul dari anak anak SD yang lugu ini.
Setelah melihat jawaban-jawaban tersebut saya jadi bingung. Apa bergotong-royong yang diajarka Ibu saya kepada belum dewasa ini?.
Pengalaman ayah saya sebagai guru juga unuk, selalu ada kisah menarik di kelas. Ayah saya populer sebagai tipikal guru killer, walaupun entah mengapa beberapa murid justru semakin bersahabat dengan ayah. suatu hari di kelas ayah sedang menjelaskan sebuat soal persamaan linear, dan ketika itu Ia kebelet ingin kentut. sambil menahan kentut ia menunjukan sampai soal selesai. dan sehabis itu Ia berteriak “KAMU! ACO! KERJAKAN SOAL NOMOR 5a! Pfft..” Ya.. Ketika ayah kentut Ia berteriak nyaring dan menunjuk salah seorang siswanya. Sehingga bunyi kentutnya tertutup teriakan lantangnya..
Itulah kisah menarik dari kehidupan keluarga saya.. jadi jangan heran bila saya keren, oleh sebab keluarga saya yang keren itu..
M. Mahfuzh Huda, yang merindukan Umi
Malang pagi cerah, dan belum keluar rumah
Sumber https://mystupidtheory.com