Sepak Bola Jahat
Sudahkah kalian tahu bahwa hari ini saya sedang menulis dengan keadaan duduk bersila di sebelah kanan dari kaki kiriku, ada pisau kater di atas meja yang dihadapanku, hanya untuk persiapan jikalau saya umerasa bossan hidup, saya tinggal ambil saja kater dan bunuh kecoa yang ada di depanku, dengan begitu saya menyadari tersiksanya kalau mati kena tusuk pisau kater. Ahh ini apaan? Aku malah omongin hal yang tidak penting. Ngaco!
Pernah rasanya saya bercerrita wacana masa-masa kecilku dahulu, Ahh iya, saya ingat itu tulisanku beberapa hari lalu. Kecilku dahulu sepak bola itu yaitu permainan yang sangat terkenal di kalangan anak SD, alasannya yaitu banyak belum dewasa yang membicarakannya. Sekolahku ialah Madrasah Ibtidaiyah Al-Ihsan, dan kami jelas-jelas ikut menyukai permainan sepak bola. Sesungguhnya saya tidak terlalu mahir bermain bola sepak, tetapi oleh alasannya yaitu teman-temanku sukanya main bola, jadilah saya ikut-ikutan. Masa-masa SD ialah masa dimana saya memperoleh kebebasanku sebagai seorang anak manusia, seakan-akan dikala itu saya tak punya ketakutan atas sistem, sistem pendidikan, sistem aturan dan pemerintahan, atau apapun.
Seminggu sekali kami mendapati ada jam pelajaran Olah Raga, dan itu berarti main sepak bola pagi-pagi. Yahh selama seekolah di SD, kami hanya mengenal Olah raga sepak bola. Degan memakai baju olah raga yang khas dan beberapa anak masih memakai baju kaos biasa alasannya yaitu memang tidak punya baju olah raga, kami bermain bola di lapangan depan sekolah. Jujur harus saya akui permainan bola kami ini terkadang berlebihan, alasannya yaitu sehabis selesai main bola kami selalu mendapat warna biru di kaki atau tubuh kami, tak jarang pula kami mendapat goresan-goresan luka. Beberapa anak dengan usia yang lebih renta selalu saja berbuat curang, menendang kaki anak yang lebih kecil dan sehabis itu tertawa puas. Huh Bodoh!! Tipikal pegecut yang kemungkinan besar hanya akan jadi durjana dan pengacau. Ibarat permainan bola ialah suatu tubuh yang sehat, maka durjana dan pengacau-pengacu ini ialah tumor ganas yang selalu menciptakan Sepak bola terlihat menyedihkan!
Dalam setiap pertempuran dengan durjana itu, saya yaitu salah satu yang kondusif dan selamat. Oleh alasannya yaitu ada dua sahabat baikku yang paling besar tubuhnya diantara kami semua, mereka yaitu Adam dan Yunus. Dengan adanya kedua orang ini saya kondusif untuk mendapat bola, tanpa harus khawatir ada yang dengan kurang didik menendang kakiku. Jika saja ada yang benar-benar menendang kakiku, maka terjadilah pertengkaran, dan itu akan berakhir tragis dengan kemenangan Yunuss yang mewakili aku. Yunus dan Adam menjadi sangat bersahabat dan baik denganku bukanlah tanpa alasan, mereka yaitu orangnya yang selalu saya beri contekan setiap PRku, begitulah sahabat sejati, kalau kamu tak punya otot maka tawarkan otakmu!
Adam dan Yunus ialah monster di lapangan, pernah dalam satu pertandingan sepak bola, Adam menendang bola dengan sangat keras sehingga bola melambung ke atas dan sangat tinggi, entah alasannya yaitu bola kami yang tua, atau tertancap duri, bola itu pecah sempurna ketika mengenai tanah. Kedua orang ini terlalu berpengaruh sehingga jikalau mereka menggiring bola, maka tidak ada yang mau menghadangnya, bencana ini berakhir dengan selalu di pisahnya mereka berdua dalam setiap permainan sepak bola kami. Kaprikornus ketika Adam menggiring bola, maka hanya ada Yunus yang akan menghadangnya dan begitu pula sebaliknya. Tapi ini juga berakibat fatal alasannya yaitu setiap kali bermain bola mereka berdua tabrak dan tak ada yang bisa memisah atau melerai perkelahian itu.
Itulah kehidupan Sepak Bola dimasa SDku. Kami tergila-gila pada sepak bola. Pernah suatu hari pada pelajaran Olah Ragga hujan deras sekali, kami tetap turun ke lapangan dan bermain Bola, ini mengakibatkan abang kelas kami ikut bermain dan hampir seluruh kelas 4,5, dan 6 bermain sepak bola. Saat usai bermain, kami beru sadar bahwa kami mustahil masuk kelas lagi alasannya yaitu berair kuyup, dan dengan santainya saya pulangg ke rumah dan tidur. Esok pagi sekitar tiga kelas mendapat santapan penggeris dari guru. Tapi kami tidak menyesal, bahkan kami masih bermain dikala hujan deras, dengan membawa baju ganti tentunya..
Ahh sudahan.. saya malas lanjutkan..
Mahfuzh TnT
Sumber https://mystupidtheory.com