Tersesat di Kapal
Setelah tiba di kota Samarinda(ini Kaltim!) kami menginap di rumah saudara jauh dari ayah. Kami harus menginap di samarinda dulu beberapa hari alasannya tiket keberangkatan kapal kami ialah dua hari lagi. Begitulah jaman dahulu kala, beli tiketnya eksklusif ketika kami telah berada di Samarinda sehingga tidak sanggup mendapat tiket yang eksklusif untuk hari itu juga.
Sesungguhnya, untuk kalian yang membaca dari awal tetapi sudah tidak mengerti, kau sanggup lihat postingan saya yang sebelumnya, alasannya ini dongeng yang di sambung-sambung sehingga menjadi cerbung “Kapalku Berlayar Dadaah.. Berau”
Jadi perjalanan dari Berau menuju Samarinda telah saya tempuh 2 hari 2 malam lamanya, kemudian esok kami akan melanjutkan perjalanan dari Samarinda menuju Surabaya selama 3hari 3malam lamanya. Kaprikornus total waktu efektif yang diharapkan untuk keluarga kami tiba di Jawa yaitu lima hari, itu jikalau tidak istirahat dan menginap di samarinda, alasannya kami menginap du ahari dua malam maka perjalanan kami akan menghabiskan waktu satu ahad penuh.
Pagi harinya kami telah bersiap menuju pelabuhan untuk sanggup naik kapaal. Oh ya, kapal yang kami tumpangi ialah kapal Kerinci milik PELNI. Aku kira beberapa diantara kalian tidak pernah mengenal PELNI, PELNI merupakan kependekan dari Pelayaran Nasional Indonesia yang merupakan satu-satunya perusahaan pelayaran di Indonesia. Kami tiba di pelabuhan dengan selamat, dan kemudian masuk untuk menunggu kapal PELNI, sistem pelayaran kapal ini tidak menyerupai bus yang bolak-balik hanya pada dua pelabuhan, tetapi jalurnya yaitu beberapa pelabuhan nasional, sehingga kapal yang kami tumpangi ini bahwasanya telah melalui jalur pelayaran sebelumnya. Kami menunggu kapal itu yang tidak kunjung tiba, kapal tidak sanggup tiba sempurna waktu alasannya adanya ombak yang deras, sehingga kami harus menunggu selama 12 jam di pelabuhan. Kala dahulu, itu yaitu hal yang biasa saja.
Kami naik kapal dengan tertib, kemudian masuk ke dalam kapal dan di dalam kapal tidak menyerupai kapal kami yang sebelumnya yaitu kapal Teratai yang kawasan tidur seluruh penumpang kelas ekonomi tergabung jadi satu, disini kawasan tidurnya berada di kamar-kamar. jadi kami mendapat satu kamar khusus sekeluarga. Keren! di kamar terdapat jendela kecil yagn berbentuk lingkaran, sangat unik!(Belakangan ketika Sekolah Menengan Atas saya minta dibuatkan jendela kamar menyerupai itu).
Kapal Kerinci ini sangat besar, bab dalamnya terdapat beberapa tingkat bahkan di dalamnya terdapat masjid untuk sholat jumat. Aku berjalan-jalan memutari kapal bersama ayahku, Ia memberitahukan lokasi-lokasi penting di kapal itu termasuk ruang makan. Bagi ayahku ini bukan pengalaman pertamanya naik Kapal Kerinci ini, ia telah beberapa kali pulang pergi jawa-kaltim.
Pagi sehabis menginap semalam di kapal, saya dan ayahku sholat shubuh di masjid kapal. kemudian sehabis itu saya meminta izin untuk berkeliling kapal, dan ayahku mengijinkannya. Aku eksklusif berjalan menuju bab paling atas kapal, dan yang saya saksikan yaitu para turis telah berkumpul tidur-tidur di atas kapal ini, saya heran apa mereka tak punya cukup uang untuk menyewa kamar yang ada di dalam, sehingga harus tinggal di luar kapal menyerupai ini? Kemudian tak usang saya menyaksikan terbitnya matahari, itu sangat mengagumkan Indah sekali! Para turis telah bersiap di posnya masing-masing dengan kameranya, ohh jadi mereka menunggu momen semacam ini. Turis memang punya selera keindahan yang sangat tinggi.
Setelah momen terbitnya matahari itu, ternyata ada pula ketika dimana ikan lumba-lumba di lautan berlompatan mengiringi kapal kami yang berlayar, dan momen ini takkan dilewatkan oleh para turis untuk mengambil gambarnya.
Setelah matahari semakin naik, tibalah saatnya saya kembali, namun di tengah peralanan kembali, dilakukan investigasi tiket, yang mengerikan ketika investigasi tiket ialah beberapa pintu utama akan dikunci, dan itu menyebabkan saya menentukan jalan memutar(karena sok tahu). Ternyata semua pintu terkunci dan saya terjebak di bab tengah kapal. Ohh.. No! Aku tidak sanggup menuju kamar indah kami untuk menawarkan tiket. Akhirnya saya menangis saja. Hey! kalian jangan pernah meremehkan tangisan anak kecil! Oleh alasannya tangisanku yang merdu sekali itu, saya diajak oleh ABK(Anak buah Kapal) yang bertugas menyidik tiket untuk menuju ruang makan dan makan disana, kemudian aku menunggu Keluargaku masuk ke ruang makan alasannya sudah waktunya makan pagi.
Pagi itu saya di kembalikan oleh ABK itu ke keluargaku yang sebenarnya, ni benar-benar kisah yang mengharukan dimana sebuah keluarga telah berkumpul kembali. Seharusnya goresan pena ini saya beri judul “Pangeran yang Hilang”.
Tetapi dibalik itu semua, ayahku dimarahi oleh ABK itu alasannya membiarkan anaknya berkeliaran sendiri. Haha.. Kasihan Ayah.. Tapi besok paginya saya kembali keliaran sendiri, sehabis berjanji akan kembali sebelum investigasi tiket, dan ayah selalu mengijinkan!
Mahfuzh TnT
Sumber https://mystupidtheory.com