Random post

Monday, February 18, 2019

√ Kau Bagus Dan Aku?


Cinta. Apa bahwasanya yang membuatnya menjadi merah jambu, ataupun gelap kehitaman?. 


Itu cinta, Sesuatu yang menyebabkan anak insan menjadi senang dan tersenyum, atau menangis tersedu. Kisah cinta selalu menarik untuk dibahas, ada kenangan banyak yang terungkap.


Itu sore yang indah, beberapa burung enggang terbang, berpulang ke sarang. Aku sedang menikmati sore ini, di rumah di atas gunung ini. Ada hembusan angin yang lirih dan terasa sangat istimewa. Semakin gelap, dan adzan berkumandang. Itu bunyi Ayah. Rumah ini dan semua kenangannya yang membuatku besar, yang membawaku melewati masa-masa SMP, dan sekarang beranjak menuju SMU. Suatu ketika saya akan meninggalkan rumah di atas gunung ini.



Magrib berlalu, Malam minggu, malam yang menyenangkan. Aku tidak ada rencana keluar rumah malam ini. Mungkin hanya akan membatu di depan televisi, atau tidur dalam dekapan selimut. ruang keluarga ramai, Ayah dan Ibu sedang mengobrol, terkadang mereka mengomentari sinetron. Ayah sudah niscaya yang memulai keributan, Sudah semenjak pertama kenal Ayah saya tahu bahwa ia tak suka sinetron. Hanya satu program televisi yang menciptakan Ayah bertahan, itu yakni pertandingan tinju.

Aku ke ruang keluarga, ternyata diskusi telah beralih.


“Nanti ba’da Isya’ kita ke lapangan kota yuk!” Itu Ayah yang mengajak, Mengajak Aida adikku dan Ibu

“Memangnya ada apa Yah” Ibu tertarik, Aku masih sibuk menonton.

“Ada Pemilihan da’i Cilik” ayahku bergaya membisikkan warta itu.


Diam-diam saya tertarik dengan warta itu. Adzan isya’ berkumandang, Televisi eksklusif dimatikan dan kami sekeluarga ke surau depan rumah. Seperti biasa, saya menang lagi lomba lari ke surau dengan adikku Aida. Ayahku walaupun belakangan hingga ia tetap jadi Imam sholat, entahlah, kapan saya akan pantas mengantikannya.


Isya’ Berlalu, saya meminjam kunci motor, saya ingin jalan-jalan ke lapangan kota, melihat ajang da’i cilik. Buan alasannya yakni saya ingin mendengar ceramah, tapi alasannya yakni saya bosan dirumah. Aku melaju dengan motorku, kharisma hitam yang kusam, kusam alasannya yakni saya malas mencucinya. Melewati rumah seorang temanku, saya melirik, hanya untuk memasstikan bahwa rumahnya masih ada, belum dicuri orang. Kemudian terus melaju melewati kantor polisi, saya lihat kantor itu terperinci sekali, terlihat aman, padahal banyak pencuri di dalamnya, pencuri uang rakyat.


Sampai di taman kota saya mendengar lantunan ayat Al-Qur’an, sungguh indah, sungguh merdu dan menenangkan. Itu bunyi perempuan remaja. Aku bergegas melewati kerumunan, meuju panggug utama, ingin saya melihat sesiapa yang bisa membaca Al-qur’an seindah ini. Rupanya itu pembukaan acara. Terlihat seorang perempuan dipanggung. Tubuhnya sungguh kecil, ibarat anak kecil, mungkin masih SD. Ia telah final membaca Al-Qur’an, namun suaranya masih saya rasakan. Si Kecil dengan anggunnya turun dari panggung, kulihat wajahnya begitu cantik. Aku Tertarik.. Ohh.. Tuhan.. Apa Iya saya pedophil?..


Senin yang cerah, Kulihat seorang ayah mengantar anaknya, Anak kecil dengan jilbab yang Anggun. Ohh Itu Si Anak Kecil yang kemarin, kenapa Ia Menggunakan Seragam SMU yang sama denganku?





To Be Continued




November awal, ada api semangat yang redup, tapi hangat


Mahfuzh TnT


Sumber https://mystupidtheory.com