Random post

Thursday, January 24, 2019

√ Kemalasanmu Menulis Menunjukan Bahwa Kau Insan Prasejarah!


Em.. Kelas 1 Sekolah Menengah Pertama tepatnya, pertama kali kita berguru sejarah, dan itu juga pertama kalinya saya tahu arti sejarah. Walaupun kenyataannya saya sekolah di MI(Madrasah Ibtidaiyah) yang sudah berguru Sejarah Kebudayaan Islam semenjak kelas satu, namun tetap saja saya belum mengerti makna dari kata sejarah. Aku kira sejarah itu artinya hanya dongeng masa lalu. Ternyata pada dikala kelas satu Sekolah Menengah Pertama saya menerima pengertian fundamental perihal apa itu sejarah, sejarah itu merupakan masa, masa dimana insan telah mengenal tulisan. Masa yang ada sebelum masa sejarah ialah masa Prasejarah, dimana insan tidak mengenal tulisan. 




Sebenarnya ingatan itu berlalu begitu saja. Hingga dikala saya kuliah, saya berkumpul dan bertemu teman di blog, yang menuliskan dongeng mereka, singkat dongeng saya tertarik untuk menceritakan kisah hidupku, semoga bisa saya kenang, dan bisa dinikmati orang banyak. Bukankah kebahagiaan yang kita bagikan itu juga pahala?. Kurang lebih setahun lamanya saya hanya menulis di blog. Suatu ketika ada teman yang memperlihatkan saya untuk gabung komunitas penulis, alasannya ialah saya nggak bisa menulis dengan anggun jadinya saya bergabung. Tentu saja saya harus bergabung alasannya ialah saya belum bisa menulis, tujuan bergabungnya semoga bisa menulis!


FLP, saya kenal komunitas ini sebagai tempatnya penulis islami. Yah, sepakat lahh… saya bergabung dengan komunitas FLP Malang, dan ternyata isinya insan yang beragam, bermacam-macam cara pandangnya, bermacam-macam latar belakangnya, bermacam-macam pula kampusnya, dan yang paling penting ialah bermacam-macam macam tulisannya. Disini saya berguru beberapa teknik penulisan. Tapi jujur saja teknik menulis jenis apapun tidak ada sedikitpun yang membantuku untuk bisa menulis. Setelah bertemu dengan penulis yang sangat produktif, barulah saya tahu satu ilmu berharga.



“Satu-satunya cara untuk meningkatkan kemampuan menulismu ialah dengan menulis, dan kemampuan menulis ialah kelanjutan dari keahlian membaca, semakin banyak yang dibaca, semakin banyak yang bisa kau tuliskan!”




Belakangan saya kembali ingat pelajaran sejarah itu, jadi rasanya asing sekali jikalau kita sudah berguru menulis semenjak Taman Kanak-kanak kemudian kemampuan menulis itu hanya untuk  mengerjakan PR saja, atau untuk mengerjakan laporan kerja saja. Aku kembali berfikir jikalau saja tidak ada PR, tidak ada Sekolah, tidak Kerja, Kita telah bisa menulis, tapi kita tidak menulis. Kuyakini itu tak ubahnya kita ini orang prasejarah, yang bertahan dengan kedunguan-nya. Kenapa saya bilang menyerupai itu? 




Nyatanya insan prasejarah itu tidak bisa menuliskan kisahnya, bahkan untuk menceritakan kehidupannya sendiri saja mereka tidak mampu. Kemudian insan sejarah tiba untuk menceritakan kehidupan insan Prasejarah.


Sekarang logikanya, kalau kau nggak menuliskan kisahmu, kemudian suatu hari teman sekelasmu menuliskan ceritamu maka kau bisa pikir siapa yang Prasejarah. Dan lagi kalau saja teman sekelasmu tidak ada yang menuliskan ceritamu, maka kau tetap tahu berapa banyak insan prasejarah di abad modern.







Sumber https://mystupidtheory.com