Salah satu pokok bahasan penting dalam kimia fisika ialah mengenai Sifat Koligatif Larutan. Sebelumnya memang saya sudah pernah membahas pengertian Sifat Koligatif Larutan, tetapi berhubung materi tersebut kurang lengkap, dan saya sedang berguru ulang materi-materi itu lebih dalam, maka saya putuskan untuk menulis materi Peningkatan Titik Didih Larutan .
Seperti kebanyakan postingan di blog ini, hampir semua materinya kutulis ketika saya sedang berguru ulang. Hitung-hitung agar jadi pelengkap ilmu buatku. Nah mengenai Sifat Koligatif Larutan ini bahu-membahu merupakan materi pelajaran SMA, kalau pada ketika Sekolah Menengan Atas kita cuma sanggup materi dengan rumus-rumus sederhana, ketika menjadi mahasiswa Kimia, kita akan berkenalan dengan rumus yang sedikit lebih tinggi tingkatnya.
Sifat Koligatif Larutan |
Untuk materi sifat koligatif larutan anak SMA, saya sanggup merangkumnya menjadi satu postingan blog, tetapi untuk materi ini, tampaknya tidak bisa, saya harus memotong materi per sub-bab, semoga dengan cara itu akan lebih gampang dipahami. Kali ini, pada part 1 saya akan berbicara hanya pada cuilan penurunan titik didih larutan saja.
Peningkatan Titik Didih Larutan
Mengawali klarifikasi mengenai ini, kau sanggup perhatikan gambar grafik diatas.
Grafik tersebut menawarkan bahwa tekanan uap jenuh dari pelarut murni dan tekanan uap jenuh dari larutan seiring peningkatan temperatur. Pada larutan ideal, tekanan uap jenuh larutan, PA, akan lebih rendah dari tekanan uap jenuh Pelarutnya P”A.
Karena pengertian dari titik didih larutan ialah temperatur dimana tekanan uap jenun cairan sama dengan 1atm, maka penurunan tekanan uap jenuh pelarut mengakibatkan peningkatan titik didih larutan. Efek peningkatan titik didih larutan ini termasuk dalam sifat koligatif larutan.
Di Sekolah Menengan Atas kalian niscaya telah mengetahui bukan, peningkatan titik didih larutan ini sanggup ditinjau menurut jenis pelarut yang digunakan. Dengan memakai persamaan:
∆Tb = Kbm
maka akan diketahui perubahan titik didih, ∆Tb, dengan Kb merupakan koefisien peningkatan titik didih pelarut, m adalah molalitas. Molalitas merupakan jumlah molekul dari zat terlarut dalam 1000 gram pelarut murni. Makara rumus untuk memilih molalitas ialah:
dengan ρ merupakan densitas dengan satuan g/cm3. Dengan mensubstitusi persamaan sebelumnya ke dalam persamaan ini,akan diperoleh persamaan baru;
atau;
dengan dua persamaan tersebut kita sanggup memperoleh isu mengenai massa molekul MB dari isu koefisien titik didih, Kb dan densitas, ρ.
Nilai peningkatan titik didih larutan juga sanggup dirumuskan dalam bentuk fraksi molekul. Dimana Pnentuan fraksi molekul ialah dengan persamaan berikut ini:
dengan c=konsentrasi, V= volume total, ρ= densitas, MA= Massa relatif molekul pelarut, MB= Massa relatif zat terlarut. Maka peningkatan titik didih larutan sanggup diwakili oleh persamaan:
Peningkatan Titik Didih Pada Polimer
Untuk mengaplikasikan rumus-rumus peningkatan titik didih pada polimer, maka sanggup kita lakukan dengan memakai differensial dari persamaan ∆Tb . Pada keadaaan ekuilibrium(setimbang) potensial kimia dari uap ialah sama dengan potensial kimia dari cairan(liq)
Ketika persamaan ini diberlakukan atas perkiraan larutan ideal, paka differensial dari kedua persamaan akan menghasilkan persamaan
Yap.. Itulah beberapa persamaan yang dikembangkan dari sifat koligatif larutan peningkatan titik didih. Beberapa persamaan lainnya sanggup dikembangkan menurut kondisi reaksi yang tejadi.
Sekian, wassalam.
Unduh |
Sumber https://mystupidtheory.com