Salah satu metode pemisahan adonan yang telah dipakai oleh kimiawan semenjak dahulu hingga kini ialah proses destilasi. Lalu apa pengertian destilasi dan bagaimana penggunaanya? mari kita bahas di bawah ini:
Seperti yang sudah kutuliskan sebelumnya, bahwa ada aneka macam teknik-teknik pemisahan campuran, dan destilasi ialah salah satu yang paling penting.
Pengertian Destilasi
Pengertian destilasi ialah proses pemisahan dua senyawa atau lebih dalam adonan dengan memakai perbedaan sifat volatilitas (kecenderungan suatu senyawa untuk berubah wujud dari cair menuju gas) dari element-element adonan tersebut.
Definisi distilasi di sini merujuk pada proses yang akan berlangsung yaitu perubahan dari cair menjadi gas (menguap) dan perubahan dari gas menjadi cairan (kondensasi).
Semua proses yang terjadi dalam destilasi merupakan perubahan fisika, tanpa melibatkan reaksi kimia.
Prinsip Destilasi
Proses destilasi merupakan proses dimana kita sanggup memisahkan adonan menjadi komponen-komponennya melalui proses penguapan dan pengembunan(kondensasi).
Sebagai contoh, kalau kita mempunyai adonan air yang dengan etanol, maka yang perlu kita lakukan ialah melaksanakan destilasi pada adonan tersebut.
Campuran akan dimasukkan dalam destilator, kemudian destilator akan memanaskan adonan sampai pada temperatur 78.5°C dimana etanol akan menguap sedangkan air tidak akan menguap karnena titik didih air ialah 100°C .
Ethanol yang menguap akan naik ke bab atas tabung, kemudian mengalir ke bab kondensor dan didinginkan, hasilnya ialah pada tabung pemanasan hanya akan tersisa air dan pada tabung sehabis pendingin akan berisi etanol.

Rangkaian Alat pada Destilasi Skala Laboraturium
Distilasi pada skala laboraturium mempunyai peralatan yang lebih sederhana dan gampang dirangkai. Beberapa alat yang dipakai ialah:
Alat-Alat dalam praktikum Destilasi:
- Sumber panas (heater)
- Labu destilasi untuk sampel
- Tabung penghubung
- Termometer (pengukur suhu)
- Kondensor
- Air pendingin masuk
- Air pendingin keluar
- Labu bantalan lingkaran hasil pemisahan
- Gas inlet
- Tabung penghubung
- Kontrol panas
- Kontrol kecepatan pengaduk (magnet stirer)
- Pengaduk / panas plate
- Bath pemanas (Minyak/ pasir)
- Magnet stirer
- Bath pendingin
Proses Distilasi yang Akan Berlangsung
Proses distilasi yang akan terjadi kalau memakai rangkaian alat diatas ialah, pertama tama adonan dimasukkan dalam labu destilasi (2).
Kemudian akan dipanaskan oleh heater(1) dan batch(14).
Pada tahap ini, kita harus sudah mengetahui komponen yang akan dipisahkan dari campurannya.
Misalkan ingin memisahkan eter dari campuran, maka harus mengatur temperatur pada 34.6°C menggunakan pengatur panas (11), dan kontrol suhu dengan termometer(4).
Kemudian dilakukan pengadukan dengan magnetic stirer (15) yang diatur kecepatan geraknya oleh kontrol pengaduk (12).
Pada temperatur 34.6°C, komponen eter dalam adonan akan menguap dan naik melalui tabung penghubung(3) dan mengalir menuju kondensor(5).
Air pendingin akan mengalir dari pipa (6) menuju ke pipa (7), pedoman air ini bekerja sebagai kondensor.
Fungsi kondensor ialah untuk mendinginkan gas, sehingga sanggup mengubah gas etanol menjadi cairan (mengembunkan etanol).
Cairan etanol akan masuk ke tabung penghubung (10) kemudian jatuh ke tujuan alhasil yaitu labu bantalan lingkaran hasil pemisahan(8).
Dengan adanya batch pendingin, maka etanol hasil destilasi tidak akan membentuk uap lagi dan bertahan sebagai cairan di labu (8).
Proses ini hanyalah tumpuan untuk pemisahan satu senyawa eter. Kemudian kalau adonan mengandung senyawa etanol, dan kita ingin memisahkannya, maka proses yang sama sanggup dilakukan.
Setelah tidak ada lagi eter yang menetes dari tabung penghubung(10), labu (8) sanggup dilepas dan digantikan dengan labu gres yang bersih.
Kemudian temperatur pemanas dinaikkan sampai pada titik didih etanol, yaitu 78.5°C.
Dengan begitu etanol akan menguap dan terkondensasi dengan tahapan-tahapan yang sama persis dengan eter diatas.
Prosedur Destilasi Dasar
- Pertama cek kalibrasi termometer (4) yang digunakan.
- Ketepatan termometer sangat penting dalam mengatur suhu sistem dalam destilator.
- Ambil termometer dan masukan dalam batch berisi air es(dominan es).
- Cek apabila temperatur sanggup mencapai 0-4°C, kalau termometer tidak sanggup mencapai temperatur tersebut maka gunakan termometer lain.
- Isi labu bantalan lingkaran dengan sampel yang akan dipisahkan.
- Rangkai labu bantalan bulat(2) dengan tabung penghubung (3) dengan rapat sampai tidak ada udara yang sanggup masuk dari leher tabung.
- Alirkan air hambar ke kondensor dengan pompa air bertekanan rendah.
- Panaskan labu bantalan lingkaran yang berisi sample. Pastikan temperatur pemanasan sesuai dengan titik didih senyawa yang akan kita pisahkan(distilat).
- Distilat akan menetes dari ujung tabung penghubung (10) ke labu bantalan lingkaran (8).
- Setelah beberapa dikala tidak ada lagi distilat yang menetes, artinya kandungan distilat dalam adonan telah habis. Labu bantalan lingkaran (8) sanggup diambil dan diganti dengan labu gres dan lakukan pemisahan distilat lain dengan titik didih yang lebih tinggi.
- Selalu perhatikan temperatur pada termometer semoga tidak terlalu tinggi, pemanasan yang terlalu tinggi sanggup menghasilkan peroksida atau uap bertekanan tinggi yang sanggup meledak. Jaga temperatur tetap pada batas normal <100°C
Jenis-jenis Destilasi
1. Destilasi sederhana
Contoh destilasi sederhana ialah ibarat pada sistem diatas, dimana uap yang dihasilkan dari pemanasan eksklusif menuju kondensor dan diembunkan.
2. Destilasi Bertingkat (Fractional Destilation)
Destilasi bertingkat mempunyai konsep yang hampir sama dengan destilasi sederhana, namun dalam destilasi bertingkat, adonan akan diuapkan secara terus menerus dan kemudian didinginkan oleh beberapa kondensor.
Setiap kondensor akan mendinginkan gas-gas yang spesifik menurut tingkat volatilitasnya. Gas dengan volatilitas paling tinggi, artinya paling gampang menguap akan berada di bab paling atas ibarat pada bagan dibawah ini:

3. Destilasi Vakum
Destilasi vakum mempunyai konsep yang sama, namun dipakai untuk memisahkan senyawa yang mempunyai titik didih sangat tinggi.
Dengan ruang vakum maka senyawa distilat akan sanggup menguap pada temperatur yang relatif rendah sehingga proses destilasi berlangsung lebih mudah.
4. Destilasi Azeotropis
Merupakan teknik destilasi khusus untuk senyawa-senyawa tertentu yang sukar dipisahkan. Salah satu misalnya ialah pemisahan etanol dari air.
Jika memakai metode destilasi biasa, etanol hanya sanggup diperoleh dalam kandungan 95% dan harus berulang-ulang.
Tetapi dengan metode destilasi azeotropis, sanggup diperoleh kandungan 98% dengan proses yang lebih singkat.
Peristiwa azeotropis ini terjadi alasannya ialah adonan dua senyawa atau lebih yang mempunyai ikatan hidrogen dalam molekulnya.
Contohnya yang paling terkenal ialah etanol (C2H5OH) dan air (H2O).
Penggunaan Destilasi
1. Pemisahan Minyak Bumi dari Komponen-Komponennya.
Minyak bumi mengandung senyawa karbon dari rantai C1(metana) sampai rantai paling panjang C>70 (aspal dan residu).
Pemisahan ini dilakukan dengan metode destilasi fraksional
2. Pemurnian Minyak Atsiri untuk Parfum
Minyak atsiri mempunyai banyak kegunaan, dalam industri minyak atsiri diharapkan kemurnian yang tinggi.
Dengan memakai proses destilasi akan sanggup diperoleh minyak atsiri berkualitas dengan kemurnian tinggi.
3. Pemurnian Etanol
Etanol umumnya dipakai sebagai minuman keras dan sumber energi.
Etanol dimurnikan dengan destilasi azeotrop sehingga diperoleh etanol dengan kemurnian tinggi (78%) sebagai pembersih luka/antiseptik dan (98%) sebagai materi bakar industri (Sangat berbahaya sebagai minuman)
Destilasi ialah teknik pemisahan adonan yang sangat penting dalam industri maupun di laboraturium. Oleh alasannya ialah itu semoga artikel Pengertian Destilasi dan Penggunaanya ini sanggup menjadi pengantar untuk memahami perihal metode distilasi.
Sumber https://mystupidtheory.com