Random post

Tuesday, October 16, 2018

√ Komik Karangan Gosho Aoyama Vs Masalah Mirna, Pola Penerapan Ilmukimiaterburuk.

Ada gosip menarik belakangan ini, kalian niscaya juga udah baca kan? Iya kasus pembunuhan yang seakan-akan pelakunya pinter banget itu. Seolah-olah? Yap! Menurutku pelakunya nggak sehebat itu kok. Yang menarik lagi, ada portal online yang menghubungkan kasus mirna ini dengan salah satu episode di Manga Conan. Blog ini tampaknya menarikku untuk ikutan baca beberapa gosip utama di portal-portal Online, untuk dibahas sekala mini disini. Dan dari beberapa gosip yang saya dapatkan, sekali lagi media terlalu berlebihan.


First of all, this is mystupidtheory.. So take it or leave it!


Yang seru baca Rebublika.com yang menyebut-nyebut kasus ini menyerupai dengan kisah di manga Conan. Setelah membaca kedua kisahnya (Konan dan Kasus Mirna), saya harus berkata “kalau yang dimaksud menyerupai itu ialah cuma pada racun kalium sianida yang digunakan, maka koran ini benar”.


Pembunuhan pada Komik Detective Conan seri 25Tapi kalau membandingkan kasus ini dengan komik karangan Gosho Aoyama, jelas-jelas ngawur dan keblinger. Awalnya, sebelum membaca komik Conan yang dihubungkan dengan kasus ini, dan belum juga membaca kronologis kasus ini, saya kira pembunuhnya benar-benar jenius, alasannya ialah komentar kepolisian menyerupai ini “Ini bukan kejahatan jalanan”. Berasa keren banget.


Tapi sehabis melihat kronologis kejadiannya, ini kasus jalanan menurutku. Kalau membaca komik karangan Gosho Aoyama, ada alasan yang fix kenapa Kalium Sianida dipakai harus disuntikkan dalam es batu, supaya korbannya terbunuh ketika menelan es watu tersebut dan Kalium Sianida tidak akan ada bekasnya tercampur di minuman yang tersisa.


Dalam arti lain, pelakunya sangat berakal untuk mengelabuhi polisi forensik bahwa ketika dicek gelas terakhir yang beliau minum tidak terdapat kalium sianida, sehingga pelaku yang menawarkan minuman tidak akan mungkin ditangkap. Pelaku juga telah mengetahui dengan terang kebiasaan korbannya yakni memakan es pada minumannya. Penulisnya yaitu Gosho Aoyama sangat jenius dalam merangkai dongeng ini sehingga kasusnya benar-benar misterius dan penyelesaiannya logis. Sekarang bandingkan dengan Kasus Mirna.


 


Kasus Pembunuhan Mirna


Sekarang ke kasus pembunuhan Mirna. Pertama, Kalium sianida jelas-jelas terkandung di dalam sisa kopi yang belum diminum. Dari situ polisi jelas-jelas tahu kalau korban diracun sempurna diatas meja dengan segelas kopi. Dan dengan gampang pelaku yang pertama dicurigai ialah yang pertama pembuat kopi dan kedua ialah pemesan kopi. Karena pelayan cafe tidak ada hubungan sama sekali dengan korban, maka tuduhan polisi berikutnya akan mengarah kepada pemesan kopi, ini tidak lain ialah sahabatnya yaitu Jesika.


Lalu dimana hebatnya? Oke mungkin cukup berakal alasannya ialah menutupi CCTV ketika melaksanakan kejahatan ini, tetapi itu tidak cukup berakal alasannya ialah geraknya di CCTV sangat mencurigakan. *kurasa kalau beliau bisa terlihat secara penuh (tanpa tertutup tas belanjaan) di CCTV dan berhasil memasukkan racunnya, itu gres hebat*


Kedua, Pelakunya jelas-jelas nggak ngerti Kimia. What? Dia itu pernah kerja di perusahaan kima loh! Yeah.. Whatever.. Tapi nyemplungin 15gr racun sianida untuk meracuni seseorang kelihatan terlalu udik untuk orang yang ngerti kimia. Bahkan ada beberapa sumber yang menyampaikan warna kopinya hingga berubah. What a fool! Dalam ilmu kimia, ada yang namanya toksisitas, atau kadar toksik suatu senyawa. Untuk membunuh satu orang, hanya perlu kurang dari 1g sianida.


Lalu kenapa dimasukkan ke kopinya hingga 15 gram? Mungkin alasannya ialah memang beliau bawanya 15 gram, mungkin bahkan beliau nggak tahu berapa gram yang dimasukkan dalam gelas, alasannya ialah beliau cuma menjiplak adegan-adegan film dimana untuk meracuni orang perlu memasukkan sianida sebanyak satu porsi serbuk oralit. Kalium Sianida punya bacin menyerupai kacang Almond, itulah kenapa korban meminta temannya untuk mencium kopinya, alasannya ialah kopinya kebanyakan sianida, bacin kopinya jadi berbeda sama sekali.


So masih ada yang bilang kalau beliau hebat? Apalagi bilang kalau beliau ngerti ilmu kimia? What a joke! Kimiawan nggak sekonyol itu kali. Ada yang bilang kalau pelakunya luar biasa alasannya ialah mengetahui perihal racun sianida. Buatku sih, semua yang baca Conan juga tahu problem racun sianida ini. Dan tahu itu bukan berarti mengerti!


Tujuan penggunaan racun dalam pembunuhan, pada umumnya ialah sehingga pelaku tidak perlu berada di kawasan insiden ketika korbannya tewas. Dengan begitu beliau bisa lepas dari urusan penyelidikan, atau punya alibi yang besar lengan berkuasa  sedang berada di kawasan lain. Kemungkinan lainnya kalau pelaku tetap berada di lokasi insiden beliau niscaya memakai trik khusus dalam memasukkan racun ke dalam minuman atau masakan korbannya sehingga beliau mempunyai alibi besar lengan berkuasa bahwa bukan beliau pelakunya. Dalam kasus ini pelaku tidak punya alibi yang kuat, apa yang sedang dilakukannya ketika CCTV terhalang tas belanjaanya. Juga tak punya alibi yang besar lengan berkuasa kenapa membuang celana-nya yang dipakai ketika bertemu korban.


Dalam kasus ini, contohnya saja pelaku berada dalam pengawasan CCTV secara full (tanpa terhalang tas kertas) kemudian beliau bisa memasukkan racun dalam kopinya. Ini gres benar-benar jenius! atau mungkin begini:


 


Ini Skema Yang Lebih Menarik


Ini skemanya kalau beliau ngerti kimia. Meniru denah pada serial Conan, kalium sianida sebanyak 0.8 hingga 1 gr dimasukkan dalam es batu, kemudian ditutup dengan lapisan es dan dimasukkan dalam kopi. Sebelum es meleleh, pelaku meminum/menyeruput kopi tersebut, dan sehat-sehat saja, tetapi sehabis 5 menit berlalu, es akan meleleh dan kopi akan menjadi beracun, ketika korban terus meminum kopi tersebut, KO-lah dia. Dengan cara ini, pelaku punya alibi yang sangat besar lengan berkuasa bahwa nggak mungkin beliau yang meracuni alasannya ialah beliau meminum kopinya terlebih dahulu. Make a sense kan?


Tapi trik ini jelas-jelas memerlukan kemampuan kimia dan kehati-hatian yang lebih tinggi. Pertama beliau harus tahu kalau kopi yang diseduh itu pada umumnya bersuhu 90 derajat celcius, dan es watu itu bersuhu 0 derajat celcius. Mencampurkan keduanya tentu perlu perhitungan matang sehingga tahu pada menit keberapa kopi itu boleh diminum dan menit keberapa kopi itu dihentikan lagi diminum. Ini bisa dilakukan dengan penghitungan titik leleh es watu atau eksperimen langsung. Dengan begitu korban jelas-jelas nggak akan mencicipi adanya kecacatan pada kopinya, sekaligus pelaku yang sedang berada di meja yang sama akan menerima alibi yang besar lengan berkuasa dari pihak ketiga yang ada diatas meja yang sama.


Iya kan? 😀 Ehh… Ini saya malah bikin trik buat kasus baru.. JANGAN PERNAH DIPAKAI! JANGAN!


Satu-satunya yang menarik untuk ditelusuri dalam kasus ini ialah apa motif pembunuhanya. Kurasa pelaku yang membunuh tanpa alasan jauh lebih mengerikan daripada yang membunuh dengan motif dendam atau alasan lainnya. Karena kalau tanpa alasan, berarti ada kemungkinan beliau bakalan membunuh kita tanpa alasan.


Ini cuma iseng.. Berikutnya insyaAllah artikel yang lebih menarik, Persepsi yang Kacau Tentang Racun Sianida.



Sumber https://mystupidtheory.com