Random post

Wednesday, October 31, 2018

√ Dinner Dengan Professor Di Jepang

Setelah saya melewati ujian wawancara untuk masuk Okadai, Professor Tanaka yang merupakan Prospective Supervisor untuk S2 -ku mengundang untuk ke ruangannya. Karena itu hari Jum’at maka saya meminta tiba sesudah sholat Jum’at, dan ia Ok aja.


Ketika tiba ke ruangan beliau, saya disuguhi teh, yang itu hambar dan juga dingin. Unik. Percakapan dimulai dengan pembahasan mengenai kuliahku dan beberapa sasaran yang harus saya kerjakan selama nanti di Jepang.



Setelah saya melewati ujian wawancara untuk masuk Okadai √ Dinner Dengan Professor di Jepang


Setelah cukup usang bercakap-cakap, saya diajak masuk ke Laboraturium Molecular Simulation yang berada sempurna di sebelah ruangan beliau. Unik sekali lab-nya. Isinya bola pingpong, molimut, dan beberapa bentuk visual 3D lain. Sebelum masuk, saya berfikir kalau lab ini sangat serius dan berisi komputer-komputer, ternyata enggak, malahan lebih terlihat berwarna dan asyik. Kayak TK. 😀


Tidak terlalu lama, kami kembali ke ruangan dan ia menyampaikan untuk mengundang Mas Heri (Yang banyak membantuku selama tiba ke Jepang) dan saya untuk dinner di Restoran. Setelah ia bertanya-tanya mengenai masalah kuliner Halal Haram, kesudahannya kami mengatur jadwalnya.


Percakapan ketika itu membahas mengenai musim.  Sepertinya Professor yang sudah sering diundang ke luar negeri ini memakai tata krama masyarakat internasional. Aku sudah pernah baca kalau di Inggris, pembicaraan mengenai isu terkini itu yakni sekedar basa-basi aja. Artinya urusan sudah selesai. Oleh alasannya yakni itu saya sudah siap mengakhiri percakapan. Aku pamit.


Esok harinya saya bertemu Profesor lagi, tapi kali ini bersama dengan Mas Heri. Selama perjalanan menuju ke Restoran kawasan dinner, kami mengobrol banyak. Kami membahas dari topik penelitian (karena Mas Heri juga background-nya medis, jadi ngerti banget ttg sains) hingga topik sejarah dan budaya.


Professor bilang kepada kami “Kalian punya aneka macam mimpi untuk diwujudkan, itu ibarat ketika saya muda dulu, kini anak muda Jepang kehilangan semangatnya untuk belajar, kami sudah terbiasa menang”.


Apa yang coba disampaikan Professor memang benar, kita di negara yang serba rusak dan kurang ini niscaya punya banyak mimpi. Pemuda pemudinya berguru keras dan lebih struggle daripada negara maju untuk dapat menggapai cita-cita. Makanya tak heran banyak orang-orang andal yang muncul di Indonesia.


Tetapi Professor juga bilang kalau Jepang dapat semaju ini alasannya yakni visi pemimpinnya pada abad itu. Saat  ituambisi dari seluruh pemerintah Jepang ialah untuk menjadi “the leading nation through technology” dan kini itu sudah tercapai.


Artinya bila Indonesia ingin lebih maju, maka pemimpinnya harus punya visi yang jelas, pemerintahnya nggak boleh pasif, dibarengin dengan perjuangan dan optimis masyarakatnya.


Obrolan dengan Professor memang agak berbeda, yang niscaya saya ingat itu salah satunya ialah joke (candaan) dari Prof. Saat itu kami sedang berbicara dilema penelitian yang disinyalir palsu tetapi masuk Jurnal Nature. Kata Professor:


Peneliti itu ditanya, “Apakah penelitian Anda ini benar?” Ia menjawab dengan tegas bahwa ini benar. Kemudian ketika semua saintis di dunia tertarik dan mencoba, tak satupun yang berhasil. Kembali dilakukan wawancara pada peneliti tersebut, “Kenapa tidak ada yang berhasil mendapat hasil penelitian yang sama dengan Anda?” peneliti tersebut menjawab “Iya, alasannya yakni saya punya resep rahasianya”. Setelah itu Ia benar-benar dipaksa untuk mereproduksi ulang hasil penelitiannya dan ternyata gagal.  Dia sendiri lupa resep rahasianya.


Hahahaha… Aku ketawa nyaring banget ketika itu.


Kalian nggak ketawa? Mungkin jokes macam ini tipikal yang dikalangan sendiri. Ketika ngobrol seru dan lucu banget, tetapi ketika dituliskan akan hilang feelnya. Tapi intinya, bercakap-cakap dengan Prof. yakni pengalaman yang unik.



Sumber https://mystupidtheory.com