Random post

Monday, September 10, 2018

√ Wisata Hokkaido – Sapporo Tower

Alhamdulillah.. Karena ada program kongress PPI Jepang, akibatnya saya bisa mendarat di pulau terbesar ke-2 di Jepang.  Thanks PPI Kansai atas ‘beasiswa-nya’. XD. Dari dongeng anak-anak Jepang, Hokkaido ialah tempat paling hirau taacuh di Jepang, ini yaitu satu-satunya informasi wacana kota tujuan itu yang saya ketahui. Kaprikornus perjalanan ke Hokkaido ini akan menjadi sangat menarik.







Kemudian di perjalanan menuju kota tujuan saya menghabiskan waktu ditemani sebuah buku dari Natgeo yang membahas wacana Jepang, kali ini ialah bab Hokkaido yang memang belum pernah saya baca sebelumnya. Ternyata ada aneka macam hal yang sangat menarik wacana Hokkaido, selain fakta sebagai tempat paling hirau taacuh di Jepang.



Beragam Fakta Tentang Hokkaido


Hokkaido merupakan wilayah Jepang yang kondisi alamnya sangat ekstrim, sehingga pada masa kemudian tempat ini disebut Ezo, tanah buangan. Saat itu wilayah ini hanya ditinggali oleh suku Ainu. Suku yang sama sekali tidak mempunyai hubungan dan kesamaan budaya dengan orang Jepang. Hingga pada tahun 1859 terjadi perpindahan besar-besaran ke wilayah Ezo, akibatnya suku Ainu tergusur wilayahnya. Merasa tergusur, suku kecil ini memperlihatkan perlawanan, namun perang ini tidak berlangsung berkepanjangan. Mereka akibatnya dipaksa untuk berguru berbahasa Jepang (日本語) untuk kebutuhan sosial dan kenegaraan.



 akibatnya saya bisa mendarat di pulau terbesar ke √ Wisata Hokkaido – Sapporo Tower

Saat ini Hokkaido yang dulunya ‘tanah buangan’ ini telah disulap menjadi wilayah masakan terbesar di Jepang. Hasil lautnya begitu melimpah, dan penternakannya bisa mensuplai 75% dari pasokan susu di Jepang. Disamping itu, kepulauan ini populer mempunyai alam liar yang masih sangat terjaga kondisinya, beruang cokelat masih sering mengaum di dalam hutan-hutan alami, ikan air tawar masih mendiami danau-danau dan gunung-gunung vulkanik aktif memperlihatkan pemandian air panas alami (onsen) yang siap dinikmati.

Baca Juga: Pendakian Gunung Fuji Jalur Yoshida


Sebelum berangkat menuju Hokkaido, salah satu pesan dari senior PPI Kansai, Mas Wendi ialah:



“Di Hokkaido, kota Sapporo merupakan tempat yang sangat indah dan menarik Mas,. Saran saya, jalan-jalan dulu sesudah selesai Kongress sebelum kembali ke Okayama”


Dari pesan singkat ini, saya eksklusif bisa memutuskan langkah berikutnya. XD


Masih dari buku yang sama, disebutkan bahwa perkembangan pembangunan dan arsitektur kota Hokkaido banyak terpengaruh oleh arsitektur barat. Beberapa bangunan bersejarah merupakan hasil asimilasi arsitektur bergaya barat dan Jepang yang dibentuk oleh arsitek Jepang yang berguru “western science”. Hasilnya ialah kota dengan bangunan-bangunan beratap lancip khas wilayah salju di eropa dengan sudut-sudut kota yang dihiasi kuil tradisional khas Jepang. Sebuah perpaduan yang unik dan menarik.

Baca Juga: Tentang Arsitektur Masjid Kobe



Sampai di Sapporo


Setelah perjalanan udara selama dua jam, saya datang di Chitose Saporo Airport, alasannya yaitu memang ingin segera sampai, saya eksklusif mengambil kereta JR (Japan Railway) tujuan Kota Sapporo yang akan menjadi lokasi kongress PPI Jepang. Sistem transportasi di Jepang benar-benar sangat maju, walaupun saya belum pernah ke pulau ini sebelumnya, tetapi saya bisa dengan gampang mencapai suatu lokasi memakai transportasi umum. Kita tidak berbicara wacana teknologi disini, tetapi sistem yang benar-benar dipikirkan dengan jeli dan cermat sehingga memudahkan pengguna transportasi umum.


Setelah melaju di atas rel selama 45 menit, saya hingga di Sapporo Eki. Oke, mungkin 46 menit jikalau kalian penasaran tepatnya. Aku eksklusif keluar melalui gerbang keluar bab barat dan mencoba menghubungi Mas Wahyu dari PPI Hokkaido yang akan menjemputku. Setelah keluar, saya eksklusif menghampiri Mas Wahyu, dia agak kaget dan bilang “Loh.. Aku kirain orang Jepang tadi, mirip”, Aku jawab ringan “Lah.. Kulit cokelat gelap gini, masa’ nggak ketahuan?” Kami tertawa.


Setelah melalui perjalanan dari jam 4 pagi di Okayama, hingga datang di Sapporo jam 12.30, saya kelaparan. Mas Wahyu kemudian ngajak makan ke Warung Jawa, sebuah kedai kecil berjarak satu blok dari Hokkaido University yang menyajikan menu-menu khas Jawa. Aku yang kebetulan udah lapar banget, nggak sempat mikirin seafood Hokkaido yang populer banget, eksklusif aja setuju dengan pilihan Mas Wahyu ke Warung Jawa.


Aku pesan satu porsi bakso sedangkan Mas Wahyu menentukan Pop Mie (kalau gak salah). Kami ngobrol cukup usang di Warung Jawa ini, pemilik kedai sangat ramah dan ‘welcome’ dengan orang luar. Langsung erat dan ngobrol banyak, terutama kita sharing dilema kemajuan orang Jepang itu bukan hanya teknologinya tetapi juga referensi pikirnya. Selain itu kita ngobrolin wisata di Hokkaido, tidak mengecewakan menarik.


Setelah makan kami eksklusif menuju ke apapto yang akan kujadikan tempat menginap. Apato ini milik Mas Jamal, dia sedang menunaikan ibadah haji pada waktu itu, sehingga apatonya diserahkan sepenuhnya untuk menampung Kontingen PPI dari wilayah lain. Rencana-nya sih saya taruh tas aja kemudian jalan-jalan, tapi ternyata saya ketiduran, entah alasannya yaitu kecapean atau kekenyangan.



Wisata ke Sapporo Tower dan Odori Park


Aku berdiri ketika magrib, sesudah sholat saya memutuskan untuk ke luar dan mencari makanan.



Tips penting yang harus kalian lakukan kalau travelling atau berada di tempat gres di luar negeri ialah menandai lokasi tempat tinggal di google map. 


Karena memang saya gampang sekali lupa lokasi, buta peta, dan nggak perduli arah, maka menandai lokasi tempat menginap sebelum bepergian ialah hal yang sangat penting. Setelah saya tandai lokasi apato Mas Jamal ini, kemudian mencari lokasi tempat makan terdekat, juga masih memakai google map.


Setelah cek di Google Map, ternyata ada tempat wisata yang dekat dari apato Mas Jamal, (dekat versiku 20 menit jalan kaki). Akhirnya saya lupa kalau lapar dan eksklusif mengikuti petunjuk google map menuju ke Sapporo Tower.


Wisata Sapporo Tower sesungguhnya sudah tutup pada jam 5:00 sore, tetapi alasannya yaitu saya lebih tertarik melihat daripada naik ke atas towernya, jadinya tetap pergi menuju arah tower. Seperti biasa, Jepang tidak pernah mengecewakanku dilema desain dan tata wilayahnya. Tepat di bab depan Sapporo Tower ada Odori Park.


Taman Odori ini posisinya sangat strategis untuk menikmati keindahan dari Sapporo Tower dengan gemerlap lampu-lampunya. Dari tempat ini, kita juga bisa melihat seberapa ‘hidup-nya’ kota Sapporo pada malam hari. Berbagai aktivitas dilakukan oleh muda-mudi disini, ada yang latihan breakdance, main skateboard, berduaan, bahkan ada yang latihan bermusik dan menyanyi di taman ini.





Aku berhenti di beberapa titik, pertama bab paling dekat dengan Sapporo Tower, kemudian bab yang ada air mancurnya juga untuk mengambil foto dan yang terakhir ialah bab dimana muda-mudi bermain musik dan bernyanyi. Di selesai ini saya berhenti alasannya yaitu melihat orang-orang aneh bergabung dengan grup band bersama orang Jepang. Setelah beberapa lagu kemudian saya menyapa mereka dan mengobrol. Dalam group ini ada banyak orang internasional, dari Australia, German, Korea dan tuan rumah Jepang, mereka hampir semuanya fasih berbahasa Inggris dan Jepang. Dari sekilas pengamatan, Hokkaido sangat maju dalam hal berbahasa Inggris, sangat gampang menemukan orang yang bisa berbahasa Inggris disini, jauh sekali berbeda dengan di bab Okayama.


Seorang yang saya ajak ngobrol pada waktu itu berasal dari Australia, dia ke Jepang pada ketika lulus SMA, katanya banyak cowok di Australia melaksanakan hal-hal lain sebelum masuk ke kampus untuk kuliah. Nah.. Dia menentukan untuk tinggal di Jepang selama setahun sebelum melanjutkan ke fasa kehidupan selanjutnya. Lucunya ialah akibatnya dia sangat menyukai Hokkaido dan sudah tinggal di sini selama 5 tahun. Sekarang dia sudah menikah dengan orang Jepang dan punya satu orang putri yang mungkin berusia 5 bulan. Dan satu lagi, dia belum terfikirkan untuk kembali ke kampung halamannya.



Terkadang dalam perjalanan kita akan menemukan rumah yang menciptakan kita nyaman dan bertahan. Karena rumah sejatinya ialah tempat yang kita berdiri dengan kenangan indah dan rasa nyaman.



Selanjutnya saya akan dongeng seputar Piknik di Moerenuma Park dan Jalan-jalan ke Mt. Moiwa di Hokkaido!

Stay tunes and Thanks for reading guys!



Sumber https://mystupidtheory.com