Random post

Wednesday, September 26, 2018

√ Teori Bumi Datar – Let’S Do The Math #Part4

Nah kali ini di blog ini, saya akan mencoba menjelaskan beberapa klarifikasi ilmiah yang akan menjawab apakah teori bumi datar itu yaitu fakta atau hanyalah konspirasi HOAX? Kalau kalian gres mengikuti tema Flat Earth Theory ini, silahkan baca part1, part2 dan part3 terlebih dahulu.


Kalau kata Neil Grease Tyson “If you want to see the fact, let’s do the math


Tulisan ini terutama akan menawarkan kritik dan masukan terhadap video ke 4 di channel ini:




https://www.youtube.com/watch?v=gkb0y6Sr0gM&index=4&list=PLQt5a4m_Y05VI4WwgOLKxWXIw655PlHH2


 


Jarak Bumi dan Bulan




Dalam video tersebut telah dijelaskan bahwa jarak dari bulan ke bumi telah diukur oleh ilmuwan zaman Yunani kuno dengan memanfaatkan gerhana bulan. Untuk memahami teknik ini, awalnya saya kesulitan, tapi akhirnya paham, ini sebuah penerapan teori matematika sederhana (dipelajari di SMP).  Silahkan baca: Bagaimana Mengukur Jarak Bulan ke Bumi.


Pertanyaan pertama yang dimunculkan ialah kenapa data jarak antara bumi dan bulan hanya berdasar pada perhitungan ilmuwan Yunani Kuno? Mengapa NASA tidak melaksanakan perhitungannya sendiri?


Jawabannya sangat sederhana, lantaran ini sains! Ada sebuah kutipan yang menyampaikan “The first time you do something, it’s science. The second time, it’s engineering”


Perhitungan yang terkenal perihal jarak bulan-bumi yang paling terkenal memang berdasarkan kalkulasi ilmuwan Yunani Kuno. Sama menyerupai ketika Joseph Priestley menemukan oksigen tetapi namanya tidak tercatat lantaran Carl Wilhelm Scheele telah mempublikasikan temuannya perihal oksigen setahun lebih dahulu.


Karena memang mereka yang pertama kali melakukannya. Apakah NASA dengan peralatannya yang canggih bisa melakukannya? Bisa! NASA melaksanakan perhitungan jarak bumi-bulan dengan memanfaatkan pantulan gelombang ketika ditembakkan ke bulan.


Data yang diperoleh oleh NASA jikalau dibandingkan dengan perhitungan yang dilakukan oleh ilmuwan Yunani kuno hanya berbeda 10%(ini hasil yang luar biasa akurat jikalau mengingat mereka tidak menggukan peralatan yang kompleks). Ini sudah saya jelaskan juga di artikel : Bagaimana Mengukur Jarak Bulan ke Bumi.


Dalam video, dikatakan bahwa perkiraan dasar bahwa bayangan yang menutupi bulan itu yaitu banyangan bumi merupakan perkiraan yang keliru (salah). Tetapi, satu-satunya klarifikasi kenapa perkiraan dianggap salah ialah: “Karena ilmuwan NASA masih memakai siklus saros untuk memilih kapan terjadinya gerhana”


Baca juga: Bagaimana cara ilmuwan menghitung Jari-Jari bumi?


 


Prediksi Gerhana dan Siklus Saros


Pertanyaan paling sederhana yang muncul dipikiranku ketika mendapat isu bahwa NASA memakai Siklus Saros untuk memilih waktu terjadinya gerhana ialah : Apa itu Siklus Saros? Bagaimana cara NASA memakai Siklus Saros?


Pasti ketika melihat di video, kalian merasa kalau Siklus Saros ini yaitu catatan Yunani yang berisi kapan gerhana terjadi? Iya sama, saya juga gitu. Karena memang pembuat video berusaha mengarahkan semoga yang menonton berfikir menyerupai itu. Seolah-olah siklus saros itu menyerupai tabel perkalian yang hanya cukup melihat kita sudah tahu hasilnya.


Ternyata siklus saros merupakan sebuah siklus gerhana bulan yang dibentuk oleh Astronom Edmund Halley. Penggunaan nama Saros sendiri dipakai Edmund Halley lantaran beliau membaca Souda (Ensiklopedia Bizantium), ia mengira bahwa siklus yang ia gunakan ini sama persis dengan saros dalam ensiklopedia tersebut. Ini dijelaskan dalam artikel ini –> https://www.astronoo.com/en/articles/eclipse-saros-cycle.html.


Jadi siklus Saros bukan sebuah catatan perihal kapan terjadinya gerhana, tetapi merupakan siklus gerhana dalam 18 tahun 10 hari dan 8 jam yang dihitung dan dipetakan oleh ilmuwan Edmund Halley (1656-1742).


 saya akan mencoba menjelaskan beberapa klarifikasi ilmiah yang akan menjawab apakah  √ Teori Bumi Datar – Let’s do The Math #part4
Siklus Saros

Siklus saros sendiri hanya bisa memperkirakan waktu terjadinya gerhana bulan, tidak bisa memilih lokasi terjadinya. Jika berbicara dalam ruang 3 dimensi, maka mungkin kita bisa tahu waktu terjadinya, tetapi kalau kita tidak tahu daerah terjadinya? Ada sebanyak tak-hingga kemungkinan akan lokasi teramatinya gerhana di bumi.




Tetapi dengan kemampuan dan teknologi yang dimiliki oleh NASA puluhan tahun yang lalu, gerhana bulan dan gerhana matahari sanggup diprediksi waktu dan tempatnya dengan sangat tepat.


Nah.. Yang perlu digaris bawahi ialah, fakta bahwasannya dalam siklus saros tidak terdapat prediksi daerah terjadinya gerhana, tetapi NASA bisa melaksanakan perhitugan kapan dan dimana terjadinya gerhana tersebut.


Artinya apa? Asumsi dan seluruh perhitungan yang dilakukan oleh NASA ialah benar, lantaran memang bisa menghitung titik sempurna dimana kita bisa menyaksikan gerhana, baik itu gerhana bulan dan gerhana matahari. Sekarang apa Flat earther bisa menghitung kapan terjadinya gerhana dan titik mana di peta yang bisa menyaksikan gerhana?


Selanjutnya, kalau kita pelajari secara secama fakta bahwa ilmuwan bisa memilih waktu terjadinya gerhana tidak ada hubungannya dengan perhitungan jari-jari bumi. Makara gerhana matahari dan bulan hanyalah sebuah alat untuk melaksanakan pengukuran jarak bulan sama menyerupai pada pembuktian Teori Relativitas Einstein yang memakai gerhana Matahari. Seperti penjelajah masa kemudian yang hanya dengan melihat gugus bintang bisa memilih posisinya secara tepat.


Jadi kalau diminta dari semua data jarak matahari, bulan, bumi beserta diameternya untuk mendapat angka pada siklus saros yaitu 18 tahun, 11 hari dan 8 jam tidak akan diperoleh, tetapi dengan data tersebut bisa diperoleh letak (titik geografis) dimana akan terjadi gerhana bulan dan matahari.


 


Matahari itu Dekat (Flat Earth Reality)


Penjelasan perihal matahari itu bersahabat yang didasari oleh sinar matahari yang menembus awan itu menyebar, sangat menarik menurutku. Karena ini yaitu fenomena yang “kimia banget”.




Kenapa matahari yang menembus awan itu menyebar? dalam video dijelaskan bahwa para jago (yang menganggap bumi bulat) menyampaikan hal ini lantaran atmosfer  bumi. Kemudian pembuat video menarik kesimpulan bahwa ini tidak masuk nalar lantaran niscaya atmosfernya bumi cekung, maka sinar yang tiba akan semakin difokuskan.


Baiklah, kalau membayangkan bahwa atmosfer bumi itu merupakan beling yang melindungi bumi, maka sinar matahari yang masuk ke atmosfer bumi akan menjadi lebih fokus (bukan menyebar). Tetapi apakah ada ilmuwan yang menyampaikan kalau atmosfer kita yaitu kaca? Tidak! Atmosfer bumi merupakan gas yang didominasi oleh Nitrogen, Argon, Oksigen, dan Karbondioksida.


Peristiwa ketika cahaya matahari menembus awan dan sinarnya menyebar itu disebabkan oleh Efek Tyndal dari awan. Dalam ilmu kimia, kabut dan awan merupakan koloid, dan salah satu sifat paling mencolok dari koloid ialah Efek Tyndal, insiden menyebarnya cahaya yang dilewatkan pada partikel koloid.


Peristiwa Efek Tyndal ini telah kita pelajari ketika di SMA, bahkan seringkali dipraktekkan, lantaran murah dan mudah. Makara yang bersama-sama terjadi ialah sinar matahari yang tiba akan disebarkan oleh awan tersebut. Tersebarnya cahaya ini, kalau melihat ilmu fisika merupakan merupakan insiden adonan dari refleksi, absorbsi, dan refraksi cahaya (pemantulan, absorpsi dan pembiasan/pembelokan) oleh uap air (awan).


 saya akan mencoba menjelaskan beberapa klarifikasi ilmiah yang akan menjawab apakah  √ Teori Bumi Datar – Let’s do The Math #part4
Random Experiment

Sedangkan di video dijelaskan dengan eksperimen memakai kardus dibolongin kemudian disenterin itu tidak ada hubungannya sama sekali dengan apa yang sedang terjadi. Bandingkan saja bedanya kardus dan awan, coba saja ganti kardusnya dengan kabut ataupun koloid sejenis, niscaya jauh ataupun bersahabat sumber sinarnya niscaya akan disebarkan (direfraksi).


Jadi keterangan video bahwasannya matahari itu begitu bersahabat merupakan klaim semata(tidak ada bukti ilmiah). Kemudian saya tertarik lantaran pembuat video menyampaikan bahwa “semua orang bisa menghitung jarak matahari ke bumi”. Dan gambar serta keterangan berikutnya menciptakan saya tertawa:



 saya akan mencoba menjelaskan beberapa klarifikasi ilmiah yang akan menjawab apakah  √ Teori Bumi Datar – Let’s do The Math #part4
Kemiringan Sinar Matahari


Sekali lagi, sebaran cahaya yang dilihat dari awan itu merupakan hasil Efek Tyndall, jadi ketika menghitung memakai triangular dengan perkiraan bahwa sinar yang keluar dari awan ialah sinar eksklusif dari matahari, yang akan diperoleh ialah ketinggian awan epilog sinar tersebut, bukan ketinggian dari mataharinya(sumber cahaya).


Bahkan dengan percobaan senter-kardus yang dilakukan sekalipun, dengan memakai triangular maka hanya akan menghitung jarak dari dasar(bayangan) ke kardus, bukan ke sumber cahayanya.


 


Bulan Punya Sinar Sendiri(Flat Earth Reality)


Pembuat video menyampaikan bahwa cahaya matahari dan cahaya bulan berbeda. Bulan dan matahari punya cahaya sendiri-sendiri yang menciptakan binatang bereaksi berbeda. Menurutku reaksi dari binatang terhadap dua cahaya ini tidak mengambarkan apa-apa. Karena yang berbeda ialah lantaran gelap-nya malam itu.


Coba saja kau lihat reaksi binatang yang disinari senter pada siang bolong dan disinari senter pada malam hari, apa reaksinya sama? Pasti beda, tapi cahayanya sama-sama cahaya senter. Kemudian dikatakan juga “Matahari merupakan simbol keseimbangan alam, Yin dan Yang”, statemen ini cuma sampah, nothing have to do with the topic.


Yang menciptakan saya terkejut ialah pada video diberikan percobaan pengukuran temperatur dari cahaya bulan yang memperlihatkan nilai yang lebih cuek dibandingkan kegelapan. Tak usang sehabis itu saya eksklusif browsing, ternyata memang metode ini terkenal di Flat Earther (khususnya YT).


Tetapi klarifikasi mengapa ini terjadi justeru lantaran yang melaksanakan eksperimen ialah amatir, atau complete amateur. Karena mereka tidak tahu fungsi bersama-sama dan cara penggunaan dari alat yang mereka gunakan (untuk mengukur temperatur radiasi sinar). Silahkan baca disini —>


https://www.physicscentral.com/buzz/blog/index.cfm?postid=1590436706491009951


 


Benda Salestial Yang Melewati Bulan dan Matahari


Di video ini disebutkan pula bantahan perihal gerhana bulan merupakan bayangan bumi yang menutupi bulan. Alasannya yaitu lantaran adanya benda salestial. Sedangkan benda salestial yang dimaksudkan ini ialah cahaya yang tertangkap oleh kamera, ini bisa kita lihat dimanapun ketika kita memotret objek dengan cahaya terang.


Semua orang yang mengenal fotografi niscaya familiar dengan ini. Coba aja ambil kamera HP dan arahkan ke lampu diatas kamarmu:


 saya akan mencoba menjelaskan beberapa klarifikasi ilmiah yang akan menjawab apakah  √ Teori Bumi Datar – Let’s do The Math #part4
Benda Salestial

Di dalam video ini, beliau menyampaikan :


“Jangan sekali-sekali berdebat kusir tanpa data, mengandalkan persepsi dan opininya sendiri. Bisa dibilang 95% isu yang ada di google yaitu opini-opini dan persepsi-persepsi tanpa dasar yang jelas”


Sebuah statement yang sangat brilian menurutku. Tapi coba cek ulang dari semua video, video satu beliau menampilkan data dari Google Analytic dan klarifikasi perihal perhitungan triangular diambil dari Youtube Dr. Zack(flat earther). Video 2 Penjelasan perihal GPS beliau ambil dari Google. Video 3 klarifikasi perihal peta bumi datar diambil dari USGS, sebuah forum sains di Amerika Serikat (apa yang membedakannya dengan NASA?)


Kalau benar-benar berprinsip 95% isu di Google dan Youtube ialah opini dan persepsi, kenapa justeru semua isu yang ditampilkan di video ini dari Google?


Oke lah.. Kita biarkan Allah dan pemilik video yang tahu perihal itu.


 


Bedford Level Experiment


Dalam video menawarkan isu yang setengah matang dalam Bedford Level Experiment. Bedford Level Experiment menawarkan hasil bahwa seluruh potongan kapal akan terlihat sepenuhnya, ini mengambarkan bahwa bumi tidaklah bulat.


 saya akan mencoba menjelaskan beberapa klarifikasi ilmiah yang akan menjawab apakah  √ Teori Bumi Datar – Let’s do The Math #part4
Bedford Eksperiment

Apakah bumi datar?Ketika mendengar eksperiment ini saya eksklusif cek ulang informasinya. Dan ternyata benar memang ada eksperiment ini. Pada trend panas tahun 1838, Samuel Birley Rowbotham mengadakan sebuah ekperimen untuk memilih bentuk bumi.


Persis menyerupai di video, eksperimen ini mencoba melihat kapal yang berjarak sangat jauh, yaitu 9.7 km. Seharusnya berdasarkan lengkungan bumi, maka potongan bawah kapal sebanyak 4.8m tidak akan terlihat. Dilaporkan hasil dari percobaan ini ialah, kita tetap bisa melihat kapal secara utuh.


Setelah eksperiment ini dilakukan, kritikan muncul dari angkatan maritim bahwasannya mereka tidak menghitung reflaksi cahaya oleh uap air maritim yang niscaya terjadi ketika temperatur sangat tinggi. Mengingat percobaan ini dilakukan dikala trend panas, maka penguapan air maritim niscaya terjadi, dan balasannya ialah reflaksi cahaya(pembelokan cahaya) oleh uap air laut.


Seorang fisikawan lapangan berjulukan Alfred Russel Wallace akhirnya mempertaruhkan namanya dan melaksanakan percobaan ini. Yang pertama ingin ia pastikan ialah menghindari imbas refraksi cahaya oleh uap air maritim maka beliau melaksanakan percobaan yang sama tetapi pada ketinggian titik pengamatan 13 kaki = 4 meter.


Hasil dari percobaan ini mengambarkan bahwa potongan bawah kapal menghilang, hasil yang berlawanan dengan yang diperoleh pada awal experiment Samuel Birley Rowbotham. Hasil ini diakui oleh kongres kemudian eksperimen yang sama telah dilakukan oleh orang lain dan menawarkan hasil yang sama.


Ingat! Prinsip sains ialah jikalau percobaan tersebut diulangi dengan metode yang sama, di waktu yang berbeda, oleh orang yang berbeda, harus menghasilkan hasil yang sama.


Kesimpulan selesai dalam percobaan Bedford justeru hanya mengkonfirmasi sistem navigasi yang dilakukan oleh angkatan laut, yakni adanya refraksi cahaya oleh uap air laut. Ini diakui oleh semua jago fisika dibidang geologi, tetapi tidak bisa diterima oleh Flat Earther.


 


Lintasan Matahari Melingkar Di Atas Bumi Datar


Aku sendiri tidak akan bisa menanggapi bagaimana matahari yang difoto dari bumi terlihat lebih kecil daripada yang difoto ketika di pesawat. Karena percobaan semacam ini tidak punya standard yang jelas.


Apakah kamera yang dipakai sama? Apakah waktu pengambilan gambar sama? Terlihat terang bahwa waktu pengambilan gambar-nya tidak jelas. Di potongan sebelah kiri gambar diambil dikala matahari pada fasa paling terang, sedangkan di kanan matahari gres saja terbit.


Sekarang mari kita pikirkan kalau lintasan matahari berbentuk lingkaran yang berkeliling diatas bumi. Pertama, jikalau lintasannya menyerupai kembali ke pertanyaan awal, bagaimana insiden gerhana bisa dijelaskan?


Pertanyaan lainnya buat flat earther: Darimana mereka bisa memastikan kalau matahari itu bulat? Jangan jangan mataharinya itu nggak bulat? Bisa saja matahari itu bentuknya menyerupai potongan depan lampu senter(lingkaran datar). JANGAN PAKAI DATA DARI NASA BAHWA MATAHARI ITU BULAT, lantaran kenyataanya kan tidak percaya dengan data NASA?


Dan kalau perspektif mereka bahwa bulan dan matahari itu beredar beriringan dengan lintasan lingkaran yang sama diatas langit, maka kenapa penanggalan ummat muslim/Hijriyah yang berdasar pada posisi bulan bisa berbeda sekali dengan penanggalan Masehi yang berdasarkan posisi matahari? Karena kalau gerakan matahari dan bulan hanya melingkar dengan kecepatan yang sama, maka tidak akan ada perbedaan jumlah tahun antara penanggalan Masehi dan Hijriyah.  Jelaskan kenapa Ramadhan selalu berganti-ganti ditanggalan Masehi?


Kalau memakai data NASA, ini bisa dijelaskan dengan sangat logis bahwa setiap posisi antara tiga benda langit, Bumi, Bulan dan Matahari mempunyai lintasan yang berbeda. Artinya, walaupun bulannya sudah memasuki fasa yang sama (posisi bulan terhadap bumi sudah sama menyerupai tahun sebelumnya) tetapi posisi bumi terhadap matahari tidak sama dengan tahun sebelumnya.


Inilah yang mengakibatkan pergeseran tanggal Ramadhan setiap tahunnya jikalau dilihat dari kalender Masehi. Ini juga menjelaskan kenapa Ramadhan di Jepang bisa bergeser dari trend cuek ke trend panas. Karena trend ialah imbas posisi matahari sedangkan penentuan Ramadhan bergantung pada posisi bulan.


Ehh.. Tapi para Flat Earther nggak akan bilang kalau kalender Masehi salah total kan? Kalau mereka berprinsip kalender Masehi itu salah total, maka saya nggak bisa lagi menjelaskan dengan ilmu pengetahuanku.


Berikutnya kalian bisa membaca lanjutan dari ulasanku mengenai Flat Earth Ini:





    1. Teori Bumi Datar (Flat Earth Theory) Fakta atau Konspirasi Semata? #part1

    2. Flat Earth Theory – Pembantaian Sains dan Logika #part2 

    3. Flat Earth Theory – Keping-Keping Sains #part3

    4. Teori Bumi Datar – Let’s do The Math #part4

    5. Teori Bumi Datar – Apa yang Dilakukan Habibie? #part5

    6. Teori Bumi Datar – Matematika Angkasa Dalam Narasi #part6

    7. Final Part – Not Rocket Science




Silahkan membaca.. 🙂

Jika mencar ilmu sains itu logis dan menyenangkan, silahkan share goresan pena ini. Biar teman kalian juga mempunyai wawasan sains yang luas. 🙂



Jika ada komentar silahkan sampaikan dengan sopan, saya akan tampilkan semua komentar baik itu pro atau kontra. 🙂


Sumber:

Wikipedia.org

Universetoday.com

Nasa.gov

Youtube.com

Astronoo.com





Sumber https://mystupidtheory.com