Thanks guys buat komentar dan masukanya untuk semua pembahasanku perihal Teori Bumi Datar – Flat Earth. Terutama untuk Mas Wisnu Ananda yang telah banyak mengkritisi tulisanku sehingga sanggup eksklusif diperbaiki. Alhamdulillah dari pembahasan itu aneka macam ilmu, pengetahuan dan wangsit baru.
Final Part ini kuberi subjudul -Not Rocket Science yang merupakan idiom Bahasa Inggris yang berarti “mudah”. Karena memang yang saya jelaskan semenjak awal teori dan perhitungan jarak bulan ini merupakan persamaan-persamaan matematika dan fisika yang terbilang sederhana, hanya perlu memasukkannya dalam aplikasi nyata.
Baiklah kali ini eksklusif saja mirip janji, saya akan tunjukkan bagaimana bekerjsama ilmuwan menghitung kecepatan satelit.Di pembahasan sebelumnya perihal Matematika Angkasa Dalam Narasi saya tampilkan gambar dari video:
Perhitungannya sudah benar dan tak ada masalah, yang menjadi duduk masalah ialah angka 400 km, alasannya ialah yang bekerjsama dihitung ialah 640 km = 6.4×105 m.
Perhitungan yang dijelaskan digambar tersebut merupakan rumusan persamaan untuk orbit sebuah satelit yang melingkar yang telah dikembangkan dengan aturan gravitasi Newton. Asal muasal dari rumusan tersebut ialah Hukum Ketiga Kepler.
Ide Newton Untuk Membuat Orbit Satelit
Kepler telah mengajukan beberapa persamaan fisika untuk menghitung orbit dari bulan terhadap bumi bulat. Tetapi kemudian Newton membuatkan perhitungan ini dengan melaksanakan percobaan pengujian bom meriam kemudian mengukur titik jatuh pelurunya. Kemudian beliau menghitung kembali penembakan meriam dan mengukur titik jatuhnya.
Berdasarkan kecepatan jatuhnya, diketahuilah kalau dalam satu detik (1s) peluru meriam akan jatuh sejauh 5meter dari keadaan puncaknya. Ini sanggup kita hitung dengan persamaan aturan gerak Newton: S= 1/2 a. t2. Seperti perhitungan sederhana di gambar di bawah ini(sebelah kanan) kalian akan menemukan bahwa jarak vertikal yang akan ditempuh oleh benda yang jatuh dalam satu detik ialah 5m.
Kemudian perhatikan kembali percobaan penembakan meriam (gambar sebelah kiri). Pada gambar tersebut diketahui bahwa setiap 8km bumi melengkung turun sebanyak 5m. Nah kalau peluru mencapai jarak horizontalnya ialah 8km, dan turun vertikalnya sebanyak 5m, berdasarkan perhitungan sebelumnya (yang sebelah kanan) dengan percepatan gravitasi bumi (10m/s2 ), benda akan jatuh sejauh 5m setiap satu detik. Jika peluru melaju pada kecepatan 8km/s maka sanggup dipastikan bahwa posisi peluru terhadap inti bumi ialah tetap.
Untuk lebih jelasnya lagi perhatikan gambar dibawah ini, bagaimana kombinasi dari gerak horizontal dan vertikal menghasilkan lintasan melingkar sempurna.
Perhatikan citra di atas, lingkaran merah ialah bumi, dan lingkaran pensil ialah orbit satelit. Dalam pelajaran Fisika Sekolah Menengan Atas diajarkan perihal vektor. Vektor merupakan besaran yang mempunyai besar dan arah. Dalam satu detik satelit akan mengalami dua arah perpindahan, pertama ialah perpindahan vertikal sejauh 5m mengarah ke sentra bumi (jatuh alasannya ialah gravitasi) dan perpindahan horizontal sejauh 8km yang tegak lurus dengan gravitasi. Lambang RV pada gambar merupakan resultan vektor yang merupakan penjumlahan dari vektor horizontal dan vertikal. Penjumlahan keduanya ini sanggup kita peroleh dengan memakai trigonometri.
Dalam sketsa ini, tidak diharapkan angka dari RV(resultan vektor), yang perlu kita perhatikan ialah bahwa posisi/jarak satelit terhadap inti bumi(inti gravitasi) ialah sama persis baik itu sebelum maupun sesudah perpindahan (Posisi satelit awal- Posisi satelit 1s). Pun sama dengan posisi satelit 2s, akan sama persis jaraknya terhadap inti bumi.
Pada gambar ini terlihat kalau lintasan dari satelit tersebut harusnya tidak bulat (lihat garis putus-putus RV). Ini alasannya ialah yang kita gunakan ialah waktu 1s (1 detik), kini kalau kita ubah menjadi 0.001s (0.001 detik) maka garis RV akan semkin pendek dan bentuk lintasan semakin mendekati lingkaran. Dengan pendekatan ini, kalau kita buat waktunya sangat kecil, mendekati 0, maka akan diperoleh lintasan melingkar mirip gambar di atas. Ini ialah materi matematika Integral dan Diferensial yang diajarkan dikala SMA.
Dari percobaan meriam dan logika orbit satelit (Hukum Ketiga Kepler), Newton merumuskan bahwasannya kalau sebuah benda melaju dengan kecepatan 8km/s dengan arah tegak lurus terhadap gravitasi bumi, maka benda tersebut akan bergerak mengelilingi bumi dengan lintasan lingkaran. Inilah awal mula ide satelit sanggup muncul.
Setelah itu ia membuatkan persamaan matematisnya, maka diperolehlah:
v2 = (G M)/r
Dapat diubah menjadi bentuk:
Ket:
v = velocity (kecepatan)
G = konstanta gravitasi
mE = massa bumi
r = jarak dari satelit ke inti bumi
Dengan memakai persamaan ini, kita sanggup menghitung standard kecepatan sebuah satelit semoga tidak jatuh ketika terkena gravitasi bumi. Perhitungannya saya ambil dari video:
Perhitungan ini sudah benar, kecuali keterangan bahwa ketinggian satelit ialah 400km. Dalam perhitungan ini, ketinggian dari satelit ialah 640 km = 6.4×105 m dan angka jari-jari bumi yang dipakai ialah 6.380 km = 6.38×106 m. Perhatikan pada persamaan, serpihan bawah (r) merupakan jarak satelit dari inti bumi yang sanggup diperoleh dengan menjumlahkan jari-jari bumi+ketinggian satelit.
Pembuat video bekerjsama tidak mengerti persamaan fisika sederhana ini.
Dari perhitungan ini diperoleh angka 7.5km/s sedikit berbeda dengan yang kita peroleh sebelumnya yaitu 8km/s atau setara dengan 28.000km/jam. Ini alasannya ialah persamaan ini memakai perhitungan yang lebih rinci dan teliti, sedangkan perhitungan sebelumnya memakai banyak pembulatan angka.
Baca juga: Bagaimana cara ilmuwan menghitung Jari-Jari bumi?
Apa Bahan Bakar Satelit Tak Akan Habis?
Jika merujuk pada satelit-satelit besar, maka beberapa satelit besar memang harus memakai materi bakar. Hal ini sanggup dikonfirmasi dengan cek di YT “NASA refuelling satellite”. Tetapi intinya materi bakar pada satellit ini dipakai hanya untuk mengarahkan posisi satelit, bukan sebagai pendorong semoga satelit bergerak.
Dalam aturan pertama Newton secara sederhana dikatakan bahwa “Setiap benda akan terus membisu atau bergerak dengan kecepatan konstan kecuali ada gaya yang bekerja pada benda tersebut”.
Contoh paling sederhana-nya ialah ketika kita mengendarai kendaraan beroda empat maka kendaraan beroda empat akan bergerak, misalkan 20km/jam. Setelah itu kalau kita matikan mesin kendaraan beroda empat mobil masih akan bergerak (tanpa menginjak rem). Gerakan kendaraan beroda empat ini bekerjsama akan konstan pada 20km/jam kalau saja tidak ada gaya ukiran ban terhadap aspal dan gaya ukiran body mobil terhadap udara. Hal ini sudah terbukti dalam percobaan “pendulum in a vacuum”
Pada postingan sebelumnya, sudah kita bahas kalau di luar atmosfer bumi satu-satunya gaya yang bekerja ialah gaya ukiran yang besarnya 6×10-27 kali gaya ukiran di udara. Maka kalau ada benda yang bergerak di angkasa dengan kecepatan 8km/s atau 28.000km/jam, kecepatan ini akan terus konstan selamanya. Inilah yang menciptakan intinya satellit dan benda-benda angkasa sanggup bergerak mengorbit bumi tanpa materi bakar, hanya perlu initial velocity, kecepatan awal.
Jadi ketika NASA atau space exploration aktivitas lainnya melaksanakan refuelling, pengisian materi bakar. Pasti muncul pertanyaan, kenapa harus ada pengisian materi bakar kalau satelit ini nggak perlu materi bakar? Seperti yang saya bilang, intinya satelit tidak perlu materi bakar untuk mengorbit, tetapi ketika lintasan satelit meleset dari orbit aslinya, maka digunakanlah materi bakar untuk mendorong satelit kembali ke lintasan aslinya dan menawarkan kecepatan 28.000 km/jam.
Refuelling ni hanya untuk satelit-satelit besar dan mahal saja. Sebab tanpa adanya refuelling maka satelit sanggup saja keluar dari orbit dan ke ruang angkasa lepas, atau sanggup juga tertarik gravitasi bumi dan hancur terbakar atmospher.
Oh ya mungkin teman-teman hingga dikala ini berfikiran bahwa satelit itu ialah benda maha canggih dan luar biasa keren yang desainnya mirip kapal luar angkasa dan berukuran besar semua. Tetapi bekerjsama ukuran satelit itu bervariasi.
Berapa Ukuran Satelit
Ukuran satelit bekerjsama sangat bervariasi. Yang paling membuatku kaget ialah, ternyata satelit pertama di dunia, milik Soviet, yaitu Sputnik1 ternyata hanya berukuran sebesar bola yoga. Ini ukuran beberapa satelit paling terkenal:
Ukuran dari satelit-satelit ini bervariasi dari yang sangat kecil berukuran mirip bola voli hingga yang sangat besar seukuran lapangan americal football. Silahkan cek info lengkapnya disini: http://www.businessinsider.com/size-of-most-famous-satellites-2015-10
Peluncuran Satelit dan Perawatannya
Pasti banyak yang menerka kalau satu roket luar angkasa niscaya membawa hanya satu satelit. Nah pernyataan ini benar untuk masalah Sputnik1 dan beberapa satelit di masa awal-awal eksplorasi luar angkasa. Tetapi dikala ini dalam satu roket sanggup membawa hingga 20 satelit.
Untuk satelit kecil, dalam peluncurannya hanya perlu pendorong pada roket. Seperti Sputnik 1 misalkan. Satelit ini berukuran kecil dan bentuknya hanya mirip bola besi. Untuk peluncurannya hanya perlu pelontar pada roket untuk melemparkannya dengan kecepatan 8km/s mirip yang telah kita hitung. Kaprikornus pada satelit sendiri tidak ada materi bakar karbon di dalam satelit ini. Satelit mengandalkan tenaga matahari (solar cell) untuk menghasilkan energi listrik. Energi listrik ini cukup untuk operasi seluruh rangkaian elektronik dalam satelit.
Umumnya hampir tidak ada perawatan pada satelit-satelit kecil (yang juga murah). Ketika bergeser dari garis edarnya maka ada dua pilihan, menjauh dari bumi atau jatuh ke bumi. Jika menjauh ya sudah hilang di luar angkasa yang luas, kalau jatuh ke bumi maka akan hancur ketika menabrak atmosfer bumi.
Untuk satelit yang berukuran lebih besar, satelit ini mempunyai materi bakar dan pendorong, sehingga kecepatan dan lintasan dari satelit ini sanggup dikontrol dari bumi.
Teleskop Luar Angkasa Hubble |
Biasanya satelit jenis ini memerlukan perawatan, perbaikan dan pengisian ulang materi bakar. Saat ini untuk keperluan perawatan dan refuelling ini dilakukan oleh robot. Tetapi dulu memang dilakukan oleh manusia.
Astronot Mengisi Bahan Bakar Satelit
Salah satu yang ditampilkan dalam video dan menurutku sangat menarik ialah bagaimana mungkin astronot sanggup keluar satelit dengan baju lengkap untuk memperbaiki atau mengisi ulang materi bakar satelit.
Baca juga: Cara Satelit Bekerja
Di video dilebih-lebihkan seolah ini mustahil dilakukan alasannya ialah kalau satelit melaju dengan kecepatan 28.000 km/jam, maka astronot tidak akan sanggup keluar dan melayang-layang, harusnya astronot tertinggal mirip ketika orang berada di luar pintu pesawat terbang.
Petama-tama setiap Astronot yang akan melaksanakan spacewalk (keluar dari spacecraft) akan diikatkan safety semoga tidak terlepas dan melayang-layang di angkasa. Beberapa bahkan membawa semacam tas yang merupakan roket pendorong.Karena kecepatan satelit ialah 28.000 km/jam maka kecepatan dari astronot ketika keluar ialah sama 28.000.
Di luar angkasa ini kondisinya tidak ada ukiran sama sekali apalagi angin. Maka tidak akan ada tekanan dari fluida yang dialami oleh astronot tersebut. Kalau pengisian materi bakar di pesawat militer yang dilakukan di atmosfer (ada angin dan tekanan udara) saja sanggup dilakukan, maka di luar angkasa tanpa tekanan udara, teknik yang sama akan sanggup dilakukan.
Semuanya jadi simple dan masuk kebijaksanaan kan? 🙂
Ok.. Thats’s all.. Penjelasan ini berdasarkan pemahamanku dan pengetahuanku dalam ilmu fisika yang dangkal. Pada praktik-nya ini semua memakai perhitungan yang lebih kompleks dan rumit. Kita harus mempertimbangkan efek gravitasi bulan serta arahnya dan harus mempertimbangkan teori relativitas Einstein. Tetapi secara garis besarnya, dasar dan logika perhitungan satelit berasal dari ide Newton yang telah saya sampaikan itu.Berikutnya kalian sanggup membaca lanjutan dari ulasanku mengenai Flat Earth Ini:
- Teori Bumi Datar (Flat Earth Theory) Fakta atau Konspirasi Semata? #part1
- Flat Earth Theory – Pembantaian Sains dan Logika #part2
- Flat Earth Theory – Keping-Keping Sains #part3
- Teori Bumi Datar – Let’s do The Math #part4
- Teori Bumi Datar – Apa yang Dilakukan Habibie? #part5
- Teori Bumi Datar – Matematika Angkasa Dalam Narasi #part6
- Final Part – Not Rocket Science
Silahkan membaca.. 🙂
Jika berguru sains itu logis dan menyenangkan, silahkan share goresan pena ini. Biar sahabat kalian juga mempunyai wawasan sains yang luas. 🙂
Jika ada komentar silahkan sampaikan dengan sopan, saya akan tampilkan semua komentar baik itu pro atau kontra. 🙂
Sory!
Sory buat yang berharap saya membahas hingga video 9, tetapi ketika melihat video 7 dari FET, saya sudah tidak berminat lagi. Karena di video 7 hanya berisi dongeng tentang vahyudi, iluminasi, dan remason. Terbukti atau tidaknya video 7 tidak akan kuat kepada fakta ilmiah bahwa bumi itu bulat.
Aku menolak untuk membantah membahas hal-hal yang terlalu spekulatif dan tidak sanggup dijelaskan dengan logis.
Oh ya, Jika ada dari kalian yang lebih mengerti dan melihat kekeliruan pada goresan pena ini, silahkan sampaikan. Jangan sungkan-sungkan
Lain-lain
Ada beberapa pertanyaan yang saya temukan dalam komentar maupun diskusi.
- Siapa Aku? Aku blogger yang suka dengan dunia sains dan menyelaminya.
- Kenapa NASA tidak membawa pengikut FET ke luar angkasa saja sehingga mereka sanggup melihat langsung? Menurutku sih alasannya ialah NASA tidak sebodoh itu. NASA menganggap bahwa orang yang percaya pada FET ialah orang yang tidak memahami sains. Karena bekerjsama ketika orang memahami sains, maka sudah terang bukti-bukti sains perihal bumi bulat tanpa perlu melihatnya dari angkasa. Kalau hari ini NASA membawa pengikut FET ke luar angkasa, besok akan ada TEP (Trapesium Earth Theory), besoknya lagi PET (Pyramid Earth Theory) semoga mereka sanggup ke luar angkasa. Karena menciptakan teori fiksi lebih gampang daripada berguru sains puluhan tahun dan masuk NASA.
- Apakah Aku berusaha menyesatkan banyak orang? Sudah kubilang dalam setiap goresan pena kalau “Jika ada komentar silahkan sampaikan dengan sopan, saya akan tampilkan semua komentar baik itu pro atau kontra. :)”. Maksudku ialah pertanyaan dan diskusi perihal tulisanku, tetapi yang ada malah tuduhan dan serangan kepada pribadi. Tidak ada niatanku untuk menyesatkan orang, goresan pena ini merupakan klasifikasi pengetahuanku terhadap sains dan logika. Tidak lebih dan tidak kurang. Silahkan bandingkan dengan pemilik video FET yang menutup kolom komentar, tidak menampilkan nama, dan isu lain.
- Hanya mahasiswa belum lulus, kenapa sombong? Maaf kalau terkesan sombong. Sejujurnya malah sebaliknya. Kalau dibaca tulisanku dari awal hingga akhir, semua pembahasan berada pada level SMA, tidak lebih. Pembahasan yang saya lakukan ini sudah ada dasarnya di kursi SMA(IPA) hanya saja disini banyak yang diaplikasikan, makanya banyak pembaca yang sanggup memahaminya dengan mudah, alasannya ialah memang mereka sudah paham dasarnya dikala SMA.
- Apa pendapatku perihal dalil Al-Qur’an? Ini sudah terang dalam Al-Baqoroh ayat 2.
- Pernyataan mirip “Semoga saja masih punya agama” merupakan kata2 yang sangat menyakitkan buat ku”. Apakah ada dalam satu aja tulisanku yang menyalahkan agama ataupun kitab suci? Tidak ada! Tapi biarlah, keyakinan agamaku justeru sangat mendukung eksplorasi sains dan ilmu pengetahuan.
- Apa motif pembuat video FET? Aku nggak tahu.
Sumber :
http://www.astronomynotes.com/gravappl/s8.htm
https://en.wikipedia.org/wiki/Newton%27s_laws_of_motion
http://csep10.phys.utk.edu/astr161/lect/history/newtongrav.html
https://en.wikipedia.org/wiki/Kepler%27s_laws_of_planetary_motion#History
https://www.studyblue.com/notes/note/n/physics-chapter-7-equations/deck/16028149
https://www.youtube.com/watch?v=R1G8Rz2ai0cGambar:
http://www.businessinsider.com/size-of-most-famous-satellites-2015-10
https://craigm350.files.wordpress.com/2015/05/nasa-hubble-telescope2.jpg
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/b/be/Sputnik_asm.jpg
Sumber https://mystupidtheory.com