The easiest way to win an argument is to know nothing and keep blabbering! Mahfuzh tnt
Sekitar dua bulan ini ramai sekali perdebatan perihal bumi datar, dan mau tak mau saya terlibat di dalamnya. Berawal dari status seorang teman di facebook yang menyatakan “menurut Al-Qur’an bumi itu datar”, saya menentukan untuk tidak menanggapi. Kemudian mulailah bermunculan sharing video perihal bumi datar, saya masih enggan untuk menanggapi.
Tetapi sesudah beberapa orang yang saya anggap berpendidikan dan cerdas mulai juga mempercayai teori bumi datar, maka ketika itu saya mulai menaruh perhatian pada topik ini. Akhirnya ialah ketika saya baca status mereka perihal bumi datar dan hampir semua menjawab dengan balasan yang sama “Lihat dulu videonya”. Saat itulah saya terhasut dan menonton videonya.
Dari menonton video inilah saya tahu sedikit banyak perihal rujukan pikir teori bumi datar. Karena dalam rujukan pikirnya ini melibatkan keyakinan bahwa gravitasi, satelit dan banyak temuan sains di anggap kebohongan, maka saya merasa penting untuk membahasnya alasannya yaitu konsep ibarat gravitasi merupakan dasar dalam sains klasik maupun modern. Itulah alasan saya menulis perihal bumi datar yang menjadikan perdebatan panjang di blogku mystupidtheory.
Membuka Wawasan Dengan Diskusi
Salah satu kemampuan insan yang luar biasa dan membedakan insan dari makhluk lainnya ialah berfikir. Manusia sanggup berfikir dan alasannya yaitu adanya kemampuan ini insan selalu ingin mendapat kebenaran.
Ada banyak jalan untuk mendapat kebenaran tersebut, dari melaksanakan pengamatan langsung, melaksanakan eksperiment, berfikir dan menerka, hingga berdiskusi dengan orang yang lebih berilmu. Semua aktivitas tersebut dilakukan untuk menemukan kebenaran dibalik sebuah peristiwa.
Awal Mula Perdebatan
Tetapi aktivitas diskusi yang seharusnya menjadi salah satu jalan untuk mendapat kebenaran ini akan bermetamorfosis sebuah ajang perdebatan antar kubu ketika orang-orang yang melakukannya tidak lagi menginginkan kebenaran. Mereka merasa paling benar sendiri, ibarat telah mengetahui kebenaran, bahkan merasa sebagai pemilik kebenaran sehingga bagaimanapun ilmiah klarifikasi orang lain akan ditolaknya.
Perdebatan terjadi bukan alasannya yaitu tingginya ilmu seseorang tetapi alasannya yaitu begitu tertutupnya rujukan pikir seseorang. Ia tak mau lagi berguru perihal ilmu dari sudut pandang orang lain alasannya yaitu merasa telah mencapai puncak, yang paling benar.
Orang-orang bertipe ibarat ini mempunyai dua kemungkinan ketika berdebat, pertama, tidak akan pernah mempertimbangan apa yang disampaikan orang lain sehingga sama saja pemahamannya sebelum debat dan sesudah debat, kedua, ia tersadarkan kalau rujukan berfikirnya salah tetapi terlanjur aib untuk mengakui kesalahannya dan menentukan untuk berdebat, orang tipe ini merupakan orang yang sombong, tidak mengakui kebenaran.
Orang Berpendidikan Akan Selalu Kalah Dalam Berdebat
Judul di atas ini saya tuliskan berdasarkan peribahasa dari Jepang. Ini peribahasa Jepang pertama yang saya tahu, professorku sendiri yang menuliskannya dan mengajarkan ke aku. Bahwasannya orang yang berpendidikan akan selalu kalah dalam setiap perdebatan. Alasannya sederhana, alasannya yaitu orang yang berpendidikan dan cerdas mengetahui banyak kebenaran, sehingga akan sulit untuk memberikan argumen dalam perdebatan.
Contohnya ibarat yang sudah saya alami, berdebat mengenai gravitasi bumi. Dalam teori flat earth dikatakan bahwa konsep gravitasi yaitu HOAX, yang ada hanyalah elektronegativitas. Praktis sekali bagi seorang yang tidak mengerti untuk menyampaikan demikian. Tetapi bagi yang mendalami ilmu kimia, tentu saja tak semudah itu menyalahkan pendapat tersebut. Jika memang konsep gravitasi HOAX dan yang ada hanyalah elektronegativitas, maka persamaan untuk menentukan kecepatan jatuh benda bisa memakai rumus elektronegativitas, bukan rumus gravitasi newton. Namun jikalau dilihat dari kenyataannya terang sekali rumus elektronegativitas tidak akan bisa menjelaskan insiden jatuhnya benda ke tanah sedangkan rumus gravitasi sanggup dengan gampang menjelaskan hal ini.
Bagi orang-orang yang mengerti ilmu kimia ataupun fisika dan mau mencari kebenaran maka mereka akan eksklusif setuju perihal hal itu. Tetapi bagi yang ‘tidak berpendidikan’ mereka akan mengelak dan berkata “Rumus-rumus dan perhitungan itu tidak menggambarkan fakta yang sebenarnnya”. Bagaimana mungkin menghadapi orang ibarat itu? Ini kasus nyata, real, saya alami sendiri.
Pada satu titik ketika mendapat bermacam-macam argumen yang tidak lagi masuk nalar dan tidak berdasar, orang-orang yang berpendidikan akan menentukan diam. Diam alasannya yaitu mereka tidak lagi punya cara untuk memberikan kebenaran.
Kadang-kadang lucu juga dunia maya ini. Newton, Einstein, Galileo yang menghabiskan lebih dari 30 tahun usianya untuk sains, diakui oleh semua akademisi sains dunia, malah disalahkan dan dianggap pembohong. Sementara seorang Youtuber yang melaksanakan perhitungan teori gravitasi saja masih nggak bisa, dianggap benar dan didukung.
Akhirnya saya cuma ingin menekankan satu hal,
Menjudge dan menghakimi itu lebih gampang daripada berfikir
Bijaklah dalam bermain di dunia maya, jikalau tidak mengetahui dasar kebenarannya, lebih baik diam. Bisa jadi apa yang kau sampaikan tanpa ilmu itu merusak orang lain.
Baca Juga Artikel Menarik: Tidak Perlu Sempurna | Pelajaran dari Burung Cucko
Sumber https://mystupidtheory.com