Ketika dua atom berikatan sementara perbedaan elektronegativitasnya lebih dari 0,5 namun lebih dari 1,7 maka senyawa ini sanggup dimasukkan dalam kategori mempunyai ikatan kovalen polar. Senyawa kovalen polar mempunyai perbedaan elektronegativitas yang tidak terlalu besar, namun tidak juga terlalu kecil.
Contohnya yaitu pada H2O(air) terdapat ikatan antara Oksigen dengan Hidrogen yang mempunyai perbedaan elektronegativitas 1.24, yang berada diantara 0,5-1,7 maka ikatan yang terjadi yaitu ikatan kovalen polar.
Karena jenis ikatannya yaitu kovalen polar dan perbedaan elektronegativitasnya tidak terlalu kecil, maka pada H2O Oksigen mempunyai sedikit muatan negatif, dan hidrogen mempunyai sedikit muatan positif. Karena transfer elektron pada senyawa H2O tidak benar-benar terjadi penuh maka muatan yang ditransfer bukan +1/-1 melainkan ditunjukkan dengan simbol δ + (delta plus) dan δ − (delta minus) yaitu muatan positif/negatif parsial.
Perbandingan Struktur Molekul Air dan Karbondioksida
Mari kita lihat dan bandingkan beberapa model struktur ikatan pada air H2O dengan karbon dioksida (CO2) pada gambar:
- A. Struktur lewis memperlihatkan jumlah elektron yang terlibat dalam ikatan
- B. Diagram struktur memperlihatkan jumlah ikatan pada kedua senyawa. Pad H2O terdapat ikatan tunggal sedangkan CO2 terdapat ikatan rangkap
- C. Pada diagram bola dan batang ini sanggup dilihat bentuk molekul H2O dan CO2 dalam bentuk 3 dimensinya, jarak ikatan antara setiap atomnya juga sanggup dilihat dengan tepat
- D. Diagram positif 3 dimensi merupakan gambar yang paling representatif dalam memperlihatkan bentuk molekul secara 3 dimensi diubahsuaikan pada bentuk bahu-membahu di alam.
Ikatan Kovalen Polar
Konsep ikatan kovalen polar pada H2O didasarkan pada posisi dari muatan parsial positif δ + (delta plus) dan negatif δ -(delta minus). Bentuk molekul v pada H2O akan memperlihatkan pengaruh signifikan pada sifat kepolaran H2O.
Dengan bentuk ibarat ini, maka akan terdapat dua titik muatan, yaitu kepingan atas yaitu muatan positif sedangkan kepingan bawah yaitu muatan negatif. Karena muatan parsial ini besarnya dan arahnya gayanya berbeda maka terbentuklah ikatan kovalen polar.
Karena adanya dua kutub muatan ini, maka molekul H2O cenderung bergabung dengan molekul H2O lainnya. Seperti terlihat pada gambar;
Kutub muatan parsial positif dan negatif ini terdapat pada semua molekul yang berikatan kovalen polar. Contoh lainnya aialah pada Ammonia (NH3) dan HCl yang mempunyai diagram tiga dimensi ibarat berikut;
Ikatan Kovalen Non Polar
Perhatikan bahwa pada setiap diagram tiga dimensi molekul-molekul di atas, terdapat dua ujung yang berbeda muatan parsialnya. Kemudian bandingkan dengan senyawa CO2 yang merupakan senyawa non polar.
Pada senyawa CO2 muatan parsialnya mempunyai arah dan gaya yang berlawanan dan sama, oleh lantaran itu sifatnya saling meniadakan sehinga tidak terjadi polarisasi. Itulah sebabnya CO2 mempunyai ikatan kovalen nonpolar
Kejadian ini sanggup teramati pula pada molekul Karbon Tetra Fluorida CF4 yang membentuk struktur 3 dimensi ibarat berikut ini: Pada kepingan ujung dari molekul CO2 hanya terdapat mulatan parsial negatif, hal ini menciptakan mustahil terjadi ikatan antar molekul CO2 yang kemudian berakibat CO2 mempunyai sifat Non polar.
Reff::
+Ryerson, High School Chemistry 11, Mc Graw-Hill
+Keenan W Charles, Kleinfelter C Donald, Wood H Jesse, 1984, Ilmu Kimia Untuk Universistas, Erlangga
Sumber https://mystupidtheory.com