Random post

Friday, June 8, 2018

√ Pengertian Dan 30 Rujukan Majas Satire

Pengertian dan 30 Contoh Majas Satire – Majas Satire ialah majas yang mengungkapkan suatu hal dengan memakai penguatan terhadap makna yang ingin disampaikan. Pada penerapannya dalam kalimat seringkali majas ini dipakai untuk sindiran, ejekan, atau untuk materi banyolan terhadap suatu hal. Berikut beberapa pola majas satire dalam kalimat beserta penjelasannya :


Contoh :


1. Sup ini terasa begitu asin bagiku dan menurutmu masih harus ditambahi garam, Apa lidahmu sedang tidak berfungsi?


Penjelasan :

Kalimat majas Satire di atas menguatkan makna pada kalimat dengan penegasan dalam bentuk cuilan kalimat tanya yakni “Apa lidahmu sedang tidak berfungsi?”. Sebelumnya tujuan yang ingin disampaikan yaitu peryataan bahwa sup sudah terlalu asin akan tetapi masih saja akan ditambahi garam. Pada bentuk cuilan kalimat tanya juga menyatakan sindiran atau usikan yang merupakan salah satu identifikasi dari majas satire dalam kalimat.


2. Lihat dan malulah sedikit dengan tubuhmu yang kekar dan besar itu! hanya mengangkat barang ini saja kamu tidak besar lengan berkuasa dan histeris berteriak minta tolong.


Penjelasan :

Pada kalmat di atas memuat majas satire yang ditunjukkan pada penguatan makna yang terdapat dalam kalimat dengan penegasan menyerupai pada bentuk cuilan kalimat “Lihat dan malulah sedikit dengan tubuhmu.” Makna serta tujuan yang ingin diungkapkan terdapat pada cuilan kalimat kedua yakni “hanya mengangkat barang ini saja kamu tidak kuat”. Penggalan kalimat kedua menyatakan wacana ketidakmampuan seseorang dalam mengangkat barang padahal secara fisik orang tersebut sanggup dikatakan sebagai orang yang kuat. Pada bentuk cuilan kalimat pertama menyatakan usikan atau sindiran yang menjadi syarat utama majas satire dalam kalimat.


3. Apa kamu tidak melihatku yang berada di depanmu? Apa kamu buta?


Penjelasan :

Pada kalimat di atas makna, maksud, dan tujuan penyampaian terdapata pada cuilan kalimat “Apa kamu tidak melihatku yang berada di depanmu?”. Selanjutnya peryataan pada cuilan kalimat tersebut dikuatkan kembali dari segi maknanya dengan peryataan berikutnya yakni “Apa kamu buta?”.


Selanjutnya perhatikan kembali majas satire dalam kalimat 4 – 30 berikut :


4. Pakaian yang kamu kenakan hanya itu-itu saja, apa hanya selembar kain itu yang kamu gunakan sebagai epilog tubuhmu?

5. Lihatlah orang tuamu yang bekerja keras membanting tulang tak kenal lelah, apa kamu lumpuh sehingga tak bisa mengerjakan apa-apa?

6. Lihatlah perjuangannya untuk mendapat hatimu, apa kamu tidak mempunyai hati sama sekali?

7. Pedagang itu hanya berjualan sayuran dan saya yakin hidupnya sangat menderita, teganya dirimu menawar barang dagangannya dengan harga yang begitu rendahnya, apa kamu ini tak memunyai perasaan?

8. Ambillah sendiri barang yang kamu butuhkan, memangnya kamu tak punya kaki dan tak bisa berjalan?

9. Apa selama ini jau tak bisa melihat? Perhatikan orang-orang disekelilingmu yang hidup dengan serba kekurangan dibandingkan dengan dirimu.

10. Sudah kukatakan berkali-kali semoga engkau tak menyentuh barang haram itu lagi, apa kamu tuli?




style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-1973764693216878"
data-ad-slot="5881289326">


11. Kau mau diet menyerupai apa lagi? Tubuhmu sekarang hampir menyerupai kulit yang membungkus tulang.

12. Kau sungguh tak mengerti situasi, tengah hari di siang bolong ini kamu menggajakku lari marathon? Apa kulitmu terbuat dari besi?

13. Nasi goreng ini terasa sangat pedas menyerupai akan aben lidahku dan kamu malah ingin menambahkan sambal ke dalamnya, apa lidahmu tidak lagi peka terhadap rasa pedas?

14. Apa paru-parumu terbuat dari besi? Masih saja engkau merokok dengan kondisi kesehatan yang jelek itu.

15. Kau menyetel musik sangat keras, apa pendengaranmu bermasalah?


16. Dari tadi saya memanggilmu berkali-kali tapi kamu tidak juga mendengarnya, apa kamu tuli?

17. Cobalah bersihkan dirimu dengan benar dan hilangkan bacin badanmu yang tak sedap itu, apa hidungmu bermasalah sehingga kamu tak bisa mencium aroma basi tubuhmu sendiri?

18. Tubuhmu terlalu tambun untuk menjadi lebih gemuk, dan kamu masih akan menambah berat badanmu lagi?

19. Apa kamu tidak lagi merasa risih dengan rambutmu yang sudah terlalu panjang itu?

20. Lemari sebesar ini saja masih kamu tabrak, apa matamu sudah tak bisa melihat?


21. Sejak tadi namamu dipanggil melalui pengeras suara, apa telingamu masih berada di tempatnya?

22. Bau basi ini sangat menusuk hidung akan tetapi kamu biasa saja terhadap bacin yang mengganggu ini, apa hidungmu masih berfungsi?

23. Bagaimana kamu bisa jadi sebodoh ini, apa kamu masih berotak?

24. Persoalan gampang semacam ini saja kamu tak bisa mengatasinya, sebetulnya sebodoh apa dirimu ini?

25. Pekerjaan menyerupai ini saja kamu tidak bisa menyelesaikannya, apa dahulu kamu tidak pernah makan dingklik sekolah?


26. Mengapa kamu menerobos lampu kemudian lintas yang sedang menyala merah, apa kamu buta warna?

27. Mengapa kamu masukkan garam ke dalam gelas kopi ku? Apa matamu rabun yang tidak bisa membedakan antara gula dan garam?

28. Berulang kali kamu salah memasukkan gula ke dalam masakan, apa kamu ini bodoh?

29. Kenapa kamu bisa keliru membedakan gagang telefon dengan setrika? Lihatlah wajahmu yang terlihat jelek menyerupai otakmu yang cacat karenanya!

30. Mengapa kamu bisa sedungu itu? Apa otakmu tak lagi bisa dipakai untuk berpikir?


Sumber :


http://www.kelasindonesia.com/2015/05/pengertian-dan-contoh-majas-sindiran-lengkap.html


Baca Juga:


Pengertian dan Puluhan Contoh Majas Epifora

Pengertian dan Contoh Majas Perumpamaan atau Asosiasi

Pengertian dan 3 Contoh Paragraf Perbandingan



Sumber https://ruangseni.com