Random post

Wednesday, June 6, 2018

√ Pengalaman Menguap Dan Rahang Tidak Dapat Menutup Lagi !

Saat kita mulai mengantuk tentu akan secara tidak sadar menguap, namun pernahkah anda pada ketika menguap terlalu lebar dan rahang tidak dapat menutup kembali menyerupai semula (tidak dapat mingkem). Ini ialah pengalaman mengerikan yang pernah saya alami, dan bagi anda yang mungkin pernah mengalaminya maka saya akan mengembangkan gosip mengenai kejadian ini.


PADA SAAT MENGUAP TERLALU LEBAR TERDENGAR 'TUKK/KLIK/CLICKING'
Awalnya pada ketika menguap terasa oleh saya ialah suara tukk atau menyerupai tulang rahang yang bergeser, saya menganggap ini biasa saja, namun sehabis sekian usang yang terjadi ialah rahang tidak kembali menutup lagi (tidak bisa mingkem), saya berusaha mengembalikan ke posisi semula dan akhirnya dapat menutup menyerupai biasa, dan kejadian ini berlangsung terus menerus setiap kali saya menguap dan jujur saya lelah.

TIDAK BISA MINGKEM SAMPAI SATU JAM
Setelah hampir dua ahad semenjak kejadian itu, saya pernah mengalami hal serupa namun sudah terlalu parah, menyerupai biasa menguap dan tidak dapat menutup lagi, namun sehabis saya berusaha sekian usang rahang tidak dapat kembali ke posisi semula dan ini rasanya sangat sakit dan pegal alasannya ialah harus menahan rahang, hingga hingga satu jam saya berusaha untuk mengembalikan ke posisi semula tapi tidak berhasil.

Akhirnya saya pergi ke klinik untuk konsultasi hal ini.

KONSULTASI DENGAN SPESIALIS POLI GIGI
Kenapa saya ke poli gigi? saya mengira ini ialah salah satu penyebab dari gigi impaksi. Sekedar pengetahuan Gigi Impaksi ialah gigi geraham yang tumbuh paling belakang, gigi ini juga disebut gigi bungsu alasannya ialah memang tumbuh pada ketika usia 20tahunan.

Dokter gigi memberi keterangan bahwa ini bukanlah penyebab gigi impaksi, tapi ini adalah Temporomandibular Joint Syndrome (TMJ). TMJ terjadi alasannya ialah kebiasaan seseorang yang mengunyah masakan hanya pada salah satu sisi saja, sehingga otot-otot pada rahang mengalami ketidak seimbangan, hal ini biasanya terjadi pada sesorang yang sudah lanjut usia, tapi tidak menutup kemungkinan terjadi pada usia 20-an.

Karena dokter gigi ini tidak dapat mengambil tindakan untuk mengembalikan rahang menyerupai semula, akhirnya saya dirujuk kerumah sakit untuk ditangani, tepatnya ke IGD/UGD.

DI UGD RUMAH SAKIT
Tanpa basa kedaluwarsa saya pribadi menghampiri UGD dan memperlihatkan surat rujukan, awalnya ditanya apa yang terjadi, tapi saya hanya dapat melaksanakan bahasa aba-aba alasannya ialah memang verbal tidak dapat mingkem yang pasti sulit untuk berbicara.

Saya ditangani oleh dokter jaga, ia pun sebelumnya sudah menangani hal yang serupa. Kedua ibu jari dokter ditempatkan digigi geraham bawah dan ditekan kebawah dengan tujuan semoga rahang yang bergeser kembali ke posisi semula, jujur rahang seakan hampir sobek, tapi akhirnya rahang saya kembali menyerupai semula.

Sejak ketika itu saya dihentikan menguap atau membuka verbal lebaar-lebar semoga tidak terulang hal serupa.

RUJUK KE DOKTER SPESIALIS GIGI DAN MULUT
Satu ahad kemudian saya disarankan untuk pergi ke dokter seorang andal gigi dan mulut, dan didaerah Karawang ternyata hanya ada di RSUD dan Lira Medika, dokter di klinik memutuskan untuk menyarankan saya pergi ke Lira Medika alasannya ialah dia kenal dokter seorang andal tersebut.

Di RS Lira Medika saya bertemu dengan dokter seorang andal gigi dan mulut, sebelumnya saya di rontgen terlebih dahulu untuk lebih terang dimana letak abnormalnya, sehabis di rontgen dokter menyimpulkan bahwa saya mengunyah dengan satu sisi saja yang mengakibatkan ketidak seimbangan gerakan pada rahang, dan jadinya sisi lainnya mengalami trauma alasannya ialah terlalu berpengaruh mengunyah, padahal seharusnya mengunyah itu dengan kedua sisi. Pada akhirnya akan terdengar bunyi tuk/klik/clicking pada ketika mengunyah masakan atau yang lebih parah akan terasa sakit ketika mengunyah.

HARUS PASANG ALAT PADA RAHANG
Saya ingat apa yang dia katakan atas solusi yang dialami oleh saya ini, yaitu secara teori tidak dapat pulih menyerupai semula dan solusi terbaik ialah dilakukan pemasangan plastik pada rahang, secara medis seharusnya dapat kembali pulih alasannya ialah mengingat usia yang masih muda (25th).

Saya memutuskan untuk menunda menjalani operasi pemasangan plastik pada rahang semoga tidak terjadi clicky, mengingat biaya yang tidak murah (sekitar 11jutaan) dan tentunya tidak tercover BPJS 😑.
Dan ini juga tidak dilakukan oleh dokter seorang andal Gigi dan verbal melainkan oleh dokter spesialis Prostho (Bedah verbal dan Rahang).




Sumber http://www.hendrisetiawan.com