Random post

Friday, May 18, 2018

√ Pengertian Esai, Cara Menyusun, Dan Pola Terbaru

Pengertian Esai, Cara Menyusun, dan Contoh Terbaru – Esai ialah sebuah goresan pena yang didalamnya terkandung pendapat, opini, atau jawaban pribadi perihal sebuah duduk masalah atau problematika yang sedang berkembang di kehidupan masyarakat. Cara menyusun sebuah esai yang baik perlu memperhatikan hal-hal berikut, diantaranya ialah :


1. Penentuan Tema yang Menarik


Sebelum memulai menulis sebuah esai, terlebih dahulu tentukan apa yang menjadi fokus dan tema yang hendak dituangkan ke dalam tulisan. Penentuan tema yang baik sangat besar lengan berkuasa pada kualitas esay yang nantinya akan ditulis. Sebaiknya tema yang diambil yakni yang berkaitan akrab dengan situasi dan kondisi sosial kemasyarakatan yang tengah terjadi.


2. Melakukan Riset


Setelah memilih tema esai, berikutnya lakukan sedikit riset melalui sumber lain semisal buku penjunjang, internet, dan lain sebagainya. Hal ini dilakukan untuk menambah wawasan serta memperkuat argumen dari isi esai yang hendak dibuat. Riset komplemen juga mempunyai kegunaan untuk menambah data-data lain yang dibutuhkan menyerupai teori, fakta, dan lain sebagainta.


3. Menyusun Outline


Menyusun outline sama halnya menyerupai menciptakan kerangka untuk menyusun suatu karya tulis. Menyusun kerangka atau outline dilakukan guna merunutkan gagasan-gagasan yang ingin disampaikan dalam sebuah esai.


Outline juga mempunyai kegunaan untuk menjaga goresan pena yang dibentuk biar tidak keluar dari koridor gagasan atau inspirasi yang telah disusun dalam kerangka.


4. Memperhatikan Diksi (pemilihan kata)


Esai yakni suatu karya tulis yang bersifat formal yang memakai bahasa baku. Karenanya esai juga harus memperhatikan pemilihan kata yang sesuai dengan segmentasi pembaca. Jika target pembaca yakni masyarakat dari kalangan akademisi, maka gaya bahasa dan diksi yang dipakai harus bersifat akademis. Jika segmentasi pembaca yakni dewasa dan pemuda, maka gunakanlah diksi dan gaya bahasa yang ringan dan gampang dicerna tanpa mengabaikan kaidah penggunaan bahasa baku dan formal.


5. Kerjakan


Berikutnya mulailah menulis dengan memperhatikan hal-hal berikut ini :


a. Introduction


Introduction ialah awal dari essay yang mengungkapkan sesuatu yang ingin disampaikan dalam sebuah esai. Di dalam introduction secara umum memuat pernyataan pribadi penulis mengenai sebuah duduk masalah yang hendak di sampaikan. Menulis pernyataan dalam introduction sebaiknya memakai gaya bahasa yang mengundang keingintahuan pembaca untuk meneruskan kegiatan membaca hingga kepingan simpulan goresan pena anda.


b. Isi


Bagian isi secara umum memuat benang merah dan garis besar mengenai hal yang ingin disampaikan dalam esai. Dalam menulis kepingan isi juga perlu memperhatikan outline yang telah disusun biar pembahasan tidak keluar dari gagasan atau inspirasi pokok esai. Melalui outline, isi dari esai juga bisa dikembangkan untuk menjadi unsur penting yang mendukung gagasan esai.


c. Penutup


Bagian simpulan dari esai yakni epilog yang di dalamnya memuat sebuah konklusi atau kesimpulan dari esai. Kombinasikan seluruh point penting yang telah dijabarkan dalam isi esai dan tuangkan seluruhnya ke dalam konklusi di simpulan esai dengan kalimat yang singkat. Konklusi atau kesimpulan haruslah merupakan representasi dari isi esai dan sangat tidak baik kalau pada kesimpulan memunculkan inspirasi atau gagasan lain selain dari isi esay.


d. Judul


Penentuan judul haruslah menarik dan mewakili dari tema esai yang hendak disampaikan kepada pembaca.




style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-1973764693216878"
data-ad-slot="5881289326">


Contoh Esai :


Ke Mana Hilangnya Bahasa Daerah Lampung?


Bahasa kawasan yakni salah satu dari simbol budaya. Jika masyarakat pada suatu kawasan memakai bahasa kawasan sebagai simbol budayanya, maka sanggup dipastikan bahwa masyarakat tersebut mempunyai kesadaran berbudaya yang cukup baik. Misalnya saja pada masyarakat sumatera barat yang secara umum di wilayahnya masih memakai bahasa kawasan minang, sumatera selatan dengan bahasa melayunya, jawa barat dengan bahasa sundanya, jawa tengah dengan bahasa jawanya, dan seterusnya. Dengan demikian sebagian besar masyarakat Indonesia sanggup disimpulkan masih menjunjung tinggi simbol kebudayaan mereka dengan cara berbahasa kawasan masing-masing.


Kalau seandainya benar bahwa tiap-tiap kawasan masih menjunjung tinggi bahasa wilayahnya masing-masing dengan cara mempergunakannya dalam acara keseharian mereka, tentu secara eksklusif masyarakat ikut serta melestarikan budaya bangsa pada aspek bahasa daerahnya. Permasalahannya yakni tidak semua kawasan di Indonesia yang hingga sekarang masih menjunjung tinggi bahasa kawasan dengan cara menggunakannya di kehidupan keseharian masyarakatnya. Dalam pembahasan ini bukan perihal kota Jakarta yang merupakn wilayah dengan penduduk multi etnis terbesar di Indonesia. Mungkin saja kalau ditinjau dari sudut pandang yang berbeda, masyarakat Jakarta lebih banyak mendapat pemakluman akan hal tersebut. Akan tetapi duduk masalah kali ini tertuju pada sebuah kawasan administratif yang di dalamnya sangat jarang sekali ditemukan penggunaan bahasa kawasan orisinil dari tempat tersebut. Daerah tersebut yakni provinsi Lampung.


Di provinsi Lampung sangat sulit sekali menemukan masyarakat yang berkomunikasi memakai bahasa orisinil kawasan tersebut. Terlebih kalau berada di kota Bandar Lampung. Hampir seluruh warganya memakai bahasa Indonesia. Bahkan tak sedikit yang memakai bahasa kawasan dari etnis di luar Lampung. Berbeda halnya kalau berada di kota Bandung, Surabaya, Palembang, Yogyakarta, dan lain sebagainya yang masyarakatnya kental dengan penggunaan bahasa kawasan masing-masing. Mengapa warga masyarakat Lampung tidak memakai bahasa orisinil kawasan mereka sendiri? Bukan lantaran tidak ingin, lebih tepatnya yakni tidak menguasai bahasa nenek moyang sendiri. Bagaimana mungkin seseorang yang lahir, besar, dan tinggal di suatu kawasan akan tetapi tidak bisa memakai bahasa kawasan setempat?


Faktor yang melatarbelakangi terjadinya fenomena ini sangatlah kompleks. Salah satu diantaranya yakni faktor eksternal. Faktor eksternal ini disebabkan oleh banyaknya warga pendatang dari etnis lain dari seluruh Indonesia. Beberapa diantaranya ialah etnis Jawa, Sunda, Bali, Padang, Batak, Banten, dan masih banyak lagi. Permasalahannya terletak pada intervensi penggunaan bahasa kawasan etnis pendatang terhadap etnis Lampung itu sendiri. Begitu masivnya penggunaan bahasa kawasan pendatang yang bahwasanya hanya dilakukan dalam komunitas mereka masing-masing, akan tetapi berdampak pada kurang populernya bahasa Lampung di tanahnya sendiri. Oleh karenanya masyarakat Lampung “gagal” menjajah etnis pendatang untuk bisa menguasai bahasa kawasan Lampung itu sendiri. Kasus berbeda tentu kita temukan di kawasan lain dimana etnis pendatang sanggup bisa menguasai bahasa kawasan di tempat yang ia tinggali.


Etnis Lampung dikenal dengan warganya yang sangat toleran terhadap etnis lainnya dalam hal berbahasa. Jika ada dua orang etnis Lampung sedang bercakap memakai bahasa daerah, kemudian tiba-tiba tiba seorang pendatang etnis Sunda ingin bergabung. Maka dengan cepat kedua orang etnis Lampung merubah percakapan yang semula memakai bahasa kawasan menjadi bahasa Indonesia. Lebih parahnya lagi, kalau kedua orang tersebut menguasai bahasa Sunda, maka kedua orang beretnis Lampung tersebut tak akan segan untuk memakai bahasa Sunda dengan tujuan menghormati sang warga pendatang tersebut. Toleransi dalam konteks ini tentu tidaklah tepat.


Hendaknya warga Lampung khususnya etnis orisinil suku Lampung sanggup serius menanggapi duduk masalah yang tidak sederhana ini. Bahasa kawasan yakni simbol eksistensi dan budaya lokal. Jika bahasa kawasan tak lazim dipakai oleh warga di kawasan itu terlebih lagi bagi etnis aslinya, kemudian hendak bagaimanakah kebudayaan kawasan sanggup dilestarikan? Mari sama-sama kita jaga identitas kebudayaan etnis kita dengan cara pelestarian berbahasa.


Sumber :

http://www.kelasindonesia.com/2015/05/cara-membuat-esai-yang-baik-dan-contoh-karangan-esai.html


Baca Juga:


Pengertian dan Macam-Macam Konjungsi dan Contohnya

Pengertian dan Daftar Kata Benda Bahasa Indonesia

Pengertian, Jenis, dan Contoh Diksi dalam Kalimat



Sumber https://ruangseni.com