Random post

Wednesday, May 30, 2018

√ Pengertian Dan Pola Kata Hubung Koordinatif

Pengertian dan Contoh Kata Hubung Koordinatif – Konjungsi yaitu kata kiprah yang mempunyai fungsi penghubung antara dua satuan bahasa yang mempunyai derajat yang sama. Satuan bahasa tersebut bisa berupa kata dengan kata, klausa dengan klausa, frasa dengan frasa, dan kalimat dengan kalimat. Konjungsi juga berperan sebagai alat untuk mencapai keterpaduan dalam suatu wacana atau paragraf yang menyebabkan sebuah wacana tersebut terhubung secara gramatikal, padu, dan logis. Pada penerapannya dalam paragraf atau wacana, kata hubung atau konjungsi sanggup dibedakan ke dalam dua jenis yakni konjungsi subordinatif dan konjungsi koordinatif. Dalam bahasan ini secara khusus akan memusatkan pada bahan konjungsi koordinatif. Berikut penjelasannya :


Konjungsi Koordinatif


Konjungsi koordinatif merupakan kata hubung yang berfungsi menghubungkan dua unsur satuan bahasa atau lebih dalam sebuah wacana atau paragraf yang mempunyai kesetaraan kedudukan. Berikut contoh-contohnya :


1. Konjungsi “Dan”


Konjungsi “dan” berfungsi sebagai pengindikasian keterkaitan atau relasi antar kalimat. Contoh :


Kalimat 1 = Adik membaca komik di kamar

Kalimat 2 = Adik memakan cemilan di kamar


Penerapan konjungsi “dan” sanggup menciptakan kedua kalimat yang berkedudukan setara tersebut menjadi suatu kalimat beragam “Adik membaca komik dan memakan cemilan di kamar”.


– Amir mengobrol dan bercanda ria bersama teman-temannya di alun-alun.

– Sukirman memainkan gitar dan bernyanyi di atas panggung sekolah.

– Ketika pergi ke Lampung Barat, paman membeli pisang dan apel untuk kami di rumah.

– Zaitun dan Zulaikha pergi bersama menuju masjid untuk mengikuti pengajian.

– Mira dan Supriatin berangkat menuju ke sekolah bersama-sama.

– Nina bernyanyi dan menari dengan diiringi musik klasik tradisional.


2. Konjungsi “Serta”


Konjungsi “serta” mengindikasikan suatu relasi pendampingan antara dua kalimat. Contoh :


Kalimat satu = Pak Guru menyanyikan lagu Indonesia Raya

Kalimat dua = Murid-murid menyanyikan lagu Indonesia Raya


Kedua kalimat tersebut jikalau dihubungkan menjadi satu dengan konjungsi “serta”, maka kalimatnya akan menjadi “Pak Guru serta murid-murid menyanyikan lagu Indonesia Raya”.


Contoh lainnya :


– Para penerima agresi tenang bela Al-Qur’an beserta seluruh kaum muslimin di seluruh dunia kecewa dengan perilaku bapak Presiden yang enggan menemui mereka.

– Ketua BEM Universitas Gajah Mada serta jajaran pengurus lainnya mengunjungi kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.

– Pada insiden kebakaran itu terlihat seorang ibu berlari kepayahan dengan membawa serta anak-anaknya yang masih kecil-kecil.

– Wanita yang berprpfesi sebagai guru Taman Kanak-kanak itu bernyanyi bersama guru lainnya yang disertai oleh murid-murid TK.

– Seluruh karyawan serta buruh perusahaan retail itu melaksanakan agresi unjuk rasa menuntut adanya kenaikan honor pegawai.


3. Konjungsi “Atau”


Konjungsi “atau” berperan sebagai penanda yang menyatakan suatu pilihan dalam sebuah wacana atau paragraf. Contoh :


– Kau bebas untuk menentukan ia atau diriku.

– Di toko pakaian itu tentu anda bisa menentukan hendak membeli baju atau kemeja.

– Kau ingin sarapan nasi uduk atau bubur ayam?

– Sebenarnya kamu ini memihak kepada temanmu atau musuh temanmu?

– Pilih saja camilan manis yang kamu suka, hendak pisang goreng ataukah bakwan?

– Pakai saja mangkuk atau piring di dapur untuk menyajikan mie instan yang telah kamu beli.

– Pilihlah yang kamu suka, ingin yang merah atau putih?




style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-1973764693216878"
data-ad-slot="5881289326">


4. Konjungsi “padahal” dan “melainkan”


Konjungsi ini mengindikasikan adanya relasi antar kalimat yang saling bertentangan.


contoh :


– Rudi bisa meraih juara kelas dengan perjuangan dan kerja keranya, padahal dahulu ia sangat terbelakang di kelasnya.

– Susi terlihat menyerupai anak yang baik dengan kata-katanya yang halus, padahal di dalam hatinya tersimpan niat buruk terhadap setiap orang yang tidak disenanginya.

– Jalur busway bukan untuk dipakai oleh sepeda motor atau metro mini, melainkan hanya khusus diperuntukkan untuk busway saja.

– Hukum bukan hanya berlaku pada orang kecil saja, melainkan juga harus tegas terhadap kaum elit dan kapitalis.

– Teganya engkau menghianatiku, padahal selama ini saya selalu ada di sampingmu.

– Beras yang diperuntukkan kepada orang miskin itu bukan untuk dikonsumsi oleh orang berada, melainkan hanya untuk warga tidak bisa saja yang berhak menikmatinya.

– Nilai matematikaku selalu saja jelek, padahal saya telah berusaha keras belajar.


5. Konjungsi “tetapi” dan “namun”


Konjungsi “tetapi” dan “namun” berfungsi sebagai pengindikasi terhadap relasi kalimat yang berlawanan. Contoh :


– Aris yaitu anak yang arif akan tetapi ia sangat suka berbohong.

– Mekipun Gina terlihat santun dan baik, namun bukan berarti ia tidak pernah berkata kasar.

– Walaupun Dino selalu berbuat onar namun bukan berarti ia tak mempunyai sisi baik sama sekali.

– Jesica yaitu anak yang cantik, namun sayangnya ia sangat galak.

– Mirnawati yaitu anak yang lemah lembut, tetapi ada kalanya ia bisa bersikap tegas terhadap siapa saja yang menciptakan dirinya tak merasa nyaman.

– Perdebatan dalam diskusi seringkali terjadi, namun hal tersebut yaitu hal yang sangat biasa.


Sumber :

http://www.kelasindonesia.com/2015/03/pengertian-dan-contoh-kata-hubung-koordinatif.html


Baca Juga:


Panduan Menggunakan Tanda Kurung Siku dan Petik Tunggal dalam Kalimat

Contoh Kata Sandang dan Pengertiannya

Contoh Penggunaan Huruf Kapital dengan Benar



Sumber https://ruangseni.com