Random post

Sunday, May 13, 2018

√ Pengalaman Minjemin Duit Sampe Kapok

Manusia yaitu makhluk sosial yang tentunya perlu santunan orang lain, baik itu berupa santunan materi maupun nonmateri. Saya sendiri pernah meminta santunan materi dan juga pernah memperlihatkan santunan materi kepada orang lain, namun disini akan bercerita seputar kehidupan hutang piutang yang amat erat dengan manusia.



MEMINJAMKAN MATERI 
Meminjamkan materi atau boleh disebut dengan DUIT pasti pernah dialami insan didunia ini, saya sewaktu bekerja dipabrik sering meminjamkan uang ke teman terdekat saja, merasa kasihan dan iba menciptakan hati ini luluh untuk meminjamkannya, terlebih teman saya ini dari luar kota yang ngekost diarea erat tempat pabrik, yaa saya sebagai pribumi (penduduk asli) ingin membantu meringankan bebannya.

Setiap selesai bulan sesuai gajian niscaya temen saya ini akan mengembalikan uangnya dan biasanya beliau memperlihatkan sedikit tambahan, namun saya tolak alasannya beliau niscaya lebih membutuhkannya untuk biaya sehari-hari, lagi pula saya masih tinggal dirumah orang tua, jadi lebih ekonomis untuk pengeluaran bulanannya.

BALIKINNYA TELAT 
Kejadian ini sering kali saya alami ketika meminjamkan uang ke teman tapi mereka telat dari tempo yang sudah dijanjikan, janjinya bulan ini tapi beliau bilang bahwa uangnya terpakai untuk anu-ini, okelah saya masih dapat tolerir, mengingat kasihan juga, biasanya tipikal ini mereka yang sudah menikah dan atau punya cicilan😪.

TIBA-TIBA AMNESIA
Nah ini beliau insan yang sering saya temui dimuka bumi ini, dateng nyamperin ngemis-ngemis minta pinjam uang tapi ketika waktunya sudah harus dikembalikan mereka malah bilang nanti-nanti-nanti-bulan depan-minggu depan, begitu sudah tempo kedua saya tunggu malah bilang nanti lagi, ini sih tipikal orang yang tidak tahu diri😤.

Saya ini tipe orang yang cukup 2 kali menagih hutang ke orang lain, kalau jawabannya nanti-nanti saya sudah malas untuk menagih lagi😓, jadi saya biarkan mereka sadar diri, yaa paling tidak setiap akan jatuh tempo dan mereka belum dapat bayar setidaknya bilang maaf tidak bisa, tapi ini sama sekali tidak ada kabar sama sekali seakan mereka melupakan apa yang tlah terjadi, miris memang apa saya yang terlalu baik yaa🤔.

Saya juga sering menemui orang dengan tipikal penghutang ibarat ini, setiap kali bertemu seperti tidak punya rasa bersalah, bahkan ada salah satu dari mereka yang ibarat tidak kenal sama si ngasih hutangnya alias saya, lewat dijalan pun tidak menyapa. Loh kok mereka? alasannya yang punya hutang kesaya ini kan banyak😬, jumlahnya pun ratusan ribu hingga jutaan rupiah.

SAYA KAPOK?
Saya akan tidak kapok dan lebih respect terhadap mereka yang meminjam uang tapi masih dapat mengembalikan sesuai dengan janjinya, tapi saya kapok terhadap mereka yang ingkar janji atau bahkan pura-pura amnesia akut. Artinya saya jahat atau pelit? hey hey saya juga insan biasa yang punya nista dan kehilafan, anda butuh berarti anda juga harus patuh terhadap kesepakatan atau hukum yang ada, saya tidak memandang itu teman atau bahkan saudara, saya butuh dan anda juga butuh kan? saya tidak ingin menghancurkan hubungan karena problem ibarat ini, jadi lebih baik saya tidak meminjamkan kalau itu nantinya kacau😒 .

BERHUTANG HINGGA BERTAHUN-TAHUN
Apakah saya akan mengikhlaskan kalau ada seseorang yang meminjamkan uang dan hingga beribu tahun belum sempat membayarnya? saya akan tetap tagih hutang tersebut kepada orang yang bersangkutan walaupun itu setahun sekali, alasannya kalau tidak menagih artinya saya juga berdosa, siapa tahu mereka benar-benar lupa.

Jika mereka yang meminjam hutang kepada saya meninggal dunia saya ikhlaskan? saya tidak akan menjawab alasannya urusan tulus hanya saya dan Allah swt yang tahu. Saya jadi ingat ketika pesantren guru pernah menceritakan ancaman hutang kalau dibawa hingga meninggal dunia.

BAHAYA HUTANG
Saya akan sedikit menceritakan mengenai ancaman hutang kalau terbawa hingga akhirat menurut islam, sebelumnya saya tidak akan membahas hadist mengenai hal ini alasannya memang lupa, jadi kalau ada salah mohon koreksi😉.

Seseorang yang mempunyai hutang didunia contohnya si A dan yang menghutangi adalah si B. Pada suatu hari A meminjam uang kepada B sebesar Rp.500,- . Kemudian si A meninggal dunia, begitupun si B. Ketika diakhirat mereka dipertemukan dan si B berhak menagih hutangnya yang ada didunia kepada si A sebesar Rp500, si A tidak dapat membayarya alasannya yang namanya diakhirat mana ada uang bukan?, balasannya si B berhak mengambil pahalanya si A berapapun hingga si B ikhlas. Makara bagaimana kalau pahalanya habis tapi si B belum ikhlas? maka dosa si B dapat ditimpakan ke si A. Kok hutang cuman Rp500 dapat hingga menghabiskan pahala yang mempunyai hutang? alasannya tulus itu tidak dapat ternilai harganya.

Apakah anda sering mendengar ceramah pada dikala pemakaman atau sebelum shalat mayat yang menyampaikan "apabila almarhum/ah mempunyai hutang mohon untuk memberitahu keluarganya, atau dapat mengikhlaskannya", alasannya hutang didunia itu Hablum minan nas atau kekerabatan insan dan manusia, maka harus diselesaikan oleh keduanya selama didunia. Oleh karenanya bagi anda yang menyepelekan hutang mohon untuk memikirkan ulang, bagaimana kalau anda meninggal dunia dan tak ada keluarga anda yang mampu membayar hutang anda? tolong pikirkan baik-baik.🙂

Satu hal lagi untuk anda yang meminjamkan hutang, kalau itu akan berdampak baik kedepannya silahkan lakukan itu selama anda tidak keberatan, atau kalau berdampak jelek kedepannya maka anda boleh memilih tidak meminjamkannya atau memberinya. Makara contohnya ada teman saya yang meminjam uang dibawah Rp100rb tapi saya ragu untuk meminjamkannya, maka lebih baik saya memberinya Rp50rb untuk meringankannya tanpa harus ada komplemen hutang.

AKHIR KATA
Demikianlah sepenggal kisah kehidupan yang saya alami ini, semoga ini mengakibatkan bacaan yang mempunyai kegunaan bagi para pembaca yang sedang berbahagia.
Sumber http://www.hendrisetiawan.com