Random post

Thursday, May 31, 2018

√ 7 Akulturasi Kebudayaan Nusantara Dan Hindu Budha

Akulturasi kebudayaan merupakan suatu proses percampuran diantara unsur-unsur kebudayaan yang satu dengan kebudayaan lainnya, sehingga menghasilkan kebudayaan baru, Kebudayaan gres yang menjadi hasil percampuran, tersebut masing-masing tidak kehilangan ciri khas / kepribadian nya. Oleh sebab nya, untuk sanggup berakulturasi, tiap-tiap kebudayaan harus seimbang. Begitu pula untuk Akulturasi kebudayaan Hindu-Budha dari India dengan kebudayaan Lokal orisinil Indonesia.

7 Contoh hasil akulturasi antara kebudayaan Hindu Budha dengan kebudayaan Lokal orisinil Indonesia yaitu sebagai berikut:

 Akulturasi kebudayaan merupakan suatu proses percampuran diantara unsur √ 7 Akulturasi Kebudayaan Nusantara dan Hindu Budha
Relief Candi Borobudur

1. Contoh Akulturasi Seni Rupa dan Seni Ukir

Adanya efek dari India tentu saja membawa perkembangan di dalam bidang Seni Rupa, ukir maupun pahat. Hal ini kenyataannya sanggup disaksikan pada seni ukir atau relief-relief yang dipahat di pecahan dinding candi. Misalkan Relief yang dipahat pada Candi Borobudur yang berupa pahatan riwayat sang Buddha.

 Akulturasi kebudayaan merupakan suatu proses percampuran diantara unsur √ 7 Akulturasi Kebudayaan Nusantara dan Hindu Budha
Candi Borobudur

2. Contoh Akulturasi Seni Bangunan

Bentuk bangunan candi di Indonesia pada umumnya yaitu bentuk akulturasi antara unsur budaya Hindu Budha dengan budaya Lokal orisinil Indonesia. Bangunan yang megah, patung-patung perwujudan Buddha / dewa, serta pecahan dari stupa dan candi merupakan unsur-unsur dari India. Bentuk candi di Indonesia pada hakikatnya merupakan punden berundak yang tidak lain merupakan unsur orisinil Indonesia. Candi Borobudur yaitu salah satu dari pola akulturasi tersebut.


3. Contoh Akulturasi Seni Aksara dan Seni Sastra

Masuknya budaya India di Indonesia membawa efek perkembangan seni sastra yang cukup besar di Indonesia. Seni Sastra pada masa itu ada yang berbentuk puisi dan ada juga yang berbentuk prosa. dilihar dari isinya, kesusastraan dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
  • Kitab hukum
  • Tutur (Pitutur kitab keagamaan)
  • Wiracarita (Kepahlawanan)
Bentuk wiracarita sangat terkenal di Indonesia. Misal menyerupai Bharatayuda, yang digubah Mpu Panuluh dan Mpu Sedah.
 Akulturasi kebudayaan merupakan suatu proses percampuran diantara unsur √ 7 Akulturasi Kebudayaan Nusantara dan Hindu Budha
Wayang Kulit

Karya Sastra yang semakin berkembang terutama yang bersumber dari Ramayana dan Mahabharata ini, yang telah memunculkan seni pertunjukan wayang kulit. Pertunjukan wayang kulit yang ada di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa sudah sangat mendarah familiar. Cerita di dalam pertunjukan wayang kulit ini berasal dari India, namun wayangnya berasal dari Indonesia asli.

4. Contoh Akulturasi Seni Pertunjukan

JLA Brandes beropini bahwa Gamelan yaitu salah satu instrumen diantara seni pertunjukan asil yang dimiliki oleh Indonesia sebelum unsur-unsur budaya dari India masuk. Selama berabad-abad, gamelan telah mengalami perkembangan dengan masuknya unsur budaya gres baik pada segi bentuk maupun kualitas.
Macam-macam gamelan itu sendiri sanggup dikelompokkan dalam:
  • Xylophones
  • Chordophones
  • Membranophones
  • Aerophones
  • Tidophones

5. Contoh Akulturasi Sistem Kepercayaan

Sejak masa pra aksara, masyarakat di Kepulauan Indonesia sudah mengenali adanya simbol-simbol yang bermakna filosofis. contohnya kalau terddapat orang yang meninggal, di dalam kuburnya disertai dengan beberapa benda. Diantara benda tersebut biasanya terdapat lukisan orang yang sedang naik perahu, yang bermakna bahwa orang yang telah wafat, rohnya akan melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan yang membahagiakan yakni alam baka.


Masyarakat pada kala itu sudah percaya bahwa adanya kehidupan sehabis mati yakni sebagai roh-roh halus. Maka, roh nenek moyang mereka dipuja oleh orang yang masih hidup.

Sesudah Masuknya efek India, doktrin atas roh halus tidak hilang. Contohnya sanggup dilihat pada fungsi candi. Fungsi kuil atau candi di India ialah sebagai tempat pemujaan. Sedang Di Indonesia, di samping sebagai tempat pemujaan, candi juga sebagai makam raja atau untuk menyimpan debu mayat raja yang sudah meninggal. Hal Ini terperinci sebagai perpaduan antara fungsi candi di India dan tradisi pemakaman serta pemujaan roh nenek moyang yang sudah ada di Indonesia.

6. Contoh Akulturasi Arsitektur

Bangunan keagamaan menyerupai candi sangat dikenal pada masa Hindu Budha. Hal tersebut terlihat terperinci di mana pada sosok bangunan sakral peninggalan Hindu, menyerupai Cadi Gedungsongo maupun Candi Sewu.

Bangunan pertapaan wihara juga merupakan bangunan yang berundak. Terlihat di beberapa Candi Tikus, Candi Jalatunda, dan Candi Plaosan.

Bangunan suci berundak tersebut sebetulnya telah berkembang pada zaman pra aksara, yang menggambarkan alam semesta yang bertingkat. Tingkat paling atas yaitu tempat semayam para roh leluhur (nenek moyang). 

7. Contoh Akulturasi Sistem Pemerintahan

Sesudah datangnya Budaya India di Indonesia, dikenal adanya sistem pemerintahan secara sederhana. Pemerintahan yang dimaksud ialah semacam pemerintah di suatu kawasan tertentu (seperti desa). Rakyat mengangkat seorang kepala suku (pemimpin). Orang yang dipilih sebagai kepala suku biasanya orang yang sudah bau tanah (senior) sanggup membimbing, berwibawa, arif, mempunyai kelebihan tertentu menyerupai di bidang ekonomi dan biasanya dianggap mempunyai semacam kekuatan mistik atau kesaktian.

Sesudah efek budaya India masuk, maka pemimpin tadi diubah menjadi raja lalu daerahnya disebut sebagai wilayah kerajaan. Contoh nya menyerupai di Kutai.


Sekian Artikel mengenai Akulturasi Kebudayaan Nusantara dan Hindu Budha, Sejatinya Pengaruh kebudayaan Hindu Budha hanya bersifat saling melengkapi dengan kebudayaan lokal yang telah ada di Indonesia. Semoga artikel ini sanggup menambah wawasan dan pengetahuan sahabat markijar, baik itu mengetahui Manfaat Akulturasi Kebudayaan Nusantara, Manfaat Akulturasi Kebudayaan Hindu Budha atau Contoh hasil akulturasi kebudayaan Hindu Buddha di Indonesia.


Sumber http://www.markijar.com/